17

1.1K 180 0
                                    

BAB 17
SEBUAH KEBENARAN YANG MENYAKITKAN

Dunia tak selamanya berpihak pada kita, banyak rahasia yang semesta dan orang terdekat coba sembunyikan.
Dan kita hanya bisa berharap semoga semuanya tetap baik-baik saja.

"***"


Flahsback' on

Dua gadis kecil kembar tengah memakan es krim dipinggir trotoar jalan bersama seorang anak laki-laki.

Sedangkan Nyonya Zee sendiri kini memperhatikan cucunya dari jarak yang sedikit jauh.

Mendadak ada suara klakson mobil yang kencang terdengar, membuat Savana kecil yang kaget tidak sengaja menyenggol tangan anak laki-laki disebelahnya, yang membuat es krimnya terjatuh.

"Yah ... es krim Kasa jatoh, maafin Afa yah hiks,"tutur Savana kecil yang mulai berkaca-kaca karena takut temanya itu tidak mau bermain lagi dengannya.

"Jangan nangis Afa, nanti Kasa bisa beli lagi ko," ucap anak laki laki tersebut sambil tersenyum manis kearah Savana.

"Afa beliin lagi ya, Kasa tunggu disini sama Fira sebentar,"tutur Savana kecil. Wajah anak laki itupun tampak senang mendengarnya.

Pandangan Nyonya Zee atau gloria, terus memperhatikan Savana yang tengah berlari kecil ke seorang penjual es krim, dirinya terkekeh melihat tingkah cucunya yang tampak sangat menggemaskan .

Saat Savana baru saja hendak memesan es krim terdengar suara benturan yang keras dari arah jalan raya.

Brak!

Baik Savana maupun Nyonya Zee melihat anak laki laki yang tadi duduk bersama Savana dan Afira kini tergeletak tak sadarkan diri dengan kepala yang bersimbah darah ditengah jalan.

Savana yang saat itu memiliki riwayat penyakit jantung dadanya seketika terasa sangat sesak dan sakit, tukang es krim yang melihat Savana merintih kesakitan mencoba menolong gadis kecil tersebut.

Sementara Nyonya Zee langsung menyuruh anak buahnya menyiapkan mobil dengan keadaan panik, dan langsung mengambil alih tubuh Savana yang dibantu oleh penjual es krim tadi.

Dalam satu mobil yang sama kedua anak kecil tersebut kini tengah sekarat. Sementara Afira saat itu ditinggal begitu saja, bukan tanpa sebab, itu karna gadis berusia 5 tahun itu menyeringai dan tampak senang saat melihat anak laki-laki tersebut bersimbah darah.

Gloria merasa ada yang aneh, namun ia tak segila itu, dan masih menempatkan satu orang untuk nantinya mengantar Afira pulang kerumahnya.

Bayangan itu masih tercetak jelas saat Savana tengah merintih kesakitan Afira malah terlihat acuh tak acuh, membuat Gloria memiliki asumsi bahwa ada yang tidak beres dengan mental cucu keduanya itu.

Saat sampai dirumah sakit para perawat dengan sigap menangani dan memanggilkan dokter namun untuk cucunya.

Tak berselang beberapa lama, dokter mengabarkan cucunya Savana tidak tertolong, karena kondisinya yang langsung kritis.

The Hole Of HopeWhere stories live. Discover now