Bab 29 - May Thompson

16.4K 1.5K 4
                                    

   Pagi-pagi sekali Arthur sudah rapi setelahsebelumnya semalaman mengurus kasus pembegalanyang turut menyeretnya sebagai saksi. Arthur akanbertemu dengan May Thompson untuk kelanjutan kasus pengancaman. Kasus pembegalan akan diurus oleh Bima dan Galih, maka hari ini dia akan sendirian bertemu May di salah satu restaurant.

   “Arthur! Kamu yakin akan pergi sendirian?” tanya Bima yang baru saja sampai di ruangan Arthur, Bima masih terlihat mengenakan baju semalam saat di rumah sakit.

   “Iya,” jawab Arthur yakin.

   “Tapi May Thompson itu artis papan atas,” Bima memperhatikan gaya pakaian Arthur yang terlihat resmi.

   “Lalu emangnya kenapa?” tanya Arthur yang tidak paham dari maksud perkataan Bima.

   “Kamu sudah beritahu Malika soal pekerjaan yang ini? Malika bisa salah pama tentangmu dan May,” ucap Bima lagi, dia juga sedikit geram dengan tingkah Arthur yang terlalu cuek dengan Malika.

   “Malika pasti paham dan mengerti dengan pekerjaanku, lagi pula aku dan May memang hanya pengacara dan klien,” ujar Arthur yang sangat yakin bahwa akan baik-baik saja.

   “Yakin sekali,” cibir Bima sambil menyerahkan sebuah majalah yang baru terbit hari ini. Cover depan majalah itu adalah Arthur dan May yang diedit. “Terlihat serasi, pasangan pengacara dan klien ini menuai simpati publik,” Bima menyebutkan judul artikel di majalah itu, yang menjadikannya berita utama pada majalah itu.

   “Ini hanya gosip dan hanya bisa-bisanya wartawan gosip itu saja mencari berita,” jelas Arthur kepada Bima.

   “Jelaskan itu kepada Malika jangan kepadaku,” ucap Bima dengan raut wajah yang sedikit sebal.

   “Kenapa belakangan ini kamu perhatian sekali dengan Malika Bim?” Arthur bertanya tanpa melihat ke arah Bima, dia lebih memilih mencari-cari sesuatu di dalam lacinya.

   “Coba lihat siapa sekarang yang cemburu,” sindir Bima terang-terangan.

   “Aku tidak cemburu,” Arthur mengalihkan pandangannya dari laci ke arah Bima yang berdiri di depan mejanya. “Aku hanya tidak ingin terjadi kesalah pahaman mengenai perempuan di antara kita, sudah cukup dengan masalah Lola,” kata Arthur lagi.

   Mendengar perkataan Arthur tersebut, jelas Bima merasa dicurigai oleh Arthur. Dia jelas tidak suka dengan kata-kata Arthur kepadanya itu, “kamu mencurigai sahabatmu sendiri Arthur?” tanya Bima tidak percaya.

   “Aku tidak mencurigaimu Bim,” bantah Arthur.

   “Kalau bukan curiga apa namanya? Ingat Arthur, jangan buat kesalahan dua kali. Dulu Lola pergi juga ada andil atas sikap dirimu yang kaku itu, jadi jangan buat Malika melakukan hal yang sama,” peringat Bima yang langsung keluar dari ruangan Arthur dengan perasaan kesal.

   Sepeninggal Bima, Arthur hanya diam saja, dia sadar bahwa perkataannya itu benar-benar sudah keterlaluan. Selama mereka bersahabat memang kejadian berbeda pendapat beberapa kali terjadi di antara mereka, tetapi untuk masalah perempuan baru kali ini. Sebelumnya, untuk masalah Lola pun Arthur tidak berkata seperti sekarang dan dapat memakluminya.

   “Pak Arthur,” suara sekertaris Arthur membuyarakan lamunan Arthur.

   “Ya ada apa?” tanya Arthur kepada sekertarisnya itu.

   “Saya ingin mengingatkan bahwa Bapak harus bertemu dengan Ibu May Thompson jam 9 pagi,” ujar si sekertaris yang terlihat takut-takut sambil melirik jam dinding di ruangan Arthur.

   Mau tidak mau Arthur juga ikut melihat ke jam dinding yang sudah menunjukkan jam 9 kurang lima belas menit. “Iya saya akan berangkat sekarang,” Arthur langsung berdiri dari duduknya dan keluar dari ruangannya diikuti oleh sekertarisnya.

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang