39. Being Dad

3.7K 552 90
                                    

Selamat hari raya idul adha, semuanya.
Jangan kurban perasaan terus yaaa 😉😁

Part ini jawaban kenapa nggak ada cerita Asya.

Part ini khusus untuk kalian yang rindu Aby Icha.

Gimana? Udah siap?

Jangan lupa vote dan komentar yaaaa 🤗

***

39. Being Dad

Ada yang terpendam.
Remuk redam.
Rasanya masam.
Dan sangat menyakitkan.

***





DISISI lainnya...

Abyan terperangah ketika pundaknya ditepuk beberapa kali. Ia menoleh, menghela napas mendapati Felix datang. Padahal tidak perlu, Aby tahu laki-laki itu sibuk kuliah. Felix membawa makanan untuknya. Tetapi Aby masih belum mau makan. Bukan, akhir-akhir ini dia memang tidak nafsu makan. Entah sudah berapa kali dia bertengkar dengan istrinya karena Aby selalu mengabaikan ajakan makannya. Berakhir Aby yang akan lari kesini, rumah sakit.

"Om mending pulang aja, Felix lihat muka Om capek banget. Biar Felix yang disini, gantian jagain Achel," ujar lelaki itu. Tersenyum pada Aby.

"Mungkin nanti," jawab Aby. Pandangannya jatuh pada sosok yang masih lemah di atas brankar. Anaknya. Buah hatinya. Putranya. Achel sudah koma lebih dari tiga hari. Selama itu pula, Aby selalu menjaganya. Di beberapa kesempatan, Aby memilih menunda bertemu dengan klien demi menjaga sang putra. Hanya Aby yang tahu ini, istrinya sama sekali belum tahu apa-apa.

"Om, tadi Felix ke rumah," ucap Felix, ia ingin berkata jujur mulai dari sekarang.

Aby diam, menunggu apa yang ingin Felix katakan.

"Sebelumnya Felix minta maaf, Felix sudah lancang mencintai anak Om," katanya, rasanya jantung Felix sudah mau pindah dari tempatnya. Ia seperti seseorang yang ingin meminta restu menikahi seorang gadis pada ayahnya.

"Hah? Cinta sama anak Om? Sama Ace?"

Ya gak salah sih, tapi...

"Om, Felix bukan gay ya!" katanya, hampir saja berteriak kalau tidak ingat ini di rumah sakit.

"Maaf, Om becanda kok." Kemudian, Aby melotot kaget, "Sama siapa nih? Anak Om kan banyak?!"

"Eh—" Felix menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Hmm, sama Queen, Om. Felix udah suka sama Queen dari lama."

"Queen ya?" gumam Aby. Pria itu kemudian menatap Felix dari atas sampai bawah. "Felix Lee. Ganteng lah lumayan, pintar juga nggak jauh sama Ace. Keren? Nggak salah, ayah kamu juga gaul sama kayak Om."

Felix terkekeh mendengar Aby memujinya. Padahal ayahnya sendiri jarang mengatakannya. Memang ya, ayah orang lain lebih menarik daripada ayah sendiri. Terkesan lebih baik, padahal kita juga tidak tahu bagaimana sifatnya membimbing keluarganya.

"Tapi—" Pandangan Aby jatuh pada kalung salib yang melingkari leher Felix. "Apa kalian bisa menyatukan perbedaan ini?"

***

Felix tersenyum saat Aby berpamitan pulang. Aby menitipkan pesan jika Achel sewaktu-waktu bangun atau ada pergerakan kecil, Felix harus mengabarinya. Felix setuju. Maka, rasanya Aby sangat tenang meninggalkan ruangan dimana Achel dirawat.

"Itu dia Om, tadi Felix ke rumah untuk berkunjung. Anterin kue dari Mama buat Tante Icha. Sama berpamitan sama Queen. Felix sudah memikirkan ini, jawaban dari semua doa-doa Felix. Bapa tidak mungkin merestuinya, begitu pula dengan Allah. Tuhan Queen. Kami, ah lebih tepatnya Felix mengundurkan diri sebelum berjuang."

[NUG's 6✔] ARZACHELWhere stories live. Discover now