02. Tidak Mengenal

6.8K 679 99
                                    

SELAMAT MEMBACA KISAH REA & ACHEL

SELAMAT MEMBACA KISAH REA & ACHEL

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

(Reana Elvira)

Jangan lupa vote sebelum membaca dan komentar setelah membaca.

Happy reading!

***

02. Tidak Mengenal

Padahal baru kemarin kamu menyelematkanku.
Memberiku kekuatan meski kita memang tidak saling mengenal.

***

REA memasuki rumah kontrakan tempat ia menetap. Memang tidak besar, tetapi itu sudah cukup untuk menampung ia dan ibunya. Waktu menunjukkan pukul dua belas malam. Rea menghela napas. Ibunya pasti sudah berangkat bekerja. Malam-malam penuh keheningan sudah menjadi teman setia Rea selama ini. Apa yag bisa dia lakukan selain bersyukur? Tentu saja tidak ada. Menghalang-halangi ibunya untuk berhenti bekerja dari sana pun, Rea yang kalah telak. Ia akan berakhir ditampar, dipukul, atau dikunci sampai Rea benar-benar kelaparan. Itu sudah menjadi hukuman bagi Rea kalau ia menentang sang ibu. Bersyukur lah kalian yang hidup di tengah-tengah keluarga harmonis dan lengkap.

Rea lapar. Maka, ia melangkah menuju dapur. Memanaskan sayur sisa tadi pagi. Tanpa lauk pun, Rea sudah sangat bersyukur. Ia membereskan piring kotor. Mengelap tangannya hingga kering dan masuk ke dalam kamar.

Tentu Rea tidak langsung tidur. Dia harus mengerjakan tugas kuliah sendiri. Ada tugas kelompok dan tidak ada satu temanpun yang mau berkelompok dengan Rea. Rea sudah hapal tabiat orang-orang seperti itu. Dan Rea tidak bisa apa-apa. Ia membuka laptop tua, laptop bekas yang ibunya belikan dari uang-uang sisa yang ada. Mulai berselancar di internet untuk menyusun sebuah makalah.

Rea tidak pernah menyesal ia masuk ke jurusan Kimia Murni. Sejak sekolah dulu, Rea menyukai pelajaran eksak. Dan ia selalu unggul di kelas maupun sekolah. Rea selalu menjadi nomor satu. Makanya Rea berani mengajukan bea siswa di kampus bergengsi tempat ia menimba ilmu sekarang.

Tak sadar, waktu semakin cepat hingga pukul setengah dua. Rea menutup laptopnya. Pekerjaannya selasai. Besok tinggal di print saja. Rea pun berbaring di atas kasur. Bergelung dengan selimut tebalnya yang nyaman. Sampai Rea tertidur nyenyak di kamarnya yang tamaram.

***

Mobil yang dikendarai Achel berhenti di depan rumah minimalis kedua orang tuanya. Malam ini dia sengaja menginap. Dia gelisah, pikirannya melayang tanpa arah. Achel butuh pelukan ibunya. Satpam yang berjaga menyapa ramah, Achel hanya mengangguk. Kemudian dia menekan bel. Ia berharap ibunya belum tidur meski ia tidak yakin. Ini sudah sangat malam.

[NUG's 6✔] ARZACHELOnde histórias criam vida. Descubra agora