Bab 57 - Paman dan Keponakan

10.5K 913 2
                                    

Bagian Lima Puluh Tujuh

Arthur menatap kartu ucapan di tangannya dengan seksama, ketika asat matanya menangkap lambang yang sangat familiar untuknya. Cepat-cepat Arthur mengambil sebuah senter kecil dari laci kerjanya yang paling bawah dan menyenteri kartu ucapan tersebut. Terlihat jelas lambang yang sangat-sangat diingat dan dikenalnya.

"Lambang X ini," gumam Arthur tidak percaya, yang Arthur tahu hanya ada dua orang yang berhubungan dengan lambang X itu. "Tidak mungkin si Josh itu yang melakukannya dia berada di balik jeruji besi," kata Arthur lagi.

Brak!

Tiba-tiba pintu ruangan Arthur terbuka dengan terburu-buru, muncul Bima dan Agung di ambang pintu diikuti sekertaris Arthur yang terlihattakut-takut. Arthur pun member isyarat kepada sekertarisnya untuk pergi dari sana dan meninggalkan dirinya bersama Bima dan Agung. Arthur mempersilahkan Bima dan Agung duduk, kedua laki-laki itu terlihat tidak tidur semalaman.

Tetapi sebelum mereka semua duduk di sofa Bima sudah mengatakan tujuannya untuk datang, "Lola mengakui bahwa dia yang meminta pembunuh bayaran membunuh Alena."

Wajah Arthur langsung berubah tegang dan marah, perkiraannya selama ini benar dan dia dengan gampangnya tertipu oleh pembunuh yang membuat seolah-olah Alena mati bunuh diri. "DASAR RUBAH BETINA!" teriak Arthur marah.

"Tenangkan dirimu Arthur! Setidaknya dengan dibukanya kasus Alena kita mungkin bisa tahu siapa kaki tangan Lola," ujar Bima mencoba menenangkan Arthur yang sangat-sangat terlihat kacau dan berantakkan.

"Kamu lihat ini Bim! Ini ada kaitannya dengan Josh Sujatmiko!" Arthur yang emosi mengacungkan kartu ucapan dari Lukas ke depan Bima.

"Apa maksudmu?" Bima mengambil kartu ucapan di tangan Arthur dan membaca pesan yang tertulis, tetapi dia tidak juga sadar dengan apa yang berada pada kartu ucapan tersebut.

Arthur merebut jartu ucapan di tangan Bima dan menyenterinya untuk memperlihatkan sesuatu yang tidak disadari oleh Bima. "Lambang X itu yang berada di tubuh para korban Josh Sujatmiko," ujar Bima saat sadar lambang apa yang diperlihatkan Arthur tersebut.

Agung yang tidak pahampun menjadi heran, dia juga mengerutkan keningnya seperti pernah melihat lambang X tersebut di suatu tempat. Lambang X dengan adanya mata satu pada kedua sisinya, seperti bukan lambang asing yang pertama kali dilihatnya. Tetapu dia diam saja, belum berani buka suara jika semua yang diingatnya sudah pasti.

Lain halnya dengan Arthur dan Bima yang sama-sama tegang, mereka sama sekali tidak memikirkan kemungkinan Lukas masih hidup, yang mereka pikirkan adalah Josh Sujatmiko yang mungkin saja mengendalikan seseorang dari balik jeruji besi. Walaupun hal itu sedikit mustahil karena semua kekayaan yang dimiliki Josh sudah di sita olah pemerintah atas tindakkan korupsi yang juga dilakukannya.

"Kita harus menanyakan ini pada Josh Sujatmiko," tutur Arthur dengan wajah ngeri. Pasalnya dia tahu bahwa pamannya itu adalah orang yang akan dengan teganya membunuh orang baik itu perempuan sekali pun.

"Aku akan meminta temanku untuk memperbolehkan kita mewawancarai tentang kartu ini," Bima mulai bergerak berjalan duluan diikuti Agung dan Arthur.

Mereka bersama sampai di penjara dan telah ditunggu oleh teman Bima yang kebetulan detektif yang menangani kasus Josh Sujatmiko. Mereka dibawa menuju ruangan yang telah disiapkan, di dalam ruangan Josh Sudah menunggu kedatangan mereka. Agung memilih menunggu di luar, dia sedang berusaha mengingat dimana dia melihat lambang X tersebut.

"Sepertinya aku sudah melihat lambang itu lebih dari dua kali," gumam Agung yang terlihat sangat bingung dan mencoba untuk mengingat lambang tersebut.

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang