1. Awal mula pertemuan

462K 4.3K 416
                                    

Dipublikasikan pada 15 Februari 2020

"Jangan Pak! Jangan ambil rumah ini, Rumah ini sangat berharga bagi Saya Pak... Saya mohon..." Ucap seorang gadis muda yang masih menginjak usia 16 tahun duduk di kelas 2 SMA.

Itu adalah Endhys, Btw gaes... (Endhys dibaca = Endis). Ia sedang berurusan dengan para pria bertubuh besar dan kekar.

Rumah ini ternyata sudah di gadaikan, tapi Endhys tidak tahu siapa yang tega melakukan ini kepadanya, Kenapa ini terjadi kepada nya? Ia selalu meminta jawaban kepada Tuhan.

Gadis itu bingung, bagaimana agar rumah ini tidak diambil alih oleh orang lain.

Rumah ini adalah peninggalan dari mendiang kedua orangtuanya, dan jika rumah ini berhasil direbut, dia akan merasa menyesal, sangat menyesal Ia tak mau menyia-nyiakan hasil lelah kerja orang tuanya.

Tak terasa air mata nya keluar dan membasahi pipi nya yang berkulit putih nan cerah itu.

Gadis berambut panjang lurus sampai punggung dan terurai itu, mulai menangis, dia merasa sudah di ujung tanduk.

' ya tuhan... Apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku tidak tahu harus bagaimana saat ini'. Keluh kesah nya kepada Tuhan dalam hati.

Tap tap tap

Terdengar suara sepatu berjalan dan mendekati teras rumah.
Endhys melihat orang itu.
Seorang Pria muda perawakan tinggi, berkulit putih kekuningan, hidung mancung, berpakaian rapi, Kemeja putih dilapisi jas berwarna hitam. dan memakai arloji putih di tangan kirinya dan bertubuh bagus dan tegap.

Endhys memang mengakui bahwa Pria ini sangat tampan, tapi penglihatan mata itu susah diartikan.

Pria itu melepaskan kacamata hitam nya dan menjepit di saku jas nya dan terlihat cool.

"Selamat siang". Sapa Pria itu mengulurkan tangannya.

"Siang" Sapa balik Endhys dan membalas uluran tangan dari laki-laki itu dengan tatapan bingung.

"Kenalin saya Farel".

"Endhys".

"Rumah ini akan tetap menjadi milikmu".

"Wah, benarkah?" Endhys langsung berbinar.

"Eits, ada tapi nya~".

Wajah nya yang tadi berbinar seketika memudar.

"Tapi? Tapi apa sih?!"

Suasana makin tegang, ditambah sekarang jam 12 siang, terik matahari tepat di atas kepala. Walaupun mereka di teras.

"Kamu Jadilah milikku"

"APA?!". Teriaknya kaget.

Farel menyuruh para pengawal pergi meninggalkan mereka berdua.

"Tunggu-tunggu??? Maksudnya apa nih? Kok Mereka menuruti perintah kamu???".

"Iya iya lah, mereka kan pegawai ku".

"Oh ya dan kamu jangan lupa tanda tanganin surat perjanjian ini".

"Wiliam" panggil Farel.

"Iya Pak"

"Mana surat perjanjian itu?"

"Siap, ini Pak".

Wiliam menyerahkan map dan pulpen tintah hitam kepada Farel.

"Terimakasih".

"Sama-sama Pak".

"Wiliam, kamu kembali lah".

"Baik, Pak" Wiliam mengangguk dan berlalu.

"Ini" Farel menyerahkan map dan pulpen yang bermotif batik itu.

You Are My Girl 18+Where stories live. Discover now