Part 28

2.6K 179 37
                                    

"Maafkan saya, Mr. dan Mrs. Davis, sudah tidak ada harapan lagi. Kini, kita hanya perlu menunggu waktu." Jason yang ikut kedalam ruangan dokter bersama William dan Kate, dapat dengan jelas mendengar hal yang sangat menakutkan itu. Nick pasti akan sangat terpukul dengan hal ini. Tidak, semuanya pasti akan terpukul. Kate menangis didalam pelukan William. Menangisi anak sulungnya yang sangat mereka harapkan. Jason tahu bagaimana menyakitkan hal itu, karna Nick adalah saudaranya juga.

Jason masih teringat akan hal dua hari yang lalu saat Nick memintanya menikahi Diana. Yang benar saja, tanpa disuruh pun Jason memang berniat menikahi Diana. Dialah yang ia cari selama ini. Jason begitu mencintainya. Tetapi, bagaimana bisa Jason menikahi Diana dalam waktu cepat? Anak yang dikandung Diana memang semakin hari akan semakin terlihat, tapi semuanya butuh pertimbangan yang matang. Nick bahkan meminta Jason untuk menikahi Diana seminggu lagi. Nick ingin melihat Jason dan Diana mengucapkan sumpah pernikahan di depannya, karna waktunya sudah tidak lama lagi. Begitulah yang dia sampaikan pada Jason dua hari yang lalu.

Setelah keluar dari ruangan dokter, Jason berniat ke kamar Nick. Untuk melihat apa yang sedang dia lakukan, bersama kekasihnya--dan mantan kekasih Nick.

Ketika Jason membuka pintu, Nick sedang makan disuapi oleh Diana seperti biasanya. Mereka berbincang, dan perbincangan mereka terhenti saat melihat Jason masuk.

"Dari mana saja kau?" Tanya Nick pada Jason. Lalu, Jason mengambil tempat duduk di ranjang Nick, sedangkan Diana sedang duduk dikursi samping ranjangnya, sambil menyodorkan sendok berisikan bubur dan semacamnya. Diana betul-betul peduli pada Nick. Tidak sepatutnya Jason cemburu.

"Aku mencari udara segar. Bagaimana kondisimu sekarang?"

"Seperti biasanya. Kurasa memburuk." Jawabnya pasrah.

"Diana, aku sudah selesai. Aku sudah tidak bisa menampung makanan itu lagi." Ujar Nick berbicara pada Diana. Diana hanya mengangguk lemah dan mengelap mulut Nick dengan serbet, serta memberikan minuman pada Nick.

"Diana, kemarilah." Nick meminta Diana mendekat, dan meraih tangannya. Menggenggamnya. Itu membuat Jason benar-benar merasa mual, dan kesal. Namun ia berusaha mengendalikannya. Sangat tidak jantan cemburu dalam keadaan seperti ini, dan pada saudara yang sedang tidak berdaya.

"Jason, berikan tanganmu." Jason termangu, kemudian memberikan tangannya pada Nick. Kemudian, Nick menyatukan tangan mereka bersama. Dan menggenggamnya diatas tangan Jason dan Diana. Jason dan Diana sama-sama bereaksi terkejut atas tindakan Nick.

"Diana, masa lalu kita adalah kenangan yang paling indah yang pernah kualami semasa hidupku." Ujar Nick memejamkan matanya.

"Nick, a--apa yang kau bicarakan?" Tanya Diana terbata-bata. Jason yakin dia sangat bingung dengan apa yang sedang terjadi. Begitupun Jason.

"Aku mencintaimu, hingga sekarang. Tetapi cinta tetaplah cinta, aku tidak akan bisa bersamamu. Kau pun begitu, kau mencintaiku, dulu. Kini yang kulihat, kau menyayangiku, sebagai teman. Kau baik padaku, kau bahkan mau memaafkanku. Aku ingin kau bahagia."

"Apa maksudmu?" Tanya Diana masih tidak mengerti.

Nick menarik nafasnya dalam-dalam, "Cinta kita adalah masa lalu. Masa depanmu adalah bersama Jason. Kalian saling mencintai. Aku tidak ingin menjadi penghalang kebahagiaan kalian. Aku sudah merestui hubungan kalian sejak pertama kali kita bertemu disini." Nick menatap Jason dan Diana bergantian. Diana seakan tidak bisa berkata apa-apa membuat Jason sedikit kecewa dan bertanya-tanya. Apakah dia tidak ingin bersamaku? Batin Jason.

"Nick.."

"Ssstt, Diana. Berbahagialah." Nick tersenyum tulus, benar-benar senyuman yang tulus dan hangat. Diana memeluk Nick, "Terima kasih Nick, aku kira kau--"

Love In Paris (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang