BAB 36 - Seek The Truth

8.7K 375 11
                                    

Maaf baru bisa update 😂 kemaren mau update malem2 cuma gajadi karena sedang dalam mood yang buruk 😋😋

Jadi gantinya malam ini aku updatenyaa

---

Satu jam kemudian, Sandra memilih untuk pergi dari apartement Lucas dengan membawa ponsel dan dompet miliknya. Ia ingin bertemu dengan Caroline dan menanyakan semua yang Lucas rahasiakan padanya, mungkin saja sahabatnya itu tahu siapa wanita bernama Shanon. Yah, Semoga saja ...

"Kau beruntung karena aku belum pulang ke New York hari ini," kata Caroline. "apa kau sudah lebih baik untuk mengajakku makan diluar? Ini sudah masuk musim dingin."

"Ah syukurlah. Tenang saja, aku memakai mantel. Kau sudah disana?"

"Ya, cepatlah kemari."

"Sabar, Carl. Jalanan siang ini macet sekali. Lagipula disana ada Joshua kan? Minta saja ditemaninya terlebih dahulu sebelum aku datang."

"Diam, dan cepatlah datang!"

Sandra terkekeh pelan sambil menatap sambungan teleponnya yang diputus oleh Caroline, ia tahu sahabatnya itu sudah tidak ingin bertemu dengan Joshua lagi makanya ia menyuruh Caroline untuk datang ke cafe Joshua yang bercabang di Amsterdam. Karena mau bagaimanapun Caroline tidak boleh terus-terusan berperang dingin dengan Joshua. Lagipula, ia kasihan melihat Joshua yang terus berusaha agar Caroline mau berteman dengannya lagi. Tidak ada alasan tersembunyi, karena yang Joshua mau adalah Caroline tidak memusuhinya lagi. Tapi, aksi baik Joshua selalu di balas dengan ketidak baikkan Caroline.

Setelah beberapa menit berada dijalan, akhirnya Sandra kini berdiri didepan cafe bercabang milik Joshua. Tanpa membuang waktu, Sandra segera masuk ke dalam cafe sambil menampilkan senyum manis saat pegawai cafe menyapanya dengan ramah. Yah... karena Caroline dan Steven dia dikenal dengan para pegawai disini, sama seperti cafe Joshua yang ada di New York. Kalau dipikir lagi, ternyata Joshua lah yang lebih sukses jika dilihat dari lelaki itu dapat membuka cabang cafenya di berbagai negara.

"Sudah lama?" tanya Sandra sembari mendudukan tubuhnya dikursi.

"Cepat. Sampai-sampai mocca-ku habis." Caroline mengangkat gelas kosongnya. "Lihat?"

Sambil terkekeh, Sandra mengambil buku menu dan mengangkat tangannya tinggi. "Kau bisa memesannya lagi. Aku akan mentraktirmu."

"Bagus sekali, kebetulan aku hanya membawa uang beberapa lembar. Ternyata menyenangkan berteman dengan tunangan seorang jutawan, atau milyader?"

Caroline membuka buku menunya lalu memesan makanan yang ia inginkan, diikuti dengan Sandra.

"Tumben kau makan sedikit?"

Sebenarnya aku mentraktirmu memakai uangku sendiri. Bukan uang milik Lucas. "Aku tidak ingin gendut. Lagipula aku sudah makan tadi."

"Kalau sudah kenapa kau mengajakku kemari?!" Caroline merenggut kesal.

"Sudahlah tidak apa. Aku mengajakmu kesini bukan hanya untuk makan. Tapi ada suatu hal penting yang ingin ku tanyakan padamu."

Caroline menatap Sandra dengan sinis. "Kau bisa mengajakku ke tempat lain."

Sandra membuang napasnya lelah. "Caroline, kumohon hari ini saja... Aku tidak tahu lagi dimana tempat private selain tempat ini. Dan cafe ini selalu membuatku nyaman."

Mata Caroline masih tajam, sedangkan Sandra memasang wajah memohonnya. Melihat itu membuat Caroline menyenderkan tubuhnya di belakang kursi tanda menyerah. "Apa yang ingin kau tanyakan?"

Me and Mr. Billionaire✓ (Open PO)Where stories live. Discover now