43

879 158 2
                                    

BAB 43
MUNCULNYA SKANDAL

—Mulut kotor adalah pedang paling tajam untuk membunuh seseorang secara perlahan—
"***"


Ivana pagi ini agak kesiangan pergi kesekolah, namun perhatian tersita  saat ia berjalan disepanjang koridor sekolah banyak pasang mata yang menatap dirinya sengit dan jijik.

Bingung, kenapa mereka semua melihat dengan tatapan seperti itu.

Mawar dari arah depan nampak berlari kearahnya dengan tergesa-gesa, nafasnya tersengal menatap Ivana dengan sorot mata khawatir.

Ia menarik tangan Ivana untuk pergi tanpa menjelaskan apapun, namun Ivana memilih mengikuti saja tanpa banyak bicara. Sesampainya di rooftop ia menutup pintu.

Mawar tampak menyerahkan selembar kertas berisi foto—

Shit! Itu foto dirinya yang sedang telanjang dan berjumbu dengan seorang pria, tangan Ivana bergetar mengambil kertas itu dengan perlahan. "Apa ini?! Ini ngga bener! Gue ngga pernah—"Ivana membekap mulutnya, tangisnya luruh.

Mawar memegang bahu Ivana yang mulai bergetar, "Gue bakal coba cari tahu siapa dalang nya, Lo tenang. Kalo bisa Lo jangan sekolah dulu bahaya, Lo bisa kena bully."ujarnya, ia juga menggeram marah melihat foto tersebut.

Ivana menangis, astaga ia merasa ditelanjangi meski bukan tubuh asli yang dipertontonkan di selembar kertas tersebut, ia menarik nafas kuat mengusap air matanya dengan kasar.

Kalla sedang terkapar lemas dirumah sakit masih dalam keadaan yang kritis, jadi siapa yang melakukan hal nekad ini. Ivana tak habis pikir, ia mendongak wajahnya.

Ivana memantapkan hati, "Gue ngga bakal lari, karena gue ngga salah."jawabnya, sorot mata Ivana mendingin.

Mawar menutar bola matanya, "Udah ngga waras Lo! Jangan keras kepala Ivana!"ujar Mawar tampak marah, lebih tepatnya ia terlalu cemas.

Ivana menepuk bahu Mawar, "Lo ngga lupakan, gue ini siapa? Rashika Savana Adrian, Pemeran utama. Karakter gue dibuat paling kuat diantara yang lainnya, jadi hal kaya gini bukan masalah besar, gue bisa hadapin." jawabnya dengan lugas dan tegas.

Mawar tampak mengangguk pasrah, "Gue bakal cari tahu dalangnya, mungkin dalam dua hari kedepan gue ngga ada disini. Jadi Lo harus jaga diri baik-baik,"titihnya tampak masih tak rela jika harus meninggalkan sahabatnya itu.

"Lo juga harus jaga diri baik-baik, okey!" seru Ivana dengan senyum meski hatinya masih diliputi amarah dan rasa kesal yang mendalam.

Mereka pergi dari sana karena bel sudah berbunyi, Ivana menyempatkan diri keruang kepala sekolah, ia tahu dirinya akan dipanggil karena masalah tersebut.

Kini tepatnya diruang kepala sekolah, Ivana duduk dengan santai menatap sambil mendengarkan pemaparan kepala sekolah dengan seksama.

"Sekolah kita bisa tercoreng kamu tahu itu, kan?"tanya kepala sekolah tersebut tampak emosi.

Ivana tersenyum, ia menegakan badannya menatap dengan serius kepala sekolah tersebut, "Gini pak, ini semua fitnah. Saya akan usut kasus ini lebih lanjut, bapak tidak lupa bahwa saya dari keluarga Prawira bukan?" Ivana tampak mempertegas kedudukan dan koneksi dirinya.

"Saya meminta waktu 3 hari, dalam kurun waktu tersebut saya meminta perlindungan bapak. Berikan pengumuman resmi jika ada pembullyan terhadap saya, maka akan ditindak lanjuti dengan tegas, itu permintaan saya,"lanjut tampak tenang dan lugas.

Ivana mengetuk jarinya dimeja, memikirkan kalimat yang akan ia ucapkan kembali, "Sebagai imbalannya, bukan hanya saya akan membereskan kasus ini. Tapi saya berjanji akan membawa nama sekolah kita dalam bidang olimpiade Kimia, masuk kedalam tingkat Internasional, bagaimana menurut  pak penawaran tersebut?"

Kepala sekolah tersebut tampak terkesiap, murid dihadapannya ini tampak seperti menyodorkan sebuah negosiasi bisnis rasanya.

Meski ragu, kepala sekolah tersebut menyetujuinya dan akan membuat pengumuman resmi setelah jam istirahat.

Selesai diruang kepala sekolah, Ivana berjalan menuju kelasnya. Ternyata kelasnya tersebut sedang free, terlihat dari gerombolan laki-laki yang duduk lorong depan kelas sambil bersundau gurau.

Ivana hendak masuk tertahan, suara dari gerombolan laki-laki itu tampak menarik perhatian nya, "Vana, dibayar berapa Lo perjam nya? Wah ... Move on dari si Reno beralih ke Om om guys!" teriak seseorang tampak mengompori.

Ivana mendekati kearah gerombolan tersebut yang tengah menertawakan dirinya, Ivana tertawa dihadapan mereka dengan keras membuat para pemuda itu merinding.

"Hei! Jangan lupa bahwa saya adalah anak dari keluarga Prawira! Omong kosong, jual diri? Hhhhaaa ... tampaknya kapasitas otak kalian pernah dipertanyakan," sarkasnya.

Gerombolan itu tampak tertegun.

Ivana berdecak pelan, "Kawan ayolah, jika saya memang ingin gila dan menginginkan sexs. Saya tidak akan sebodoh itu membiarkan barang satu saja bukti ada, itu akan merusak reputasi,"

"Lagi pula sekarang banyak orang yang mengerti proses editing bukan, jangan bodoh dan menambah dosa kalian dengan memfitnah saya,"lanjunya dengan santai meski ada nada cemoohan didalam.

Salah satu pemuda menggeram, "Mata Lo katarak?! Jelas itu ada bukti! Liat selebaran yang kesebar, banyak bacot lu."ujarnya menampilkan wajah tampak jijik dan merendahkan.

Ivana menatap mereka dingin, memutar pulpen yang ia ambil dari saku seragamnya, "Siapa nama kalian semua? Mari saya catat, dalam 3 hari ini akan saya catat semua nama yang berani merundung dan berbicara tidak sopan pada saya," terdengar seperti sebuah ancaman.

Mereka semua mengeluarkan ekspresi tak percaya sekaligus meledek, "Jangan pikir, karena Lo dari keluarga prawira kita bakal tutup mulut!"sarkasnya.

Ivana mendelik tajam, "Bukan hanya karena saya dari keluarga Prawira saja, tapi karena saya tidak bersalah. Apa ada orang yang akan seberani ini jika dirinya salah?"tanya Ivana dengan lugas tampak ketara sekali wajah gadis itu mulai jengkel.

Ivana memutar bola matanya malas, dan pergi menuju kelasnya, moodnya hancur pagi ini. Sial, akan dia balas orang yang berani bermain dengan dirinya.

Astaga, jangan salah, Ivana bukalah gadis yang berhati lembut dan sebaik hati itu, hingga tidak akan membalas perbuatan orang yang mengusik ketenangan.

"***"
Jangan lupa vote guyss

See you next chapter ❤️

rbilqisasiah






The Hole Of HopeWhere stories live. Discover now