Bab 50 - Penculikkan Malika

9.6K 910 2
                                    

Bagian Lima Puluh

Sore hari sebelum kejadian mengenaskan di acara reuni.

Malika sudah berada di rumah sejak siang tadi, Arthur sendiri masih di kantor dan akan langsung pergi ke acara reuni. Keadaan rumah terlihat sepi, Agung yang berjaga di depan dan Mbok Salmi yang sibuk di dapur. Malika memang kurang enak badan, maka dari itu dia tidak turut membantu Mbok Salmi memasak. Dia memilih istirahat di kamar, memejamkan matanya sejenak.

Di gerbang depan saat Agung sedang berjaga-jaga di pos dia melihat seorang perempuan berjalan menghampiri pagar rumah dengan membawa sesuatu di tangannya. "Cari siapa Mbak?" tanya Agung saat perempuan itu berdiri di depan pagar sambil celingukkan.

"Ini saya tetangga baru mau perkenalan sekalian ngasih kue," ujar perempuan itu dari luar pagar. Agung pun mendekati perempuan tersebut dan membukakannya gerbang.

"Mari Mbak saya antar," Agung mengantar perempuan itu bertemu dengan Mbok Salmi. "Silahkan duduk Mbak, sebentar ya kuenya disalin dulu," ujar Mbok Salmi mempersilahkan perempuan itu untuk duduk.

Agung sendiri sudah kembali ke posnya untuk berjaga. Dia membiarkan perempuan itu berada di dalam rumah bersama dengan Mbok Salmi. Saat melihat keadaan lengan, dia mulai berjalan menghampiri Mbok Salmi yang membelakanginya. Dikeluarkannya alat suntik dari saku celananya.

"Arghhh," geraman Mbok Salmi tidak terlalu besar hingga tidak terlalu terdengar sampai ke telinga Agung ataupun membangunkan Malika. Perempuan itu cabut suntikkan tersebut dan dimasukkannya ke dalam sakunya kembali.

"Tinggal satu lagi," ujarnya berjalan menuju pos depan. Dilihatnya Agung sedang berdendang mengikuti lagu dangdut yang diputar oleh radio.

"Ah sudah Mbak?" tanya Agung saat melihat kedatangan perempuan tersebut.

Perempuan itu hanya mengangguk saja, lalu mengatakan, "coba Mas berbalik, itu di dekat kepalanya ada sesuatu mungkin binatang."

Agung yang tidak curiga sama sekali menuruti kemauan perempuan tersebut. Dia membalikkan badannya dan kesempatan itu digunakan oleh perempuan itu untuk menyuntikkan Agung obat bius yang dikantonginya. Geraman Agung terdengar, Agung yang mengalami pusing berat ingin melawan tetapi apa daya dia hanya bisa menerima nasib bahwa dia pingsan.

Di depan gerbang datang sebuah mobil vans berwarna hitam, dari balik kemudinya keluar Lukas. "Tunggu di sini aku yang akan membawa Malika," ujar Lukas pada rekannya itu.

Perempuan yang ternyata rekan Lukas itu mendengar suara ponsel Agung, diambilnya ponsel tersebut dan terlihat ada panggilan tidak terjawab dari Arthur. Tidak berapa lama masuk pesan singkat dari Arthur yang menanyakan Malika. Saat itu langit masih sore dan perempuan itu membalas pesan singkat di ponsel Agung dengan mengatakan bahwa keadaan baik-baik saja.

Sementara itu di dalam kamar Malika terbangun saat merasakan keberadaan seseorang di kamarnya, awalnya dia kira orang itu Arthur. Tetapi saat pikirannya sudah dapat berpikir jernih dia sadar bahwa Arthur seharusnya pulang terlambat karena menghadiri acara reuni. Matanya Malika seketika terbuka lebar saat melihat sosok yang berdiri di hadapannya sosok asing yang tidak dikenalnya.

"Siapa kamu?!" suara Malika terdengar panik saat bertanya, apa lagi dirinya telah tersudut di atas kasur.

"Aku hanya kemari untuk mengajakmu berkencan," jawab Lukas santai dan itu semakin terdengar menakutkan di telinga Malika.

Tangan Malika menggapai-gapai nakas di samping tempat tidurnya, dia meraih sebuah gelas kosong di atas nakas dan melemparkannya ke arah Lukas. "Prang!!" lemparan Malika meleset mengenai dinding yang berada di belakang Lukas karena Lukas dengan santainya menghindar.

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang