Bab 9 - Malika Berstatus Tersangka

22.6K 2.1K 7
                                    

   Arthur menyetir mobilnya dengan kecepatan luar biasasetelah tadi mendapat kabar dari rumahnya dan kantor polisi. Wajah Arthur terlihat sangat tegang, seperti sedang khawatir akan sesuatu. Lebih tepatnya Arthur khawatir dengan Malika.

   “Jeremy! Aku yakin di sini ada kesalahan!” tegas Arthur kepada Jeremy begitu bertemu Jeremy di kantor polisi.

   “Bukti sudah mengarah ke Malika Arthur, alibi Malika juga tidak kuat. Kalau masih berkeras silahkan dirimu bawa bukti lain kepadaku!” ujar Jeremy tidak ingin dibantah. Jeremy juga meninggalkan Arthur begitu saja, membuat Arthur hampir meledak emosinya.

   Tadi saat Arthur sedang makan siang dia mendapat telepon dari rumah, Mbok Salmi memberitahu Arthur bahwa Malika dibawa pihak berwajib. Sudah pasti Arthur meninggalkan makan siangnya dan langsung meluncur menuju kantor polisi.

   Arthur hanya dapat terduduk di kursi panjang kantor polisi setelah Jeremy berlalu dari hadapannya, dia sedang berusaha mencari cara agar Malika dapat terbebas dari tuduhan yang tidak dilakukan Malika. Setelah menimbang akhirnya Arthur memutuskan akan menemui Malika, dia ingin melihat keadaan Malika.

   Sekarang Arthur dan Malika duduk berhadapan, keduanya diam tidak tahu harus memulainya darimana. Arthur juga takut menyinggung perasaan Malika, sedangkan Malika terlalu kalut untuk memulai pembicaraan.

   “Aku percaya kok dengan seorang Arthur Sujatmiko,” ucap Malika setelah keheningan yang melingkupi mereka begitu menyesakkan bagi Malika. Dia memilih untuk memulai pembicaraan terlebih dahulu karena Malika tahu Arthur sedang bingung.

   “Aku berjanji akan segera menemukan bukti bahwa kamu tidak bersalah Malika,” janji Arthur kepada Malika.

   “Kamu harus tepati janjimu itu Arthur, kalau tidak kamu tidak akan mendapatkan harta warisanmu,” ujar Malika dengan nada yang dibuat bercanda dan terdengar santai. Walaupun Arthur tahu itu hanya upaya Malika untuk menutupi kegelisahan dan ketakutannya.

   Setelah bertemu dengan Malika, Arthur memilih untuk bertemu dengan Bima yang merupakan orang kepercayaannya. Begitu Arthur mesuk ke ruangannya ternyata Bima sudah menunggu Arthur.

   “Bagaimana sudah ada info soal plat mobilnya?” tanya Arthur langsung.

   “Aku sudah dapat info ternyata itu milik seorang perempuan bernama Adela seorang mahasiswi,” lapor Bima sambil menyerahkan berkas yang berisikan info plat mobil tersebut.

   “Sudah kamu selidiki apakah dia kenal dengan Sarah?” Arthur menatap Bima yang sedang menatapya dengan sorot mata penuh penyesalan.

   “Aku sudah selidiki, tetapi sayangnya mobil itu dibeli orang tua Adela dari sebuah showroom mobil bekas,” kata Bima dengan penuh penyesalan.

   “Telusuri jejaknya Bim! Cari tahu pemilik sebelumnya!” kata Arthur dengan nada suaranya yang sedikit ditekan. “Ini jalan awal untuk kita mulai mencari buktinya Bim,” tambah Arthur lagi.

   Bima pun pamit untuk mencari info lebih jauh tentang pemilik mobil sebelumnya, sedangkan Arthur dia tetap di kantornya. Menekuni berkas-berkas yang berkaitan dengan kasus meninggalnya Sarah. Setelah dua jam akhirnya Arthur keluar kantornya, dia menuju lingkungan tempat tinggal Malika dan Sarah.

   Arthur mendatangi warung Pak Yono yang saat itu sedang ramai oleh bapak-bapak yang sedang asik minum kopi sambil mengobrol dan beberapa ibu-ibu yang membeli keperluan dapur di warung Pak Yono.

   “Eh Nak Arthur, mari duduk Nak. Mau minum apa?” tanya Pak Yono ramah. Beberapa ibu-ibu yang ada di sana langsung berbisik-bisik begitu melihat Arthur datang. Mereka mengenali Arthur yang kerap menemani Malika, para bapak-bapak juga mulai mengalihkan pandangannya ke arah Arthur.

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang