Part 37

1.5K 100 9
                                    

"Aku tidak ingin melihat wajahmu!" Diana masuk ke kamarnya dan membanting pintu. Jason yang sedari tadi mencoba meminta maaf, kini hanya bingung dengan sikap yang ditunjukkan oleh Diana.

Saat itu Diana tiba-tiba kesal hanya karna Jason salah membelikannya makanan. Ia ingin makan buah mangga yang rasanya asam, tapi Jason membelikannya mangga yang rasanya sangat manis. Jason tidak tahu itu adalah mangga manis, ia hanya membeli kemudian membayar.

Berkali-kali Jason meminta maaf, bahkan ia bolak-balik membelikan mangga pesanan Diana, tapi yang dilakukan oleh wanita itu adalah marah dan mengurung dirinya di kamar.

Jason memijit pelipisnya dengan gusar. Ia sedang berada di rumah Edward--teman satu kampusnya. Satu-satunya teman yang mengetahui hubungannya dengan Diana adalah Edward. Laki-laki itu selalu memberikan saran disaat-saat seperti ini.

Edward membawakan teh hangat ke hadapan Jason. "Jadi, dia mengamuk hanya karna itu?" Jason mengangguk.

"Aku tidak mengerti kenapa suasana hatinya sekacau itu."

"Mungkin bawaan bayinya." Jawab Edward enteng. Sebenarnya itu jawaban sederhana, tapi entah kenapa itu seperti solusi bagi Jason. Jason berjalan ke meja Edward dan menyalakan laptopnya. Jason memang selalu bersikap seperti itu, Edward sudah dianggap saudara bagi Jason.

Jason menuliskan kata kunci "Perubahan-perubahan pada ibu hamil" dan ia menemukan jawabannya disana.

Perubahan suasana hati.

"Kurasa aku tahu jawabannya. Kau benar, itu bawaan hamilnya." Jason menutup laptop itu dan bersandar lemas di kursi.

"Lalu apa yang harus kulakukan?" Tanya Jason pasrah. Baru kali ini ia menghadapi ibu hamil. Ia ragu, bagaimana kedepannya jika ia tidak bisa mengatasi hal seperti ini.

"Datangi dia, bercintalah dengannya." Edward tersenyum jahil, Jason menggelengkan kepalanya dan melemparkan buku pada Edward. Jason berdiri dan pamit untuk pulang. Ia tidak ingin berlama-lama bertengkar dengan Diana. Itu meresahkannya.

**
Jason memasuki apartemen Diana dengan ragu. Entah mengapa ia merasa takut. Menurut yang ia baca, ibu hamil bisa sangat menyeramkan jika suasana hatinya sedang buruk. Namun tak disangka-sangka, Diana datang saat mendengar pintu tertutup. Ia berlari kearah Jason dan memeluk tubuh Jason seakan sudah lama tidak bertemu.

"Aku merindukanmu. Kau pergi kemana?" Jason terdiam. Padahal ia baru pergi selama dua jam, dan seingatnya ia meninggalkan Diana yang dalam keadaan marah. Kini semua itu berbanding terbalik 180 derajat.

Diana menangis, Jason semakin panik dan melepaskan pelukan Diana. "Hei.. sshh. Aku disini. Maafkan aku."

"Jangan pernah lagi meninggalkanku seperti itu." Isak Diana semakin menjadi. Dalam hal ini, Jason harus ekstra sabar menghadapi setiap perubahan suasana hati Diana. Ia mencoba memakluminya.

Jason memeluk tubuh Diana dan mengusapkan tangannya ke punggung Diana. Suara isakan itu sudah semakin pelan dan kini Diana bernafas teratur. Diana mendongakkan kepalanya dan mencium bibir Jason secara tiba-tiba. Melumatnya penuh sayang. Jason membalasnya. Ia merindukan Diana. Teramat sangat merindukan Diana.

Tangan Diana meraih kerah baju Jason agar lelaki itu semakin menunduk dan menciumnya lebih dalam. Jason mengangkat tubuh Diana yang sedang berbadan dua itu, meletakkannya di sofa dengan hati-hati. Menindihnya dan menciumi leher wanita itu.

Love In Paris (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang