04. Tidak Akan Sama Lagi

5.4K 698 93
                                    

SELAMAT MEMBACA KISAH ACHEL DAN REA

SELAMAT MEMBACA KISAH ACHEL DAN REA

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(ARZACHEL NARESH MEGANTARA)

***

Jangan lupa vote sebelum membaca dan komentar setelah membaca

Jangan lupa masukin ke reading list kalian yaaa👉🏻👈🏻❤

Selamat puasa hari ke-4.

***

04. Tidak Akan Sama Lagi

Bahkan, meski aku sudah mencoba tidak mengingatnya.
Semua pikiranku justru terus tertuju padanya.
Seseorang yang bahkan aku lupa siapa namanya.

***

SELAMA tinggal di apartemen, Achel selalu diawasi orang suruhan ayahnya. Tetapi semenjak ia kuliah, Achel pikir ia sudah cukup dewasa dan tidak perlu lagi ada penjagaan ketat. Ia membawa seluruh belanjaannya dan membuka pintu apartemen. Tak lupa menguncinya. Achel menyalakan pendingin ruangan. Melepas kaus dan bertelanjang dada. Dari semua kemungkinan yang terjadi, Achel selalu senang ia menyendiri.

Ia membuka lemari pendingin. Memasukkan semua bahan-bahan makanan, juga beberapa kaleng soda. Achel bisa memasak, makanya Icha tidak perlu khawatir anaknya akan kelaparan. Beberapa hari sekali pun, Icha akan mengirimkan makanan melalui sopir. Setelah semuanya selesai, Achel memasuki kamarnya. Nuansa abu-abu dan hitam menjadi yang paling mendominasi. Dari cat kamar, beberapa peralatan, sampai buku-buku tentang kesehatan juga ada. Achel bukan mahasiswa Kedokteran, tetapi ia tetap mempelajari ilmu-ilmu kesehatan dan berkonsultasi pada saudara sepupunya. Achel sudah menyiapkan segala kemungkinan akan dirinya sendiri.

Hari semakin malam, dan Achel sama sekali tidak bisa tidur. Malam-malamnya seperti ini. Bahkan beberapa kali Achel kecolongan, ketiduran saat membaca buku. Entah jenis buku apa saja yang sudah Achel habiskan untuk membunuh sepi dan berharap kantuknya akan datang. Achel menghela napas kasar. Hidup seperti ini, siapa yang mau? Tanpa arah, tanpa tujuan yang pasti.

Menghabiskan lima novel fiksi, nyatanya tetap tidak mengurangi kesegaran matanya. Achel masih terjaga hingga jam dua pagi. Ia menatap ke segala arah. Kemudian, pandangannya jatuh pada sebuah bingkai jadul yang posisinya tidak pernah berpindah. Selalu ada di meja belajar Achel. Sebuah foto lawas bocah laki-laki dan bocah perempuan yang memakai bandana berwarna ungu. Kata ibunya, bocah lelaki itu dirinya. Arzachel Naresh Megantara. Tetapi, Achel tidak ingat. Ia meraba wajahnya sendiri. Menghela napas. Bagaimana bisa ia mengenali orang lain? Kalau untuk mengenali dirinya sendiri saja ia tidak bisa. Di beberapa kesempatan, Achel justru sampai terkejut saat ia bercermin. Ia seperti melihat monster hidup dalam dirinya.

[NUG's 6✔] ARZACHELWhere stories live. Discover now