Extra Part (1)

1.7K 85 7
                                    



Arvin lagi lagi menghela nafas lelah lalu menengokan kepala ke samping tepatnya ke manusia cantik yang sekarang menatapnya intens seakan berkedip satu kali pun ia akan rugi setengah mati

Bahkan riuh dan bisik bisik karyawan sekitar pun tak ia pedulikan sama sekali matanya yang sedikit sembab dengan hidung memerah lucu tetap menatap arvin

Arvin tersenyum lalu mencubit kedua pipi wanita itu hingga sang empunya mengaduh sakit

Lalu bibirnya mengerucut lucu membuat arvin gemas setengah mati Lalu tak lama wanita itu kembali menatap intens sang laki laki

"Gue tau gue ganteng"

"Jadi jangan liatin gue gitu terus"

"Nessa lagi ga mimpi kan kalo ini mimpi jangan bangunin plis" ucap wanita yang di panggil nessa mendongkakan kepala dengan tangan menyatu memohon

Membuat arvin terkekeh lucu hingga kantin perusahaan ini kembali riuh karna melihat tawa sang calon pimpinan

Arvin menangkup wajah nessa dengan kedua tangannya memaksa kedua mata indah nessa menatap mata tajam miliknya

"kamu lagi ngga mimpi ness,aku ga akan kemana mana lagi janji"

Nessa berdecih lalu menjauhkan wajahnya dari tangan arvin

"Apasih labil tadi lo gue sekarang aku kamu kebiasaan" 

Nessa lalu berdiri dari duduknya sambil membawa satu bucket bunga yang kini sudah hancur karna ia yang menangis saat melihat arvin lalu memukuli arvin dengan bunga itu hingga kini bunganya hanya tersisa beberapa

Nessa lalu berjalan meninggalkan arvin namun baru beberapa langkahnya berhenti dan menengok ke belakang tepatnya ke sekeliling kantin yang terdapat banyak orang terutama perempuan yang menatap memuja ke arah arvin

Nessa menggelengkan kepala siaga 1 bahaya arvin tak boleh di tinggalkan sendiri karna banyak cabe lapar yang sebentar lagi akan menggodanya

Nessa berjalan cepat lalu menarik sebelah tangan arvin pergi dari kantin membuat karyawan yang hampir seluruhnya wanita yang sedang berada di kantin mendengus kesal

-Ceo Room-

"Sekarang jelasin"

"Apa" tanya arvin sambil memainkan ponselnya mengabaikan nessa yang sedang misuh misuh kesal di sofa samping arvin

"Ish ka arvin"

"iya iya" arvin menaro kembali pinselnya di meja lalu memusatkan seluruh atensinya pada wanita di sampingnya

"Ko kakak maih hidup" cicit nessa menunduk sambil memainkan kancing jas arvin

"Kamu mau dengerin penjelasan atau niat ngegoda aku"

"hah" nessa mendongkakan kepala menatap arvin polos

Arvin sedikit menggeram dan batin nessa mulai tertawa nista melihatnya

"dengerin penjelasan ka arvin"ucap nessa

Cup

Arvin mengecup tepat di bibir ranum nessa membuat nessa melongo lucu

"Satu pertanyaan satu ciuman gimana"

Nessa mendelik kesal menatap arvin yang kini tersenyum dengan kedua alis terangkat naik turun

Nessa sedikit tersenyum tak memungkiri hati yang beku kini mulai menghangat karna sang matahari yang menyinarinya kini kembali

Membuat perasaan rindunya selama 7 tahun kini tersampaikan, membuat bebannya kini seolah tertiup angin nessa senang luar biasa bahagia dan berharap kejadian 7 tahun yang lalu jangan pernah lagi terulang

"Kalo gamau ga akan aku jelas-

"Oke"sahut nessa

Arvin tersenyum lalu menyenderkan tubuhnya pada sandaran sofa lalu menyuruh nessa duduk mendekat

Nessa tentu menurut arvin lalu membawa kepala nessa bersandar di dadanya dan lengannya memeluk pinggang ramping arvin sedang tangan arvin merangkul bahu sempit milik nessa

"Jadi apa yang mau kamu tanya"

"Pertanyaan pertama gimana caranya kakak masih hidup" tanya nessa mendongkakan kepala menatap arvin

Arvin tersenyum lalu mengecup bibir nessa

"saat ledakan itu aku berusaha mati matian keluar dari gudang itu setelah kamu keluar beruntung ada pintu belakang tapi tetap aku kena ledakan bahkan sampai koma hampir 1 tahun"

Nessa menatap arvin terkejut yang di tanggapi senyum oleh arvin

"Terus selama ini ka arvin dimana, sama siapa, apa orang tua ka arvin juga tau ka arvin masih hidup"

Cup

Cup

Cup

Arvin kembali melayangkan kecupan di bibir nessa

Nessa sedikit menggerutu kesal sedang arvin terkekeh pelan

"Aku di Rawat di Amerika, yaa mereka tau makanya mereka pindah ke amerika bukan"

"Kenapa mama sama papa ka arvin ga ngasih tau nessa kalo kakak masih hidup"

"aku koma ness koma itu ibarat hidup tapi mati oiya dan asal kamu tau yang nyelamatin aku dari kebakaran itu sebenernya agam"

Nessa membulatkan matanya

"Agam mati matian memapah aku sampai keluar tapi tetap ledakan tak bisa di hindari Agam ga luka parah cuma beberapa patah tangan dan kulit yang terbakar"

"Terus sekarang dia dimana"

"Di Amerika sama gilang"

"sama ka gilang?"

Arvin mengangguk

"aku ketemu gilang di amerika satu tahun yang lalu"

Nessa mengangguk mengerti seketika ia ingat gita yang tak jadi di penjara karna nessa sebagai korban membebaskan gugatan

Gita kini membangun beberapa panti asuhan untuk menampung anak anak sepertinya yang tak memiliki orang tua saat kecil

Nessa sering berkunjung dan bermain bersama anak anak di sana bersama gita karna kesalahan apapun sahabatnya nessa akan selalu memaafkannya walaupun karnanya arvin yang menjadi korban tapi nessa mengerti ia juga kehilangan kakak kandungnya

"Terus kenapa ka arvin baru kembali sekarang" ucap nessa kesal lalu mencubit kencang perut arvin hingga pemiliknya mengaduh sakit

"Aku ga mungkin kembali dengan muka penuh luka bakar kan"

Nessa cemberut

"Apapun bentuk muka ka arvin Nessa ga peduli"

Arvin terkekeh pelan lalu menyodorkan 1 undangan

Nessa merenyit heran perasaannya mulai tak enak

"Undangan"

Arvin mengangguk

"Maaf"











*************

Fauxpollogy [Completed]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon