Part 64. Real END

1.6K 81 4
                                    

Nessa masih terbaring di rumah sakit hampir 1 bulan semenjak arvin tiada yang ia lakukan hanya memandang kosong senja dari jendela kamar rawatnya

Tes

Tes

Tes

Air matanya jatuh untuk yang kesekian kalinya

Sore ini bagian elma yang menjaga, jujur saja 1 bulan ini nessa tak pernah berbicara kepada siapapun hanya menatap dengan pandangan kosong

Elma mendekati nessa yang kini duduk di dekat jendela dengan kursi rodanya

Fisiknya luarnya sudah sehat dan membaik tapi batin nya masih sakit luar biasa

"Ness makan dulu ya"

Nessa terdiam tak merespon

Elma menatap sendu nessa

"Gita akan di penjara sesuai hukum"

Nessa masih diam

"tinggal nunggu persetujuan lo ness, semua di tangan lo"

Nessa tak mengubaris ucapan elma
Dirinya masih menatap awan awan cerah berwarna kuning tersorot matahari yang akan tenggelam

"Hiks"

Nessa mulai terisak pilu Elma segera menaro kembali makanan dan memeluk adik sepupunya dengan erat tubuh rapuhnya

"Arvin ngga akan senang disana,lo lupa kalo lo bahagia arvin juga akan bahagia di alamnya"

Nessa tambah terisak tak sanggup menerima kenyataan jika arvin laki laki yang setiap pagi memberinya bekal makanan yang setiap pagi siap anter jemput kemana pun bahkan yang siap jadi bahu untuk nessa saat lelah

Kini

Tak ada lagi

Elma membantu nessa kembali ke tempat tidur dan tak lama nessa memejamkan matanya berharap arvin akan datang mengunjunginya

Nessa tidak tidur bagaimana ia bisa tidur jika saat menutup mata pun yang terlihat senyum manis arvin

Bahkan di saat akhir nafasnya arvin masih tersenyum untuk yang terakhir kalinya

Nessa berbalik menghadap ke samping memunggungi elma, nessa menekan dadanya sesak

Ruang hidupnya hanya arvin dan semua kehidupannya hanya pada arvin kini semua terasa hampa

Elma keluar ruangan merasa tak kuat melihat adik sepupunya jatuh rapuh seperti ini ia duduk di depan kamar rawat nessa dan menangis di sana

Nessa masih menangis bahkan mengabaikan pesan terakhir dari arvin agar jangan pernah menangis dadanya terlampau sesak semua kenangan bagai film kusut yang memutar ulang di kepalanya

Nessa tersenyum pilu saat mengingat pertama kali ia bertemu arvin dan langsung mengucapkan suka padanya

Laki laki itu dengan ekspresi datar andalannya dan hanya mengatakan oh

Lalu saat untuk pertama kali arvin bermain gelembung sabun dengan nessa yang memecahkannya saat double date untuk pertama kali arvin menunjukan ekspresi tawanya

Lalu saat arvin menyatakan perasaannya di taman malam itu dengan ekspresi serius

Nessa suka sangat suka semua ekspresi wajahnya namun kini dimana nessa bisa menemui laki laki itu

Dimana nessa mencari laki laki itu yang tanpa izin mengorbankan nyawanya untuk nessa dan melanggar janjinya yang akan selalu bersamanya

'aku merindukannya'

Fauxpollogy [Completed]Where stories live. Discover now