Part 2

6.5K 345 20
                                    

Ruangan itu begitu gelap, hanya cahaya bulan yang samar-samar menembus kaca jendela dan semilir angin menghembuskan tirai putih itu.

Seorang wanita yang tengah tertidur di kasur itu, bergerak gelisah. Peluh membanjiri dahinya hingga ke leher. Alisnya hampir bertaut namun matanya masih terpejam. Seperti mimpi itu begitu buruk dan menyiksanya. Tak heran jika Diana berteriak dengan keringat membanjiri tubuhnya. Mimpi yang tidak diinginkannya. Mimpi yang membuatnya benci untuk tidur.

**
Pagi menjelang, bulan kini telah berganti mentari. Memanggil-manggil Diana memaksanya untuk bangun dari kasur malasnya.

Hari berjalan tidak seperti biasanya. Kali ini, semuanya begitu hampa tanpa tersisa. Diana sempat berpikir bahwa mungkin hanya kekurangannya yang membuat Nick pergi, sehingga ia menemukan wanita lain yang bisa memberikan apa yang tidak bisa Diana berikan. Tetapi bukankah cinta tugasnya adalah saling melengkapi?

Diana berpikir bahwa mungkin bagi Nick, cinta ini sudah usai. Perasaan ini bisa hilang seketika. Tapi bagi Diana sendiri, semua ini tidak mudah. Tidak seperti kelihatannya.

Nick memberikan Diana cinta yang indah kemudian ia sampirkan juga cinta yang paling menyakitkan yang pernah Diana dapat dihidupnya.

Tampak lingkaran hitam dibawah matanya, akibat dari kurang tidur dan menangis yang tiada henti. Membuatnya terlihat semakin menyedihkan.

Diana merasa benar-benar hancur. Ia merasa rapuh. Disaat ia merasakan cinta itu menyambutnya, lalu berusaha ia dekap erat-erat cinta itu. Yang Diana dapati hanyalah kepedihan. Semakin dipeluk erat cinta itu, semakin sakit dibuatnya. Begitulah cinta.

Kenyataan yang Diana simpulkan saat ini adalah, bahwa sosok yang membuatnya merasakan bagaimana rasanya dicintai, tak lebih dari bayangan hitam yang mencoba membawa Diana pada keterpurukan.
Memori otaknya memutar kembali saat-saat jalinan cinta itu masih ada. Saat-saat bahagia itu masih jelas terukir sangat dalam lebih dalam dari lautan.

Hatinya tergores parah, rasa sakit itu menyerbu Diana seperti tiada henti. Dulu, cinta yang menyatukan Nick dan Diana, namun cinta lah yang membuat mereka akhirnya terpisah. Nick merenggut semua hati Diana, seutuhnya, lalu dia campakkan entah kemana. Diana bahkan tidak bisa lagi menemukan dimana hatinya kini berada, hati itu hancur berubah menjadi serpihan kecil yang berterbangan.

Kenangan bersama Nick melintas disetiap slide yang Diana buat sendiri. Pertahanannya pun runtuh, tubuhnya yang mungil mendadak lemas. Air matanya kembali jatuh, lebih hebat dari biasanya. Lebih deras dari hujan. Ditempat ini, Diana mengukir indah dengan Nick. Di tempat ini, mereka menyalurkan kasih sayang masing-masing.

Diana bergegas ke kamar mandi, membersihkan tubuhnya. Mendinginkan kepalanya berharap kinerja otaknya masih kuat menampung beban berat itu.

**
Musim gugur telah tiba. Pohon-pohon menggugurkan daun-daunnya yang berwarna kuning kecoklatan. Hari tampak begitu bersahabat, ya, bagi mereka yang bahagia.

Diana berjalan kesebuah taman. Ia berniat mengambil beberapa gambar menggunakan kameranya. Disana, beberapa anak kecil sedang berlari-lari berkejaran. Ada sepasang kekasih sedang duduk berdua sambil tertawa, kemudian lelaki itu mencium wanita yang mungkin adalah kekasihnya. Tampak kebahagiaan diraut wajah mereka. Lalu ada seorang ibu dan anaknya sedang bermain berdua, dan seorang lelaki menghampiri mereka kemudian lelaki itu mencium wanita itu dan anaknya, yang kuyakini lelaki itu adalah suami dan ayah dari wanita dan anak lelaki itu.
Jika aku dan Nick dapat bersatu dan menikah lalu mempunyai anak, pasti akan sebahagia itu, batin Diana berkata lirih. Namun harapan hanyalah harapan. Tinggal kenangan.

Tanpa sadar Diana kembali meneteskan air matanya. Mengingat kenangan indah bersama Nick dulu, hanya membuatnya membuka luka yang belum lama itu.

Tiba-tiba saja seseorang memberikan Diana sebuah saputangan coklat. Namun dia tidak berkata apa-apa.

"Terima kasih." Ucap Diana dan mengambil saputangan itu kemudian menyapukan air matanya yang menetes. Saat Diana hendak menghadap pada orang itu, dia sudah tidak ada disana.

***
Mohon vommentsnya agar cerita ini lanjut ke tahap yang lebih serius!

Love In Paris (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang