THE END

1.9K 82 2
                                    

Wah.. Cerita ini sudah lama sekali dan aku seneng banget bisa nyelesaiin cerita pertama aku. awalnya emang aku niat untuk jadiin novel, tapi setelah dipikir-pikir, aku rasa cerita ini masih banyaaaak banget yang harus diperbaiki. jadi aku merasa kurang pantas untuk dijadiin novel karna FEEL nya belum dapet. sempat sih kirim 2x ke penerbit tapi ditolak. but its ok. kita semua belajar dari kegagalan kan?

aku cuma ingin namatin cerita ini yang sudah menggantung beberapa tahun *lebay nying* wkwk.. mungkin sebagian dari kalian ada yang udah remove ini dari dan ada yang masih keep di library kalian untuk itu aku mengucapkan BANYAK TERIMA KASIH karna berkat kalian semua akhirnya aku bisa selesaiin satu cerita.. YEAY!!:D

Ok.. this par especially for you guys..

LAFT YA!:*

***

Cinta tidak pernah bisa memilih dimana ia akan jatuh.

Entah itu melalui air mata, atau berbentuk bahagia. Awalnya yang tak pernah terduga, menjadi hal yang berbalik dari persepsinya mengenai cinta.

Ketika ia kehilangan sebagian dari dirinya, ia mendapatkan bagian yang lain dengan cara yang tidak biasa.

Udara kala itu sejuk, bangku-bangku bersarung putih dengan balutan bunga-bunga mawar berwarna merah jambu telah diisi oleh para tamu undangan, meja-meja dihias sedemikian rupa. Altar berwarna putih itu berdiri dengan kokoh sebagai saksi sumpah mereka.

Gaun putih yang melekat pada tubuh rampingnya, terbalut dengan sangat sempurna. Dengan bagian punggung yang terbuka dan bentuk leher gaun yang tinggi, membuatnya terlihat seperti ratu kerajaan dalam dunia fantasi anak-anak. Anggun dan mempesona. Perutnya yang sedang hamil tidak terlalu terlihat dan sama sekali tidak mengganggu karena dibagian pinggulnya diberi kristal Swarovski berwarna putih-biru untuk mempercantik penampilannya. Ia berkata kepada jabang bayinya untuk membantunya menguatkannya. Dan seakan mengerti, malaikat kecil itu menendang perut sang ibu.

Rambutnya digelung keatas dengan beberapa helai rambutnya terjuntai indah kebawah. Hiasan mutiara ikut mempercantik rupanya, berkilauan saat ia sedang berjalan dengan pelan. Bunga-bunga dilemparkan mengiringi langkahnya. Diana tersenyum bahagia.

Satu lengannya yang terbungkus sarung tangan tipis berwarna putih terkait dengan lengan seorang laki-laki paruh baya yang saat ini menjadi kekuatannya. Penopang tubuhnya saat kakinya tidak bisa diajak bekerja sama dengan baik. Sedangkan satu tangannya lagi memegang sekuntum bunga mawar putih yang dibungkus dengan warna merah muda. Cantik dan menawan.

Semua pasang mata kini menatapnya dengan tatapan kagum. Termasuk orang-orang penting di hidupnya.

Ia dapat melihat di barisan depan terdapat ibunya—Evelyn, Jimmy, Kate, William, Emily, Vicky, dan Peter. Tentu saja, Peter dengan senang hati menghadiri pernikahan Diana saat mereka bertemu di Le Procope untuk kedua kalinya. Awalnya Peter terkejut, namun itu hanya awalnya. Akhirnya, disinilah Peter. Menampakkan seringaian khasnya, dan berbisik dari jauh, "Jangan sampai jatuh." Diana yang mengerti, hanya terkekeh pelan. Pandangan kebahagiaan yang ditunjukkan oleh orang-orang terdekatnya membuat Diana semakin kuat. Evelyn, tak kuasa menahan air matanya, melihat itu dan Diana ikut merasakan keharuan. Ia berusaha tersenyum padahal jantungnya berpacu dengan cepat.

Dalam hati, Diana berdo'a agar Nick dapat berada disini, mendampinginya berjalan. Menguatkannya. Seakan harapannya dengan cepat terjawab, Diana merasakan disebelah kanannya ada bayangan Nick dengan tampan menemaninya berjalan dan tersenyum kearahnya. Nick berada disini, dan Diana dapat merasakannya. Nick menepati janjinya, dan Diana tahu itu.

Musik yang mengalun serta iringan penari-penari balet yang berumur kisaran 6-8 tahun itu menghiasi acara pernikahan Diana dan Jason. Diana tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya saat langkahnya semakin dekat dengan calon suami sempurnanya.

Jason berbalik dengan gugup, matanya tidak dapat berkedip saat melihat Diana berjalan dengan malu-malu menggunakan gaun putihnya. Kecantikan hati yang alami, membuat Diana menjadi wanita paling cantik di dunia, bagi Jason. Dan sepertinya semua orang sependapat dengan hal itu, karna mereka pun tidak dapat menutupi kekaguman saat Diana selangkah demi selangkah maju mendekati altar.

Tak kalah kagumnya Diana saat melihat Jason terbalut tuxedo berwarna putih dengan dasi kupu-kupu berwarna hitam yang menghiasi lehernya. Jason bak dewa Yunani dengan tubuhnya yang tegap dan tinggi, membuat Diana susah bernafas. Rasanya ia bermimpi, bisa menjadi wanita paling beruntung bisa mendapatkan cinta seorang Jason Anderson.

Balerina-balerina kecil telah sampai di depan altar dengan anggunnya dan membuka jalan untuk Diana saat Devian melepaskan lengan Diana dan meletakkannya di tangan Jason. Jason menyambut dengan sigap dan lembut. Mata mereka saling memandang tanpa berkedip. Cinta dan emosi itu saling menyatu. Cinta memancarkan semuanya dan semua orang tahu, mereka pasangan sempurna.

Riuh tepuk tangan menghiasi telinga mereka saat Jason dan Diana selesai mengucapkan sumpah setia mereka dan berakhir dengan ciuman sepasang suami-istri. Ciuman itu sempurna.

Jason merengkuh tubuh Diana semakin dekat dengannya saat mereka menyudahi ciumannya. Melambai-lambaikan tangan pada para tamu undangan, dan Diana malu-malu, sesekali menutupi wajahnya di dada Jason yang bidang.

"Aku suka aromamu." Ucap Diana semakin menempelkan kepalanya ke dada Jason. "Aku lebih suka aromamu, Sayangku." Balas Jason dengan pandangan penuh memujanya pada Diana.

Untuk menjadi bahagia tidaklah semudah itu. Diana belajar banyak dari kehidupan yang ia jalani selama berada di Paris. Jauh dari keluarga, patah hati, jatuh cinta, dan kehilangan adalah bagian dari kisahnya yang akan terus ia ingat sampai tua. Sempat ia berpikir bahwa Paris menjadi destinasi terburuk dalam hidupnya saat Nick meninggalkannya begitu saja.

Tapi tanpa ia ketahui, Tuhan punya rencana lain. Jika saja semua itu tidak terjadi padanya, maka saat ini yang ia temukan bukanlah Nick, bukanlah Jason, tetapi orang lain. Jika saja Nick tidak meminta Jason untuk menjaga Diana selama ia tiada, mungkin saja Diana tidak akan pernah kenal pada Jason. Ia tidak akan pernah bersanding dengan lelaki luar biasa yang berada di sampingnya saat ini.

Nick pernah menjadi awal dihidupnya, tapi ketika Nick pergi, Jason-lah yang berada disisinya, didekatnya. Jason-lah yang akhirnya mencintainya dan mendampinginya di masa depan. Nick adalah bagian dari masa lalu yang indah dan menakjubkan. Dan Jason adalah masa depan yang ia nantikan. Juga anak ini.

a

Love In Paris (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang