14

1.4K 202 2
                                    

BAB 14
UCAPAN ERVIN DAN PERSAHABATAN

Taukah kamu, cara membedakan saat merasakan cinta yang tulus dengan menjadi pelampiasan yang manis?    

"***"

Angin meniup, menerbangkan helaan rambut Savana yang masih berjalan di koridor sekolah dengan jaket tebal yang melekat ditubuhnya.

Setelah kemarin diinterogasi habis-habisan oleh orang tuanya dan kejadian bersama Ervin membuat kepala Savana terasa akan pecah.

Sebelum berbelok menuju kelasnya matanya tak sengaja bertemu dengan netra hitam milik Ervin diujung koridor disisi kanannya.

Ada aura yang tak biasa, Savana merasakan aura yang seperti kemarin saat Ervin mengerang kesakitan dikamarnya, ada apa, ingin sekali Savana bertanya.

Namun urung saat Ervin membuang wajah dan tampak menatap tajam padanya, Sanana menggelengkan kepalanya sudah cukup tubuhnya yang tampaknya tidak enak badan, setidaknya pikirannya harus sehat.

Savana masuk kedalam kelas yang tampak sudah ramai, menyimpan tasnya dibangku, matanya menangkap sebuah note kecil dikolong mejanya.

Tulisan tangan yang rapih ia lihat setelah membacanya ia menghembuskan nafas, untung saja dirinya tudak lupa perihal seragam.

Istirahat pertama ditaman belakang sekolah, ngga pake lama

Derren.

Masih memandang kertas itu dengan seksama hingga hadirinya Ziva dan Alina saja tidak ia sadari.

Alina tampak girang, "Savana omaygoattt, itu si Ziva cerita tentang Ka---" ucapan Alina terpotong saat tubuh Savana sedikit oleng kearahnya karena pusing.

Dengan sigap dirinya menopang, "Lo sakit Va? Muka lo lumayan pucet loh," tutur Alina dengan khawatir, Savana hanya menggeleng lemah namun tidak lama kesadarannya mulai hilang.

Bruk

Tubuh Savana mendadak tumbang, untung Alina dibantu dengan Ziva masih bisa sedikit menahan berat tubuh Savana.

Siswa yang lain pun ikut panik dan terlojak kaget, mereka sebisa mungkin membantu Alina yang tampak kewalahan dengan Ziva yang juga menahan tubuh Savana.

Suasana menjadi hening saat seorang pemuda berlari dan menghampiri kearah mereka

Sebuah tangan kekar tiba-tiba mengambil alih tubuh Savana tanpa permisi, Alina mendongokan kepalanya dan mendapati sosok Abbyan yang kini menggendong tubuh Savana ala bridal style dan membawanya pergi.

Abbyan menatap sebentar dirinya, tahu karena siswa kelas Savana heboh berteriak meminta bantuan diluar kelas,"Cewe bar-bar kaya lo ternyata biasa pingsan juga hm," gumam Abbyan pelan.

Sesampainya di UKS Abbyan membaringkan tubuh Savana dengan lembut, "Panggil anak PMR sekarang!" ucap Abbyan pada Alina dan Ziva yang memang sedari tadi mengikuti dirinya dalam diam.

Alina mengangguk patuh lalu pergi, sedangkan Abbyan menunggu Savana yang belum sadarkan diri. Menyelipkan anak rambut dari wajah gadis yang tampak sedikit pucat.

The Hole Of HopeDonde viven las historias. Descúbrelo ahora