Part 61. Gita Nathaniel

1.2K 69 1
                                    

Bau Amis Darah mengalir memenuhi ruangan gelap ini tangan, kaki dan seluruh badannya mati rasa

Tapi


Hatinya lebih sakit berkali kali nessa menatap tak mengerti perempuan di depannya yg tengah memegang cambuk dan sesekali tertawa sinis

Dalam hati nessa terus menerus bertanya

Mengapa





Apa salahnya

Apa ini benar benar gita sahabatnya yang bahakan telah nenghabiskan waktu dari kecil

Satu bulir air mata turun

"Ututu Cucu kesayangan keluarga sialan itu nangis"

Ctass




Ctass





Ctass

Suara geraman kesakitan terus bergema dan  darah terus mengalir sana sini

"Kenapa, lo kaget karna itu gue"

"ck,ck,ck Lo seharusnya mikir bukannya dulu lo juga pernah di culik gini waktu mau ke rumah gue"

"Bodoh"gita sedikit melirik para penjaga

"Asal lo tau Gue adik kandung dari Agam dirgantara"

"Lo tau kenapa dia di korea sedang gue di indo"

"itu karna keluarga lo sat"ucap gita menampar tepat di pipi nessa

Membuat pipinya merah yg bercetak jelas jari gita

Nessa terisak pelan

"Kakek Lo ngebantai abis keluarga gue demi harta, dan gue mesti tinggal di panti asuhan dan  beberapa bulan gue di adopsi sama kekuarga yg sekarang dan ka agam di adopsi orang lain"

Gita sedikit terkekeh namun juga kristal bening turun dari matanya

"tapi siapa sangka gue bisa bales dendam sama cucu kesayangannya"

"Lo tau rasanya untuk makan satu suap pun berasa makan ribuan paku, kakek lo bawa gue sama ka agam ke panti asuhan yang berasa neraka buat gue"

"Gaada perlakuan lembut, gue di anggap sampah bahkan hidup tikus disana lebih beruntung di banding gue"

"Gue cuma pengen kakek lo si tua bangka sialan tau gimana rasanya keluarganya gue siksa satu persatu" sinis gita

Nessa tetap menatap manik mata gita paha kirinya dan bahunya bahkan kini sudah robek akibat cambuk

Tapi nessa tak peduli ia bahkan masih tak percaya bahwa di depan ini gita wanita yang bahkan nessa sangat percaya di banding siapapun Sahabat yang selalu mesupportnya

"Beruntung ka agam berhasil ngebunuh nenek lo"

Deg



Jadi kematian neneknya




Nenek yang mendidiknya


Yang sangat ia sayang bukan karna meninggal karna kecelakaan tapi di bunuh agam

Mata nessa menyorot nyalang ke arah gita sumpah mati neneknya yang merawatnya dari kecil yang sangat ia sayang

Sreett

"Banjingan sialan" maki nessa saat
Gita membuka kasar lakban yang menempel di mulut nessa

Lalu tersenyum sinis menepuk pipi nessa

"Lo"

Gita masih menepuk pipi nessa semakin kasar

"dan keluarga sialan itu akan mati perlahan" bisik gita sambil menepuk pipi nessa bahkan sampai berdarah

Gita berdiri

"Oh mungkin kalo lo mati yang bakaln jadi target selanjutnya"

"Hmm"gita tampak berfikir

"Elma mungkin" lalu gita tertawa

"Karna target awal dia tapi karna si arvin sialan yg ada di deketnya rencana yang gue sama ka agam susun harus gagal gitu aja dan saat gue ganti sasaran jadi lo, lo pergi ke london"

"Sialan kan"

Nessa masih diam menutup matanya lalu menunduk batinnya lelah fisiknya sakit mentalnya tersiksa bahkan untuk setiap hembusan nafasnya rasanya sakit di setiap tubuhnya

Ini kah akhirnya

Apa ia akan mati begitu saja

Gita lalu mendecih dan pergi berlalu menyisakan banyak penjaga berbadan besar di gudang itu

Nessa membuka matanya memutar matanya meneliti dimana ia sekarang yang nessa tau ini bangunan gudang ini luas dan terlihat sudah rapuh

Nessa menoleh ke samping banyak tabung tabung minyak tanah di ujung mungkin ini bekas gudang minyak , nessa lalu kembali menunduk bahkan untuk mengangkat kepalanya oun berat

Lalu seseorang muncul lalu berjalan mendekat



Byurrrrrrrr




"Hey Jalang bangun"

Nessa mengangkat kepalanya dan membuka matanya

Walaupun terlihat blur nessa masih mengenali wajah di depannya

Agam





Psyco bajingan

Agam tersenyum mengusap pipi nessa sensual dengan jarak sangat dekat

"Halo bitch kangen pisau gue"

"hm udah 6 atau 7 mungkin 8 tahun yaa dulu lo masih bocah waktu ketemu gue ingat"

Agam mengusap bibir nessa dengan ibu jarinya

"Lo tumbuh cantik"

"Tapi sayangnya takdir lo mati di tangan gue"

"ARRRRGGGGGHHHHHHH" nessa teriak pilu saat paha kanannya di tusuk pisau agam

Agam tersenyum semangat lalu menyabut kembali pisaunya dan menancapkan lagi begitu berulang ulang

Darah segar sudah mengalir membanjiri seluruh sudut tempat nessa duduk

"Sakit sayang"

Nessa berteriak saat pisaunya di cabut lalu ujung tajam pisau itu di arahkan ke pipi nessa hingga ujung pisau itu sudah sedikit menembus kulit

"Sebentar lagi semua harta keluarga sialan lo bakaln pindah nama jadi nama gue tapi si kakek tua bangka itu terlalu mengulur waktu gue jadi bosen gimana dong"

"makanya proses pembunuhan lo di percepat karna gue bosan seengganya sebelum penandatanganan semua harta itu gue punya mainan lo tau gue ga suka nganggur"

Agam lalu menjauhkan pisau itu dari pipi nessa

"Lo suka tato"

"Gue ahli bikin tato mau gue bikinin dengan pisau tercinta ini yg pasti"

Agam lalu menarik rambut nessa agar kepala nessa sedikit ke kanan dan agam segera merobek baju bagian lengan nessa yang terikat

Agam menyeringai

Lalu mulai menggores ujung pisau itu menembus kulit bahu sampai lengan nessa

Jeritan dan teriakan nessa mulai bergemaa

Dan



Agam semakin bersemangat




'ka arvin tolong' batin nessa




TBC



*Ada yg masuh stay nunggu

Fauxpollogy [Completed]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora