Bab 15 - Informasi Baru Lagi

19.1K 2K 23
                                    

   Arthur sudah duduk menunggu Ivan di salah satu club malam milik Ivan, tepatnya di dalam salah satu ruang VIP. Berbagai macam minuman sudah tersuguhkan di hadapan Arthur, tetapi tidak ada satu pun yang berhasil menarik minat Arthur. Beberapa menit kemudian Ivan datang bersama seorang pria paruh baya yang Arthur kenali sebagai Ibrahim.

   Di dalam hati Arthur menyeriangai senang begitu melihat Ivan datang bersama Ibrahim, Arthur tahu bahwa sekarang Ibrahim sedang dicari-cari polisi untuk mengkonfirmasi tanah warisan Sarah. Dengan santai Arthur mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan singkat kepada Bima.

   Arthur: Ambil foto yang sangat bagus lalu kirim ke Jeremy setelah pertemuan selesai.

   Bima: Beres!

   Arthur memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku celanannya, dia melihat Ivan dan Ibrahim yang sudah duduk bergabung dengannya. “Jadi ini yang namanya Bapak Ibrahim?” tanya Arthur berpura-pura tidak tahu.

   “Iya saya merasa bangga dapat bertemu dengan cucu dari keluarga Sujatmiko, saya dengar anda juga seorang pengacara,” kata Ibrahim panjang lebar.

   “Iya benar sekali saya seorang pengacara, apa sebelumnya kita pernah bertemu?” tanya Arthur mencoba mengkonfirmasi ingatan Ibrahim soal dirinya, siapa yangtahu mungkin saja laki-laki itu mengenali Arthur sebagai pengacara Malika.

   “Ah! Ini pertama kali kita bertemu, bahkan saya terlalu sibuk untuk dapat menonton televisi. Saya hanya tahu bahwa anda pengacara handal an cucu dari Rafael Sujatmiko,” jawab Ibrahim lugas.

   “Bagaimana jika kita langsung mulai membahas tentang bisnis kita?” tanya Ivan menyela, terlihat sekali Ivan sedikit tidak senang dengan Ibrahim yang sedang mencari muka dan mencoba akrab dengan Arthur.

   Selama lebih dari sejam Arthur, Ivan dan Ibrahim membahas masalah bisnis yang sebenarnya hanya akal-akalan Arthur saja. Tepat saat Arthur keluar dari pintu ruangan VIP, Bima langsung mengangkat jempolnya. Menandakan bahwa sekitar kira-kira lima belas menit lagi Jeremy dan anggotanya akan datang.

   “Kerja bagus, ayo kita amati dari dalam mobil,” kata Arthur ketika menghampiri Bima yang menunggunya di bar.

   Seolah-olah telah diatur, Arthur dan Bima melihat kedatangan Jeremy bersama dua orang anggotanya. Mereka tidak menggenakan baju dinas mereka, tetapi menggunakan baju biasa. “Saya ingin bertemu Ivan Handoko dan Ibrahim, saya tahu mereka ada di dalam,” kata Jeremy tegas kepada orang yang mencoba menghadanginya, mungkin security club tersebut.

   “Maaf kalian tidak boleh masuk,” beberapa orang berbadan tegap tetap menghadang Jeremy dan anggotanya untuk masuk.

   Jeremy yang sudah mulai kehilangan kesabaran langsung mengeluarkan lencana polisinya, menunjukkannya kehadapan para pria berbadan tegap itu. “Minggir atau kalian akan berurusan dengan pihak berwajib,” ancaman Jeremy tersebut sukses membuat pria-pria itu menyingkir dan membiarkan Jeremy dan anggotanya lewat.

   Arthur dan Bima yang masih duduk di dalam mobil sedang menunggu Jeremy dan anggotanya keluar dengan membawa Ibrahim. “Mereka belum sampai pada kepemilikan Ivan Handoko atas tanah Sarah?” tanya Arthur kepada Bima.

   “Belum, tetapi bisa dipastikan besok Jeremy pasti akan menerima laporan itu segera. Besok aku juga akan mengirim surat kaleng ke Jeremy yang berisi rekaman CCTV keberadaan Ibrahim di Solo,” jelas Bima.

   “Besok pagi-pagi sekali kita rapat sebelum aku bertemu dengan Malika,” kata Arthur memberitahu Bima yang langsung diangguki Bima.

   “Lihat!” seru Bima begitu melihat Jeremy dan anggotanya keluar bersama Ibrahim dengan sedikit paksaan.

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang