Special Capther (Ryo)

1.8K 117 0
                                    

Gue mengernyit ketika melihat satu pesan yang tampak asing ketika baru saja membuka WA. Terjadi dua jam yang lalu untuk Renata.

Gue : Aku ingin kita bertemu di apartemen kamu.

Perasaan tidak enak tiba-tiba mencuat. Gue dan Renata memang hampir tiga hari tidak saling bertemu, terakhir kali adalah pasca perkelahian yang terjadi antara gue dan Bara.

Gue benar-benar sangat sibuk dan Renata seperti sedikit menjauh. Ini bukan berarti gue membiarkan, tidak sama sekali. Ada dimana waktunya gue akan bergerak. Walaupun keberadaan Bara disekitar Ren yang cukup membuat gue resah, terlebih ingatan wanita itu yang bisa kembali kapan saja.

Gue akan tetap kukuh menarik Ren dalam pelukan gue.Setidaknya gue lebih baik daripada si brengsek Bara.

Pintu ruangan terbuka, gue mulai menunggu siapa yang datang tanpa mengalihkan pandangan pada ponsel.

"Gue seharusnya gak kaget loe masih disini!"

Gue mendongak dan menemukan Rinda,kakak gue sedang berdiri mendekap dadanya.

"Gue denger tadi loe kesini saat gue rapat. Apa ada sesuatu yang penting hingga loe repot-repot kesini lagi?" Gue benar-benar malas menanggapi dia sekarang.

"Selamat, gue denger loe mau nikah sama jalang itu--,"

"Tutup mulut loe Rin!"

Rinda hanya tersenyum geli. "6, loe mau denger pendapat gue?"

"Gue gak butuh pendapat siapa pun. Jangan berani-berani loe ganggu dia lagi, karena kali ini gue gak akan tinggal diam."

"Apa ini salah satu alasan loe mancarin Renata? Biar bisa melindungi dia dari gue? Kakak loe sendiri? So cute maboy... adik gue ternyata udah besar dan terdengar menggemaskan. Tapi pendapat gue juga pentingkan? Kita adalah keluarga."

Gue mulai mengretakkan gigi. Mengontrol emosi yang mulai naik. Menghadapi Rinda tidak bisa dengan emosi.

"Gue sama sekali gak tertarik punya ipar wanita jalang."

"Jangan pernah urus kehidupan pribadi gue. Gue akan nikahin dia, dan loe bisa bebas dengan tunangan brengsek loe itu."

"Well, Rencana yang mulia, tapi kayaknya bakal sulit terlaksana, atau gak akan terlaksana. Gue gak akan biarin satu orang pun disekitar gue yang akan hidup bersama pelacur itu."

Gue terhenyak dari duduk. Semua emosi gue sudah terkuras. Rasa takut yang kuat juga mulai muncul perlahan.

"Jangan bertingkah Rin, gue gak akan maafin loe lagi bila sedikit aja loe sentuh Renata. Tidak, meski loe saudara gue!"

Cengkraman tangan gue pada Rinda mulai membuatnya gelisah. Wajah kakak gue itu memerah kesakitan. "Gue akan lebih jahat dari loe. Loe bisa mempertahankan Bara sedemikian rupa. Gue juga bisa melakukan hal yang sama."

Beberapa detik kemudian ponsel gue berdering.

"Ryo? Loe dimana?" Gue mengenali ini sebagia suara Lisa. Dan dia terdengar sangat kalut.

"Di kantor. Kenapa Lis?"

"Ren. Renata, dia kritis."

"SHIITTTT!!"

Mata gue spontan menghujam Rinda yang tersenyum sinis.

"Rumah sakit apa?"

"Cipto."

Tanpa mematikan panggilan gue segera menyimpan ponsel dalam saku.

"Gue gak akan tinggal diam. Lebih baik loe balik ke singapur atau pergi sejauh mungkin dari hadapan gue."

Last Love (END)Kde žijí příběhy. Začni objevovat