Prolog

41.1K 1.1K 9
                                    

Wanita berambut blonde yang di cepol asal tengah memandangi orang-orang yang sedang meliukkan tubuh mereka di tengah lantai dansa diiringi sebuah musik yang berdentum dengan keras.

Wanita bernama Sandra Margareth menyesap lagi gelas berisi red wine yang berada di genggaman tangannya dan mengabaikan sepasang kekasih yang sedang mengumbar cumbuan didepan dirinya.

Ini pertama kalinya ia datang ke tempat terukutuk ini dengan alasan untuk menghibur diri.. ralat, hatinya.

Matanya menyipit ketika menyesap minuman berwarna merah itu. Pahit seperti hidupnya tapi menenangkan. Mungkin hidupnya nanti juga akan menenangkan setelah melalui masa-masa pahit. Sandra tertawa miris, ia tidak menyangka jika seorang yang sangat ia cintai bisa menghianatinya dengan cara melakukan seks dengan para jalang di belakang dirinya, ia tahu ia tidak pernah sekalipun mengizinkan Steven untuk menyetubuhinya tapi apakah harus seperti ini caranya? Tidak bisakah lelaki itu menghargai perasaannya?

Astaga. Mengingat kejadian itu membuat Sandra menitikkan air matanya lagi, hatinya benar-benar hancur ketika kepercayaan yang begitu besar ia berikan kepada Steven tetapi lelaki itu malah menghancurkan kepercayaannya dengan mudah.

Memang seharusnya ia tidak memberikan kepercayaannya pada siapapun.

Ia kembali meneguk gelas itu hingga habis dan berjalan menuju bartender untuk mengisi gelasnya yang sudah kosong.

"Kau memiliki minuman lain selain ini?"

"Tentu saja. Kau bisa meminum apapun yang kau mau, Nona. Kau ingin apa?"

Alis wanita itu berkerut "Aku tidak tahu jenis dan nama minuman itu. Berikan saja yang terbaik."

"Kau sepertinya tidak pernah meminum alkohol ya?"

"Jangan banyak tanya. Berikan saja!"

Bartender itu tersenyum "Baiklah. Bagaimana dengan vodka?" tawarnya.

"Hmm, itu menarik. Isikan gelas ini." balasnya lalu memberikan gelas kosong kepada bartender.

Saat bartender memberikan gelasnya untuk yang kedua kali, ia merasakan seseorang dengan aroma maskulin berada didekatnya, Sandra menoleh dan menemukan lelaki tampan dengan mata tajamnya yang berwarna biru dan rahang yang sudah ditumbuhi bulu-bulu halus membuat lelaki itu terlihat semakin seksi.

Sandra menahan napas ketika lelaki tersebut mendekatkan tubuhnya ke tubuh kecil miliknya, tatapan tajam matanya pun tak lepas dari wajahnya membuat Sandra ingin pergi dari sini detik itu juga tapi kakinya seakan lemas untuk berjalan.

"Sepertinya aku baru melihatmu disini" ucap lelaki itu.

Sandra merasakan gelenyar aneh pada perutnya ketika mendengar suara berat dan juga aroma mint yang keluar dari mulut lelaki dihadapannya.

Sandra berdehem "Mungkin saja kau yang tidak pernah melihatku." elak Sandra lalu ia menyesap minuman berwarna putih bening yang kini ada di gelasnya.

"Ini pahit sekali." rengek Sandra tanpa sadar membuat lelaki yang masih setia berdiri di hadapannya mengangkat sebelah alisnya diiringi bibir yang terseringai.

"Ternyata benar. Kau orang baru disini dan kau tidak pernah meminum alkohol. Lalu kenapa kau meminum minuman itu?"

"Itu bukan urusanmu." ucap Sandra dengan suara bergetar. Ia semakin tersiksa ketika cairan bening itu melewati tenggorokannya, panas dan ia merasa langit-langit mulutnya seperti terbakar.

"Berikan dia air putih." suruhnya kepada bartender lalu dengan patuh bartender itu mengangguk dan secepat mungkin mengambil gelas berisi air mineral dan diberikan kepada Sandra.

"Habiskan."

Sandra menggeleng lalu ia menaruh gelas itu ke meja bartender "Rasanya tawar."

"Tentu saja itu air biasa."

"Tidak adakah jus disini?"

Sandra mendesah dan membuat tatapan lelaki itu berubah menjadi bergairah apalagi ketika ia melihat bibir ranum Sandra yang sedikit terbuka menampilkan sedikit gigi putihnya.

"Aku menginginkanmu"

Sandra mendongak menatap mata lelaki itu, ia sedikit gelisah ketika menyadari jika tatapan lelaki itu sudah tidak setajam tadi tetapi berubah menjadi tatapan bergairah?

"A-apa maksudmu?" tanya Sandra dengan gugup yang tidak bisa di sembunyikan.

Lelaki itu duduk dengan arogan, tanpa aba-aba tangan kekarnya menarik pinggang Sandra sedikit memaksa tapi lembut dan membuat tubuh ramping yang Sandra miliki berakhir dipangkuan lelaki yang tidak ia kenali.

"Mau apa kau?!" pekiknya.

"Menciummu."

Mata Sandra melotot tak percaya, baru saja ia ingin memberontak tapi ia sudah telat karena ia sudah merasakan bibir tebal dan dingin milik lelaki itu telah menempel di bibirnya.

Ish, sekarang ia benar-benar merasa jika jutaan kupu-kupu beterbangan di perutnya. Ini benar-benar nyata dan ciuman ini juga nyata. Oh god, first kiss nya sudah di rebut oleh lelaki yang bahkan sama sekali tidak dikenalinya.

•••

NB : Di tahun 1400-an, vodka disebut gorzalka, merujuk pada kata Polandia 'gorzec'  yang bermakna 'membakar'. Vodka sendiri berasal dari bahasa Slavia 'voda' yang berarti 'air'.

Me and Mr. Billionaire✓ (Open PO)Where stories live. Discover now