Chapter 8 - Disappointed

Start from the beginning
                                    

"Eoh? Aku baik-baik saja. Hehe..." jawab Wonwoo diakhiri dengan tawa kikuknya.

Sementara itu, di sebuah ruangan yang ada di dalam salah satu gedung rumah sakit, seorang wanita berpakaian suster tengah duduk melamun. Di meja yang ada di depannya ada segelas kopi panas. Itu terlihat jelas dari asap yang masih mengepul di atas gelas cup tersebut.

Choi Yoo Ra. Suster berusia 25 tahun itu masih terpikirkan dengan pertanyaan yang dilontarkan Wonwoo beberapa waktu lalu. Lihatlah betapa pucat wajah wanita cantik berlesung pipi tersebut sekarang ini. Tampak jelas juga di wajahnya, ada rasa takut di sana. Berulang kali ia meremas jari-jarinya sendiri. Tampak tegang sekali Choi Yoo Ra ini.

"Bagaimana dia tahu tentang Yuri?" gumam Yoo Ra kebingungan.

Dan tanpa di sadari oleh Yoo Ra, hantu Yuri kini tengah duduk berhadapan dengannya. Menatap Yoo Ra penuh luka dengan kesedihan yang mendalam.




•••




Wonwoo sedang menonton televisi sementara Bibi Cha memasak untuk makan siang. Mata Wonwoo yang indah itu memang sedang menatap televisi, tapi tatapan itu kosong. Wonwoo sedang dalam dunianya sendiri. Wonwoo tengah rindu. Ya, rindu pada ayah dan ibunya.

Dalam lamunannya, berputar kembali semua kenangan manis ia bersama kedua orang tuanya. Tapi semuanya kini hanya tinggal kenangan. Ibunya sudah meninggal, dan ayahnya kini sedang berada di penjara.

Wonwoo sungguh tak mengerti dengan apa yang telah terjadi di hidupnya. Sebelum kecelakaan itu terjadi, keluarganya baik-baik saja. Tapi setelah kecelakaan itu, semua keburukan keluarganya seperti terbongkar begitu saja. Terlebih tentang ayahnya. Wonwoo tak menyangka jika ternyata sang ayah seburuk itu. Bukan tentang kecelakaan yang sudah terjadi, tapi tentang kasus yang dihadapi ayahnya. Korupsi? Suap? Wonwoo tak habis pikir. Sosok yang selama ini jadi panutannya ternyata seperti itu. Wonwoo sangat kecewa.

"Hya!"

Wonwoo tersadar dari lamunannya karena sosok Hoshi yang kembali muncul dengan tiba-tiba membuatnya terkejut. Hoshi kini dengan santainya sudah duduk di samping Wonwoo yang sedang menatapnya aneh. Lihatlah kaki-kaki Hoshi yang dengan seenaknya selonjoran di atas meja.

"Tidak sopan! Turunkan kakimu itu!" Wonwoo mengomel.

"Wae? Tidak ada yang bisa melihatku juga, kan?" Hoshi menanggapinya remeh.

"Siapa bilang? Aku bisa melihatmu, tahu!"

Hoshi berdecih lalu menurunkan kaki-kakinya yang mengenakan sepatu kets berwarna putih tersebut. Bibirnya kembali mengerucut, ia melipat kedua tangannya di dada. Hoshi ngambek lagi tampaknya.

"Ada apa?" tanya Wonwoo yang kembali menatap televisi.

"Kau sendiri sedang apa?" Hoshi balik bertanya.

"Kau tidak lihat aku sedang apa? Ada remote TV di tanganku, dan TV juga menyala,"

"Yang aku lihat adalah kau sedang melamun, Tuan Jeon Wonwoo."

"Eh?"

"Kau sedang melamunkan apa, sih? Mata birumu itu sampai berkaca-kaca, tahu."

"Ingin tahu saja."

"Ya sudah kalau begitu. Aku juga tidak jadi memberitahumu sebuah informasi yang sangat penting." Hoshi tampaknya sedang melakukan sebuah penawaran.

Wonwoo langsung menatap Hoshi dengan rasa penuh ingin tahu. Sedangkan Hoshi yang melihat itu hanya melengos saja. Ia bahkan beranjak dari duduknya dan berkeliling melihat sekitar. Meninggalkan Wonwoo yang menatap penuh harap padanya.

Hoshi berhenti melangkah tepat di depan dinding yang kosong dekat televisi. Menatap dinding itu sendu. Kedua mata Hoshi juga sudah berkaca-kaca entah kenapa.

"Hya, kau lihat apa?" Hoshi buru-buru menghapus air mata yang hampir menetes ketika terdengar Wonwoo yang mendekat padanya.

"Tidak. Tidak lihat apa-apa," elak Hoshi.

"Hei, aku sangat penasaran dengan informasi pentingmu itu. Apa ada sangkut pautnya dengan Suster Yuri?" Wonwoo menebak-nebak.

Hoshi mengangguk, "Iya."

"Apa?"

"Wonwoo-ya! Ayo kita makan!"

Terdengar suara teriakan Bibi Cha dari dapur. Wonwoo yang sempat menoleh ke arah dapur, kembali terkejut karena Hoshi sudah tidak ada lagi di tempat terakhir ia berdiri. Wonwoo celingukan mencari keberadaan Hoshi.

"Dasar, Roh gentayangan!" gerutu Wonwoo sembari berjalan menuju meja makan yang ada di dapur.

Tidak ada yang tahu, saat ini Hoshi sedang berdiri tak jauh dari Wonwoo dan Bibi Cha. Menatap sendu kebersamaan keduanya yang tampak hangat.

"Eomma."






















To be Continued!
29 April 2019

The Gift || SEVENTEEN [COMPLETE]Where stories live. Discover now