BAB 01 - Mr. Jeffrey

23K 951 7
                                    

Sinar matahari menyeruak masuk ke dalam celah gorden yang sedikit terbuka sehingga gadis yang sedang bergelung di bawah selimutnya mengerang karena merasa ada sebuah pantulan cahaya dimatanya.

Merasa tidurnya terganggu karena sinar itu, ia langsung menarik selimutnya hingga ke atas kepala sehingga tidurnya kembali nyenyak, tak peduli sudah berapa kali jam wekernya berbunyi untuk membangunkannya. Tunggu beberapa menit saja, karena ia ingin melanjutkan mimpinya yang sempat tertunda tadi.

But.. wait? Jam weker?

Ketika otak dan pikirannya sudah menyatu, gadis itu langsung menyingkap selimutnya dan mengambil jam weker yang selalu setia berada disampingnya.

09.00 AM.

"Aku terlambat!" Pekiknya lalu segera bangkit dan berlari masuk ke dalam kamar mandi.

Setelah melakukan ritual mandi kilatnya dan memakai seragam kerjanya, ia langsung keluar dari kamar apartementnya lalu berlari sambil menunggu sebuah bus yang lewat.

"Yatuhan, dimana bus itu?!" geramnya dengan keringat dingin yang selalu meluncur didahi, leher dan telapak tangannya ia melirik arlojinya yang sedikit lagi akan menunjukkan pukul setengah sepuluh. Habislah ia...

Merasa tidak punya waktu yang banyak, ia nekat ke tengah jalan dan menyetopkan sebuah mobil dengan kedua tangan yang ia rentangkan.

TIINNN!!!

Matanya menerjap ketika suara klakson tersebut diperingatkan untuknya menepi, tapi bukannya menepi ia malah berjalan mendekati mobil itu dan berjalan menuju jendela kemudi.

"Bolehkah aku menumpang?" Tanyanya ketika ia melihat seorang yang ada dibalik kemudi menatapnya dengan tajam meskipun kaca mobil itu berwarna gelap tapi ia bisa merasakan hawa tidak menyenangkan didalam sana.

Karena merasa tidak ada jawaban, tangan mungil itu kembali mengetok kaca jendela dan tak lama keluarlah pemilik mobil tersebut.

Ia menahan nafasnya ketika mengenali sosok yang memakai jas berwana navy dengan kemeja hitam didalam jas tersebut, ia sangat mengenali sosok lelaki dihadapannya meskipun lelaki itu memakai kaca mata hitam, tapi tekstur tubuh dan wajah tampannya membuat ia sangat sangat mengenali lelaki ini.

"Lucas?" cicitnya

•••

Entah kesialan apalagi yang menimpanya hari ini, terlambat bekerja, diomeli oleh atasannya, memakai seragam terbalik serta rambut yang sangat acak-acakan, itu membuat dirinya sangat malu dan terakhir yang membuat ia gila adalah ia bertemu dengan Lucas! Lelaki yang selama tiga bulan ini sudah tidak nampak di kehidupannya kini terlihat kembali. Oh yatuhan...

"Hey! Kenapa melamun?" Gadis itu tersentak lalu menatap seorang yang berada disampingnya dari cermin lalu tersenyum.

"Entahlah, aku hanya merasa jika hari ini adalah hari sial terbesarku"

"Tidak ada hari sial, Sandra! Penyebabnya adalah kau terlambat bangun. Jadi, apa yang membuatmu terlambat hari ini?"

Sandra terkekeh lalu menatap wanita yang lebih tua darinya di kaca "Aku memimpikan seorang pria tampan?"

"Oh astaga... Sudah kuduga!" pekiknya lalu menggeleng "Kau selalu susah bangun jika sudah memimpikan pria-pria tampan"

"Ya... Kau sangat mengetahui aku kan?"

"Tentu, aku mengetahui kelakuanmu sejak kau berumur 5 tahun. Kau selalu bertindak bodoh kau tau?"

"Ish! Aku tidak bodoh, Carl"

"Kau bodoh. Tentu saja." kata Caroline sambil memutar bola matanya jengah.

"Cepat kau rapihkan penampilanmu, Darling karena pemilik dari perusahaan ini akan datang dalam sepuluh menit lagi."

"Si pria tua itu?"

Caroline terngangah "Bukan! Kau tahu? Sekarang perusahaan ini telah diberikan kepada anak satu-satunya Mr. Charlie, lelaki itu sangat tampan dengan mata birunya yang dapat menghunus hati wanita!" pekik Caroline sedangkan Sandra menatap jengah sahabatnya ini.

"Siapa nama anaknya?"

Caroline mendelik lalu menatap Sandra horor "Kau tidak tahu?"

Sandra menggeleng polos sedangkan Caroline menganga "Astaga! Kau sudah setahun bekerja disini tapi kau tidak tahu anak dari Mr. Charlie? Kau sungguh hebat, Sandra." ucap Caroline sambil menepukkan tangannya.

Sandra memutar bola matanya "Oh ayolah, aku sangat tidak peduli siapa anak, istri, bahkan cucu dari Pak tua itu."

"Hais! Kau karyawan yang kejam! Baiklah nama anaknya adalah, Lucas Jeffrey Stanley. Oh tidak, hanya Lucas Jeffrey karena lelaki itu tidak ingin menyandang nama keluarganya, mungkin karena ia memiliki perusahaan yang dipimpin sendiri dengan nama Jeffrey Corp, mungkin saja... Tapi, sangat mandiri bukan? Jadi, kau harus bersikap sopan dan manis ketika ia datang dan jangan lupa panggil ia dengan sebutan Mr. Jeffrey. Sudahlah, aku akan bersiap-siap keaula, jangan lama-lama" ucap Caroline lalu ia meninggalkan Sandra dengan tubuh yang masih menegang ketika mendengar Caroline menyebutkan nama lelaki tersebut.

Lucas Jeffrey.

Ya, Sandra masih ingat kejadian tiga bulan lalu. Ketika ada seorang lelaki yang tiba-tiba datang padanya dan memperkenalkan namanya dengan nama Lucas Jeffrey.

Astaga, sial lagi!

---
To be continued>>

Yash, bab 1 finished. Thank you so much for reading😚

Maaf kalau masih banyak kata-kata yang berbelit atau gak jelas. Kalau boleh saya minta kritiknya dengan berkomentar tentang cerita ini agar kedepannya bisa lebih baik.

Me and Mr. Billionaire✓ (Open PO)Where stories live. Discover now