33

992 197 6
                                    

BAB 33

PENENANG ATAU DITENANGKAN

Bukan sebuah candaan saat kamu mulai penting dalam kehidupan seseorang—
"***"

Kavindra, pemuda itu baru saja pulang dari sekolah, dirinya melangkah-kan kaki dengan riang masuk kedakam rumah dengan kunci motor yang diputar-putar dijari telunjuknya.

Baru saja ia akan mengucapkan salam, namun tiba-tiba kerah bajunya ditarik oleh Darmes sang Ayah, yang tadi tampak berjalan tergesa-gesa menghampiri putranya itu saat mendengar derum motornya.

"Berani-beraninya kamu kasarin Kalla, bang!"teriak Darmes dengan rahang yang sudah mengeras.

Kavindra yang  kaget dengan perlakuan ayahnya yang tiba-tiba, kini mulai mengerti, ia diam seperti biasanya. Membiarkan Darmes bertindak semaunya.

Terlihat diruang tamu ada sosok gadis, dia adalah Kalla gadis yang membuat dirinya selalu mendapat perlakuan kasar terus menerus hanya karena tangis gadis itu, mengadu ... ya gadis itu pasti mengadu yang tidak-tidak.

Ini yang paling Kavindra benci dari Kalla, gadis itu bukan hanya membuat kehidupan berantakan tap juga hancur, sebelum gadis itu datang dengan dalih cinta, semuanya biasa saja, meski memang darmes sejak selalu mendokrin dirinya untuk menjadi sempurna dengan tegas tapi sang ayah tak pernah berprilaku kasar.

Ayah-nya benar-benar gelap mata, hanya karena keluarga Kalla menjanjikan perjanjian bisnis, Ayahnya bahkan sanggup menjadi penyiksa bagi putranya sendiri.

Darmes menatap tajam pada dirinya, "Kenapa? Apa karena jalang itu? Mawar, ya ... Mawar, apa harus Ayah bunuh dia agar kamu patuh!"tutur Darmes membuat Kavindra langsung menatap sang ayah dengan tidak percaya.

"Apa yang cewe itu bilang? Sampai ayah berani buat menghilangkan nyawa seseorang!"ucap Kavindra setengah berteriak.

Plak

Plak

Plak

Tamparan itu terus ia dapatkan berkali-kali, Kavindra diam. Ia menutup matanya menahan semua rasa sakit itu, bukan tamparan nya tapi hatinya yang terlampau terluka parah.

Mamah Kavindra tertunduk menahan gejolak amarah dalam dirinya, bagaimana'pun Kavindra adalah putra-nya, tidak dipungkiri bahwa sebagai seorang ibu ia merasa gagal melindungi putranya sendiri.

Darmes nampak semakin menggila, "Berani kamu bantah Ayah! Berani?!"pekik Darmes sambil menoyor kepala putranya terus menerus kebelakang.

Kalla yang berada disitu terdiam, ekspresi wajah nya tampak terlihat seperti orang teraniaya, meski dalam hati ia bersorak gembira.

"Itu ganjaran buat kamu sayang, jangan salahin aku hm."gumam Kalla dalam hati, sambil menikmati pertunjukan dihadapannya ini.

Darmes menghempaskan tubuh putranya kelantai dengan kuat, punggung Kavindra bahkan samoai terpentuntuk pada sudut meja cukup tajam didekatnya.

Ia bisa merasakan punggung sedikit perih karena goresan sudut meja tersebut, Kavindra tidak menyia-nyiakan kesempatan ini berdiri dan langsung berlari menuju kamarnya, sekali'pun namanya masih diteriaki dengan penuh emosi oleh sang Ayah, sunggu ia tidak peduli.

The Hole Of HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang