12

1.5K 224 0
                                    

BAB 12
SISI YANG MASIH TERSEMBUNYI

Dibalik setiap insan, mereka memiliki beban dan tanggungan yang orang lain tidak pernah tahu.
***

Langit sudah berubah gelap, Savana sangat marah pada para penjahat itu. Pasti kini Ayahnya tengah cemas mencarinya, sialnya ponselnya juga lowbat entah sejak kapan.

Ervin melirik Savana dari kaca spion, gadis itu tengah cemberut dan menghela nafas berkali-kali, namun beberapa saat kemudian ia melihat Savana menepuk jidatnya seperti telah melupakan sesuatu.

Netra Ervin bergulir, menyelidik saat banyak mobil berwana hitam mengepung motor Ervin, dari belakang.

Savana pun ikut menyadari kehadiran mereka awalnya dia  mengira itu adalah para penjahat yang sama, yang menculiknya namun disini ia mendengar Ervin mengumpat.

"Lo ikut kerumah gue dulu ya, darurat," lirih Ervin, Savana menggeleng tidak setuju.

"Turunin disini aja, nanti saya naik angkutan umum," ucap Savana, Ervin melirik gadis itu tajam dari arah spion lalu memacu motor dengan kecepatan yang cepat.

Savana kini refleks memeluk tubuh Ervin sekuat tenaga agar tidak jatuh, "Ka Ervin kesambet jin dipohon gede tadi yaaa?!" tutur Savana geram dengan suara setengah berteriak.

Ervin tidak menjawab, namun dibalik helm tersebut ia dibuat tersenyum atas pertanyaan gadis itu.

Tidak lama akhirnya hal yang dinanti Savana terwujud, motor Ervin kini melambat namun tidak lama motor itu jugaberhenti di depan sebuah rumah didalam kawasan elit.

"Tuh kan kena azab, mogok kan motornya? mana berentinya didepan rumah orang kaya malu maluin aja," gerutu Savana, ia sangat kesal karena Ervin membawa motor seperti orang kesetanan.

Sontak hal itu membuat Ervin tertawa, "Ya jelas rumah orang kaya, ini kan rumah gue," tutur Ervin dengan sombongnya, membuat Savana membulatkan matanya.

"Mau ngapain ke rumah Ka Ervin? Saya kasih tahu dari sekarang ya, kalo sampai Ka Ervin berani macam-macam, langsung saya kebiri," tutur Savana dengan nada serius sambil melayangkan tatapan penuh peringatan.

Ervin mengangguk sambil tersenyum mendengar penuturan gadis itu, lalu ia pun membawa Savana untuk masuk. Savana tidak menolak, karena ia juga tidak tahu dirinya ada didaerah mana ia saat ini.

Savana sama sekali tidak bodoh mana ada dikawasan komplek mewah akan ada angkutan umum yang mendadak lewat nantinya.

Sebelum masuk kerumah tersebut Savana menarik jaket yang dikenakan Ervin. "Ka, Saya nanti pinjem mukena mamah Ka Ervin boleh? Saya belum solat asar apalagi sekarang udah masuk waktu magrib," pinta Savana, Ervin sedikit tersentak mendengar hal itu namun ia segera mengangguk mengiyakan.

Ervin memberi kode pada orang pengawal dibelakangnya, pengawal itu nampak mengangguk paham karena ia juga ikut mendengar penuturan Savana tadi.

Saat Savana memasuki rumah tersebut matanya berbinar, "Desain interiornya luar biasa, keren banget," gumam Savana, Ervin yang melihat itu terkekeh.

Diruang tamu seorang wanita paruh baya tengah mengobrol dengan nenek tua berumur 50-an ke atas.

Ervin yang melihat itu langsung berlenggang pergi menarik lengan Savana begitu saja saat kedua wanita itu melihatnya.

Bagaimanapun Savana menyeringat heran melihat itu, dengan sopan Savana menyapa dengan menganggukan kepalanya sambil tersenyum.

"Ervin Mamah mau bicara sebentar," ucap Wanita sambil menatap putranya dengan penuh harapan.

The Hole Of HopeWhere stories live. Discover now