Bab 1

6.4K 451 28
                                    

Shi Erwan, kota yang tidak terlalu besar ini terletak di muara sungai, hal ini memberi keuntungan karena pada setiap musim semi gerombolan ikan saury muncul dan berkumpul di sungai tersebut. Penduduk lokal sudah tahu akan hal itu, sedangkan bagi para pelancong atau pedagang yang singgah, ketika sedang mengistirahatkan kaki dan bersantap makan, adalah merupakan sebuah keharusan untuk mencicipi ikan saury yang lezat.

Di lantai dua restoran Xi Tong, pelayan restoran dengan penuh perhatian menghidangkan seekor tim ikan saury, sambil tertawa berkata :  "Dua pelanggan yang terhormat, tim ikan saury ini merupakan hidangan terbaik restoran ini, silahkan anda berdua coba, kalau tidak enak boleh tampar muka saya."

Pedagang berbaju ungu sudah terbiasa dengan layanan penuh perhatian ini, dengan tidak sabar melambaikan tangannya mengarah ke lantai bawah, setelah berpikir sejenak memerintahkan, "Beritahu penjaga kuda, malam ini kita akan berjalan semalaman, minta kuda-kuda diberi makan yang kenyang."

Dengan senang hati pelayan tersebut berkata, "Baik! Saya bungkuskan juga bekal sayuran untuk di perjalanan, apabila anda lapar paling tidak ada yang bisa dikunyah kan?"

Nyonya yang duduk di seberang pedagang berbaju ungu sedikit mengernyitkan alis, sambil memandang dia dengan setengah mengeluh dan setengah merajuk, "Mengapa masih melakukan perjalanan malam? Dari ibukota ke sini sudah sangat jauh, saya pikir ..."

Pedagang berbaju ungu mengangkat tangan menghentikan dia, menunjuk ikan saury dengan sumpit, "Lebih baik berjaga-jaga... bukankah kamu suka makan ikan? Makanlah."

Nyonya ini sepertinya tidak berani menentang suaminya, tidak lagi melanjutkan bicara, sambil menundukkan kepala mengangkat sumpit dan menyantap hidangan.

Setelah bekerja sebentar, pelayan datang lagi membawa dua mangkuk nasi, begitu ditaruh di atas meja, dia merasakan sekelebat angin melewati samping badannya, dalam sekejap seperti sihir entah muncul darimana seseorang sudah duduk di samping pedagang berbaju ungu dan istrinya.

"Tuan muda lapar berat!"

Orang yang duduk di sebelah nyonya ini memakai topi bundar kulit labu, bajunya berwarna hijau, penampilannya biasa tidak spesial, di mukanya bahkan terdapat lapisan debu dan tanah. Begitu duduk dia langsung mengambil sendiri sumpit dari tabung sumpit dan melapnya secara asal dengan lengan baju, kemudian mengambil dan menyuap nasi ke dalam mulutnya, sesekali dengan cepat memakai sumpit mengambil beberapa potong sayur daging, orang ini menyantap hidangan tersebut dengan sangat lahap.

Tidak perlu dikatakan lagi, pelayan restoran terpaku bingung, demikian juga pedagang berbaju ungu dan istrinya juga sama-sama terdiam, sesaat tidak menyadari situasi yang sedang terjadi.

Orang bertopi kulit labu ini sambil makan mengangkat jempol memuji, "Ikan ini enak!"

Pelayan restoran yang pertama kali sadar, berpikir orang ini seharusnya bersama dengan pedagang berbaju ungu, dengan cepat menanggapi sambil tertawa, "Hidangan tim ikan saury khas restoran ini terkenal sampai sepuluh mil delapan kota jauhnya, kami menggunakan kaldu ham, kaldu ayam, kaldu rebung, karena itu lezatnya tidak tertandingi."

Orang bertopi kulit labu ini mengunyah dengan cermat, dengan terheran berkata, "Mengapa tidak ada duri?"  Setelah bertanya, mengambil lagi beberapa suap tim ikan saury dan memasukkannya ke mulut.

Pelayan tertawa berkata, "Ikan saury aslinya banyak duri, karena itu kami memotongnya menjadi lembaran daging dahulu, kemudian dengan penjepit mengeluarkan semua durinya."

"Kalian benar-benar tidak takut repot-repot ya."

Pedagang berbaju ungu akhirnya tersadar, tanpa bisa menahan amarahnya memandang ke arah pelayan sambil berkata, "Apakah yang sedang terjadi? Orang ini muncul darimana? Mau makan gratis ya?!"

Under The Power (Novel Terjemahan)Onde as histórias ganham vida. Descobre agora