Part 35

1.4K 119 6
                                    

Kebahagiaan tidak akan datang sendiri jika kita tidak mencoba mencari dan membuka diri. Hidup akan lebih indah jika kita bisa memaafkan masa lalu, dan menatap indah masa depan.

Cinta tidak akan pernah hilang dari sosok manusia yang tulus hatinya.

Tidak diragukan lagi betapa bahagianya hidup Diana saat ini. Mungkin kehilangan Nick memang pukulan terkeras yang pernah ia terima di hidupnya, tetapi itu tidak menyulutkan semangat hidup Diana Tuhan telah berbaik hati mengirimkan sosok laki-laki yang begitu menyanjung Diana, mencintainya, dan senantiasa ingin selalu membahagiakan Diana dalam jangkauannya.

Laki-laki yang sedang fokus mengarahkan mata indahnya ke jalanan, dengan kedua tangannya berada di setir kemudi. Sesekali ia menoleh dan tersenyum pada Diana, membuat Evelyn yang duduk dibangku penumpang turut bahagia melihat anaknya tampak begitu bahagia. Jason adalah kebahagiaan Diana, dan Evelyn tahu itu.

**
"Aku akan berbelanja sebentar bersama ibu, kau ingin ikut masuk?" tanya Diana ketika mereka telah sampai di pusat kota.

"Bukankah aku harus selalu mengawal permaisuriku?" Seringaian Jason keluar, membuat Diana merona padahal ini bukan pertama kalinya Jason merayu seperti itu. Diana hanya bisa tersenyum dan memukul pelan pundak Jason.

Diana, Jason, serta Evelyn berbelanja di pusat toko untuk membeli sesuatu yang dirasa bisa menarik perhatian mereka.
Diana melihat sesuatu yang menarik perhatiannya di toko tersebut. Sebuah gelang kecil berwarna coklat yang terbuat dari kulit, dengan beberapa tali yang menjuntai diantara gelang tersebut, ada sebuah tulisan di tengah-tengahnya, bertuliskan "remember me". Gelang kecil sederhana, tanpa kemewahan, tapi entah mengapa Diana begitu tertarik melihatnya.

"Kau menyukainya?" Jason dari arah belakang memeluk Diana dan mencium pipi kirinya, membuat Diana malu ditengah keramaian, padahal pengunjung tidak terlalu peduli akan apa yang dilakukan Jason padanya saat ini.

Diana menjawab pertanyaan Jason dengan anggukan.

Jason mengambil gelang tersebut dari tempatnya, dan kemudian memasangkannya di pergelangan tangan kanan Diana. Kemudian Jason mencium punggung tangan Diana dan berkata, "gelang ini sebagai pengingat, bahwa kau adalah milikku. Dan akan selalu begitu." Dengan senyumannya yang begitu tampan serta tulus, rasanya Diana mampu meleleh sekarang juga. Oh, tapi jangan lupakan sikap posesifnya pada wanita itu. Sikap yang selalu ia tunjukkan bahwa Diana adalah miliknya, dan itu semua sudah menjadi keputusan mutlak.

Tidak ada barang-barang yang terlalu berharga untuk dibeli saat ini, selain gelang kecil berwarna coklat yang tengah menghiasi pergelangan tangan Diana saat ini. Sedangkan Evelyn telah berbelanja bahan-bahan untuk dimasak sewaktu makan malam nanti.

Evelyn tampak begitu akrab dengan Jason. Sesekali mereka tertawa berdua. Ada kehangatan tersediri di hati Diana melihat kedua orang yang begitu ia cintai, bisa saling menerima satu sama lain. Tentunya secara tidak langsung, ibunya telah merestui mereka.

Jalanan tampak begitu ramai sore ini, angin berhembus menerbangkan anak rambut Diana membuat wanita itu tampak begitu cantik dengan kenaturalannya. Diana tampak begitu kerepotan membawa barang belanjaannya sehingga tampak jelas kerutan alisnya dan bibirnya yang berkomat-kamit karena kekesalannya mengambil kantung belanja yang berkali-kali terjatuh ke lantai. Jason yang memperhatikan itu dari belakang Diana menahan tawanya dengan geli. Saat Jason menawarkan bantuan, dengan gaya yang sedikit sombong Diana mengatakan bahwa ia bisa membawanya sendiri, namun apa yang terjadi sekarang di depan mata Jason membuatnya hanya menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tersenyum.

"Biar kubantu." ujar Jason dan mengambil semua kantung belanjaan Diana hanya dengan satu tangan.

"Hei, aku bisa sendiri." balas Diana tak mau kalah. Gemas melihat wanitanya begitu keras kepala, Jason mengecup sekilas bibir Diana yang membuat wanita itu tak bergeming dari tempatnya. Jason yang melihat reaksi Diana hanya terkekeh lalu berjalan meninggalkan Diana yang berdiri masih mematung di sana. Tidak ada yang peduli dengan apa yang barusan Jason lakukan pada Diana, tapi entah mengapa Diana masih merasa itu adalah hal yang memalukan.

Diana kembali ke alam sadarnya lalu berlari menyusul Jason, ia hanya bisa tertunduk malu tidak mengatakan apa-apa. Jason yang melihatnya langsung membawa tangan Diana dan menggenggamnya erat, seakan tidak ingin Diana pergi kemanapun tanpa pengawasannya. Seakan hanya ialah yang pantas bersama Diana sampai kapanpun. Wanitanya, cintanya, dan segala kesederhanaan yang ditunjukkan Diana telah membuat Jason jatuh hati dan tidak sabar untuk memilikinya selamanya.


***

WOWWWWW!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! IT'S BEEN A LONG TIME I LEFT THIS STORY. AHHH RINDUUUU... RINDUUU READERS DAN RINDU MENULIS...

Sekali lagi makasih untuk yang udah sempetin baca, readers lama maupun readers baru thankyousomuchhhhh, votes, serta komen di cerita gueee... maaf banget soal keterlambatan update karna tiba2 semangat itu hilang. but easyyy guys, semangat itu udah balik lg kok.

Ohyaaa, untuk part selanjutnya mungkin ada beberapa yang di private, jadi yang bisa baca cuma followers hehehe ^^


XoXo

Love In Paris (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang