87. Belanja Bersama Teman XI

201 10 0
                                    

Dipublikasikan pada tanggal

Senin, 15 Januari 2024

Follow Dulu Sebelum Baca

***

You Are My Girl

Episode

87

***

Kelvin pun langsung melakukan top up dana di komputer kasirnya. Ia menggunakan nomornya yang lain untuk menghindari pelanggaran karyawan dari peraturan perusahaan. Ia takut kececeran uangnya ke mana-mana. Jadi, lebih baik ia cashless saja.

Kelima pramuniaga itu datang kembali setelah mereka sudah menyiapkan barang.

"Sudah Rene."

"Sudah? Nih uang ongkos sama uang tip kalian. Masing-masing dapet Rp. 400 ribu ya. " Irene menghampiri seraya memberikan uang masing-masing kepada mereka sama rata.

"Udah, segera kalian kirim."

"Makasih ya Rene." Sorak mereka.

"Ya, ya. Sama-sama."

***

Setibanya mereka di gudang mereka pun bergosip tentang Irene.

"Aku yakin Irene dapet uang lebih daripada itu. Harusnya kita ga dapet uang segini." Ucap Adit.

"Darimana kamu tahu?" — Riko.

"Asal kalian tahu? Meme itu sering datang ke sini dan selalu memberikan tip yang banyak buat Irene."

"Sialan kalau yang kamu katakan itu benar, Dit. Kita capek-capek ngangkat nih barang cuman dapat 4 lembar kek gini." Sahut Andhika seraya menunjukkan uang Rp. 400 ribu itu.

"Bgst! Gua capek ah jing. Si Irene tuh sok banget. Mentang-mentang dia terus dapet award pemenang PSM terus, buat korwil kita selalu nurut sama omongan dia. Parah tuh anak." Kesal Levi. Levi merupakan karyawan pindahan dari Jakarta. Karena kasus penggelapan member INDOGIFT yang telah difitnah oleh salah satu rekannya membuat ia mendapatkan hukuman yaitu mutasi ke Bandung. Levi tak memiliki banyak pilihan. Jika ia tak mau, maka ia akan di pecat secara sepihak. Ia tentu tidak mau itu terjadi. Ia juga bekerja buat adik laki-laki nya yang masih sekolah di SMA.

"Masa sih kak Irene seperti itu A?" Tanya Joshua polos dan Levi pun menepuk pundaknya.

"Lu jangan polos-polos banget Josh. Lihat nih gua. Gua aja di fitnah ama rekan kerja yang udah gua anggep saudara aja bisa melakui hal najis gitu ama gua. Kalo gua sih udah lumayan banyak dapet pengalaman ya. Tipe kek lu nih jangan polos Josh. Gampang di bodohi ntar." Joshua yang mendapatkan nasehat dari kakak seniornya itu hanya mengangguk mengerti saja.

"Soalnya si Meme itu kan orang kaya banget. Biasalah namanya juga orang Chinese." Tambah Adit lagi.

"Hal yang biasa itu mah buat si Irene." Tambah Andhika kemudian.

"Huft! Sial banget gua bisa ketemu cewek macem uler." Levi pun mengajak semua crew untuk bekerjasama untuk menyelesaikan pesanan dari Mawar. "Yuk gaes, selesain semua ni. Ntar orang yang nih punya pada komplain." Semua crew pun mengangguk dan melaksanakan perintah dari Levi.

"Buat lu Joshua. Mendingan lu angkat yang ringan-ringan aja daripada ntar lu bikin jatoh. Soalnya nih yang mesen orang kaya." Levi tahu bahwa Joshua tak memiliki fisik yang kuat setara dirinya dengan crew yang lain. "Iya A." Balas Joshua.

Levi merupakan crew INDOMARI sejak usia yang ke-17 tahun. Memang usianya dari awal masuk bukan usia resmi kerja. Tapi HRD saat itu mengakali agar Levi tetap bisa masuk. Dan yah 5 tahun telah berlalu. Sekarang dia sudah berada di puncak tingkat karir crew di bagian pramuniaga golongan 4. Sebenernya golongan dia sudah mentok dan sudah bisa naik ke tingkat Asisten Muda Kepala Toko (AMKT).

Tapi, ia tahu bahwa di tingkat itu pekerjaannya akan semakin banyak. Agak sedikit beruntung karena skandalnya kemarin bisa membuatnya tertunda untuk menjadi salah satu opsi karyawan untuk naik tingkat. Walaupun juga sebenarnya untuk naik ke posisi tersebut banyak sekali pesaingnya. Apalagi sekelas di pulau Jawa. Kecuali di daerah pulau seberang. Seperti Kalimantan dan Sulawesi belum me mumpuni SDM yang cukup.

Setidaknya jika ia masih bisa bertahan di posisi crew ia tak masalah dan malah senang. Karena beban pikirannya tidak akan bertambah. Di PT ini jika karyawan tidak ingin naik jabatan sesuai waktunya maka akan diberhentikan. Apalagi sekarang kontrak crew hanya boleh 5 tahun saja. Rasanya ia ingin melamar pekerjaan yang lain. Tapi, ia sadar diri. Ia minim keahlian dan hanya memiliki ijazah lulusan SMA.

Lebih baik dia mengikuti saja alur kehidupannya. Hal itu-lah yang membuat para crew disini menghormati Levi. Meskipun dirinya masih crew. Ia sudah bekerja lama dan menjadi senior di PT ini. Pengalamannya sudah jauh lebih banyak ketimbang yang lain. Apalagi umurnya sekarang sudah menginjak 22 tahun. Jika ada crew baru masuk dan umurnya sama sepertinya. Mereka akan menghormati Levi. Levi juga tidak gila hormat. Yang penting bisa di ajak bekerja sama.

***

"Akhirnya bisa beres juga semuanya." Levi dan lainnya baru saja pulang dari rumah Mawar. Sungguh badannya lelah. Dibandingkan dengan crew lain yang sudah tepar di lantai gudang. Hanya Levi saja yang tubuhnya masih kokoh. Meskipun dirinya juga lelah. Tetapi, dirinya lebih kuat daripada yang lain. Karena memiliki postur tubuh yang tinggi dan agak berotot membuatnya tetap fit. Tingginya yang mencapai 182 cm membuatnya beruntung karena bisa lebih gesit daripada yang lain. Tinggi mereka rata-rata dari 160cm - 175cm.

"Gila panas banget jing!"

"Ademan dulu kita A!" Ajak Adit yang sudah terkapar di lantai gudang yang dingin.

"Bentar dulu." Levi pun melepaskan kemeja putihnya. Kulitnya yang putih dan kemeja yang basah oleh keringat membuat kedua puting coklatnya terlihat dari balik kemejanya yang tipis. Ia langsung membuka kain itu dan menggantungnya dengan rapi. Terlihat seluruh tubuhnya penuh dengan keringat. Ia pun mulai menyalakan AC. Tubuhnya juga terlihat sixpack dan sexy.

Levi juga melepaskan celana panjang hitamnya dan menyimpannya. Kini ia hanya mengenakan boxer hitam pendek saja. Sepatu ia juga lepas. Dan ia berbaring di lantai gudang sesekali mengecek notifikasi dari iPhone-nya.

"Ah leganya! Andai gua orang kaya. Ga perlu gua kerja jadi kuli gini." Keluh Levi.

"Sama A. Kepingin jadi orang kaya aja. Biar ga kerja fisik gini. Udah kena fisik mental pun juga." Adit meratapi nasibnya.

Levi pun memanggil sang adik lewat voice call. "Dek, lu dimana?" Sambungan telpon telah tersambung. "Lagi belajar nih bang. Di rumah aja sih." Levi bertanya lagi. "Gimana sekolah lu Leon?" Leon menjawab lagi. "Baik kok bang. Gua ga ada buat masalah."

Levi: Bagus.

Leon: Bang, kerjaan lu gimana?"

Levi: Ya begitulah dek. Namanya juga kerja di toko.

Leon: Oh ya bang, gua minta uang jajan dong hehe.

Levi: Lah? Emangnya duit yang gua kasih udah habis?

Leon: Masih ada sih.... Tapi, buat jaga-jaga aja biar nambah duit saku.

Levi: Hmph..... Ya udah ntar gua transfer.

Bersambung...

------------------

Follow SNS Saya:

Instagram: @loveyangnove
Twitter: @loveyangnove
Facebook: LOVEYANGNOVE
Dreame: @loveyangnove
Wattpad: @loveyangnove

TikTok: www.tiktok.com/@loveyangnove

Blog: www.loveyangnove.blogspot.com

-------------------

©2024

15.01.2024

Follow Habis Udah Baca

You Are My Girl 18+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang