Part 1

14.9K 492 82
                                    

Paris menjadi kota paling romantis didunia.

Setiap orang ingin sekali pergi ke Paris. Terutama para wanita. Bisa ditebak, disetiap otak perempuan pasti menginginkan dilamar, menikah, bulan madu, atau sekedar jalan-jalan ke tempat itu. Setiap orang yang pergi ke Paris akan menemukan kebahagiaan mereka. Namun tidak bagi Diana.

Disinilah Diana. Dikota paling diidam-idamkan para umat manusia terutama kaum hawa.

Jika mereka mendapatkan cinta mereka, menjalin cinta mereka disini, namun Diana malah baru saja kehilangan cintanya. Seakan takdir itu ingin melihat seberapa kuat Diana mampu menghadapinya.
Dimana Diana memulai hidupnya, disanalah juga hidupnya perlahan menuntunnya untuk perlahan mati.

Diana sedang duduk di bangku taman dekat menara Eiffel dan tepat saat ini juga lelaki diseberang telepon itu memutuskannya. Satu hal yang Diana anggap adalah bentuk kebrengsekan lelaki itu serta pengecut yang hanya bersembunyi dari ketidakjelasan alasannya itu.
Cairan asin yang keluar dari sudut matanya kini mulai membasahi pipi meronanya dengan dramatis.

"Diana, aku tidak bisa melanjutkan hubungan ini lagi. Aku akan bertunangan dengan salah satu anak dari teman bisnis ayahku. Maafkan aku." Ucap Nick dari telepon. Suaranya terlihat santai. Tapi tidak dengan Diana yang gemetar menahan tangis.

Tadinya Nick akan datang menemuinya disana, tetapi dengan tanpa alasan laki-laki itu malah menelepon dan mengatakan hal yang tidak terduga bagi Diana.

Entah kenapa tenggorokannya serasa kering dan tercekat. Ia tidak mampu berkata apa-apa. Perkataan Nick begitu jelas hingga Diana sadar bahwa ini bukanlah mimpi.

Mendengar Diana tidak menjawab, Nick kembali berbicara, "Jangan berusaha mencariku, Diana. Aku berharap semoga kelak kau bisa bahagia dengan orang yang benar-benar mencintaimu."

Diana mematung ditempat mendengar ucapan lelaki itu.
Sekali lagi, Diana hanya bisa diam mendengar suara bariton dari ujung sana. Betapa mudahnya lelaki itu mengatakan hal yang sangat menyakitkan tersebut.

Bermacam-macam pertanyaan menggerogoti pikiran Diana saat ini.
Apakah ia tidak begitu berarti di hidup lako-laki itu? Apakah Nick benar-benar tega mengucapkan kata-kata itu? Apakah itu betul-betul Nick yang ia kenal? Ataukah memang Diana yang salah masuk ke dalam kehidupan aktor drama paling hebat seperti Nick. Nick begitu mencintainya, itulah yang Diana tahu selama ini. Selebihnya, ia tidak tahu ada apa dibalik semua ini. Dan bagaimana perannya bermain dalam cerita ini.

Nick tidak pernah menyakiti hati Diana sebelumnya. Bahkan, Nick hampir tidak pernah membuat Diana mengeluarkan air mata selain air mata kebahagiaan atas apa yang selalu ia lakukan untuk wanita itu.

Diana merasa hancur. Berantakan.

**
Musik yang berdentam-dentum memekakkan telinga siapapun yang ada di bar tersebut. Dengan kepala tertunduk dan sebelah tangan yang memegang sebotol vodka hampir menumbangkan sang pemilik tubuh. Kepalanya pusing karna sudah menghabiskan satu botol minuman itu, dan ini adalah yang kedua.

Dalam kemabukannya, ia menangis dan meringis. Berharap rasa sakit itu hilang meskipun sekejap.

Diana memperhatikan sekitarnya. Lautan manusia yang sedang berdansa liar, serta barisan wanita bercampur laki-laki yang sama frustasinya dengan dirinya.

"Kau sendirian, Sayang?" Seorang laki-laki bertubuh gempal mencoba mendekatinya. Duduk disampingnya.

Diana hanya melirik sekilas dengan mata sayunya seperti orang mengantuk.

Love In Paris (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang