Bab 5 - Pisau Dapur Malika Hilang

26.5K 2.4K 5
                                    

   Niat awal Arthur memang mengantar Malika kembali ke kostannya, tetapi di tengah jalan Arthur mendapat telepon dari sekertarisnya bahwa ada beberapa hal penting yang membutuhkannya. Mau tidak mau Malika ikut bersama Arthur ke kantornya, Malika di tinggal Arthur sendirian di ruangan Arthur, sedangkan Arthur pergi ke ruang rapat.

   Malika memilih untuk melihat-lihat ruangan kerja Arthur itu, dia berhenti di sebuah almari kaca yang memajang berbagai macam foto. Ada foto Arthur bersama kakeknya, orang tuanya dan bersama teman-teman Arthur.

   Senyum kecil terbit di bibir Malika begitu melihat foto Arthur bersama kakek Rafael, pose keduanya yang menurut Malika lucu. Mereka berpose dengan Arthur yang bermuka bete sedangkan kakek Rafael yang berdiri di sebelahnya terlihat menarik telinga Arthur.

   Lalu Malika beralih ke dinding di belakang kursi kerja Arthur, di sana terpajang berbagai macam piagam milik Arthur dan juga ada beberapa foto Arthur memakai toga. “Mungkin kita baru bertemu, tetapi entah kenapa aku merasa keputusan yang aku ambil sekarang adalah yang benar,” ujar Malika sambil tangannya menyentuh foto Arthur yang mengenakan toga.

   “Walaupun sakit mengetahui dirimu hanya menjadikanku alat untuk mendapatkan warisan milikmu,” gumam Malika kembali. Malika sadar, terlalu cepat untuknya jatuh cinta dengan Arthur. Tetapi, dia tidak bisa menolak kapan hatinya ini harus jatuh cinta dan kepada siapa dia harus jatuh cinta.

   Setelah puas melihat-lihat Malika memilih untuk duduk di sofa ruangan Arthur, tetapi ternyata dia justru ketiduran. Saat Arthur masuk ke ruang kerjanya dia mendapati Malika tertidur meringkuk di sofa, untuk beberapa saat Arthur memperhatikan Malika yang tertidur sambil bibirnya tersenyum kecil ketika melihat Malika sedikit bergumam tidak jelas dalam tidurnya.

   “Tidurlah yang nyenyak, ada aku yang akan menjagamu,” bisik Arthur di telinga Malika, seolah seperti mantra tidur Malika langsung kembali nyaman. Gumaman tidak jelasnya berganti dengan dengkuran halus.

   Arthur melanjutkan pekerjaannya sambil menunggu Malika bangun, dia membaca berkas-berkas yang kasusnya sudah hampir selesai. Arthur tidak bekerja sendirian, perusahaannya juga memiliki beberapa pengacara yang kompeten, beberapa kliennya juga ada yang minta untuk ditangani secara team.

   Sejujurnya Arthur sedikit cemas dengan kelanjutan kasus kematian Sarah, dia takut di saat keadaan mempermainkan Malika, dia dan Malika sama-sama tidak tahu apa yang terjadi dan apa motifnya. Sasaran empuk Malika sebagai kambing hitam sangat membuat Arthur khawatir, belum lagi banyaknya berita yang bertebaran memojokkan posisi Malika saat ini.

   “Apa untuk sementara Malika tinggal di tempatku dulu saja?” tanya Arthur kepada dirinya sendiri, mata Arthur menatap Malika yang masih betah di alam mimpi. “Tetapi aku dan Malika belum menikah, akan menjadi presepsi buruk nantinya,”gumam Arthur kembali.

   Arthur memijit pelipisnya pelan, mengusir rasa khawatirnya terhadap Malika dan juga berusaha mencari jalan keluar yang terbaik. Bagi Arthur kasus seperti ini memang tidak bisa di selesaikan dengan satu otak, untuk itu dia meminta beberapa orang pengacaranya agar bersiap-siap jika nanti dibutuhkan. Dibutuhkan dalam hal apabila Malika benar-benar berubah status menjadi tersangka, Arthur sudah pasti akan mengerahkan team terbaiknya untuk membebaskan Malika.

   “Kenapa melamun?” Arthur tersentak begitu mendengar suara Malika, dia melihat Malika yang sudah duduk bersandar pada sofa sambil matanya masih mengerjap-ngerjap.

   “Hanya memikirkan sesuatu,” jawab Arthur seadanya.

   “Sudah bisa kita pulang sekarang?” tanya Malika sambil tangannya mengusap matanya.

   “Gak ada belek yang ketinggalan kok,” ujar Arthur menggoda Mlika. Sedangkan yang digoda hanya manyun saja.

   “Malika, bagaimana kalau kamu tinggal di rumah ku? Aku bisa mengungsi ke apartemen untuk sementara,” usul Arthur, dia merasa sangat cemas jika Malika masih tinggal di lingkungan yang jelas-jelas sedang memojokkannya.

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang