Part 23

3.1K 199 23
                                    

This part especially for @nonameeeeee @dwcahaya @yanne97 dan @hania2_ who always votes and comments my story!:*

Happy reading!
***
Diana terbangun dengan mata yang masih sedikit terbuka. Ia merasakan ada sesuatu yang menahan perutnya. Sebuah lengan besar yang mengelilingi pinggangnya kini tengah memeluk tubuh mungilnya begitu erat.

Diana menoleh kebelakang, dan mendapati Jason tengah tertidur pulas disana. Nafasnya teratur. Wajahnya damai dan manusiawi seperti bayi yang masih suci.

Diana bergerak pelan agar tak membangunkan Jason hingga kini tubuhnya menghadap pada laki-laki itu. Sinar matahari yang tersembunyi dibalik tirai jendela, membuat wajah Jason terang dari sini. Jason sempurna. Rahangnya terpahat sempurna menegaskan bahwa dia lelaki penuh optimisme, bulu matanya yang panjang dan lentik menjadi penghias mata hijaunya yang masih bersembunyi dibalik kelopak mata itu, rambut coklat keemasannya kini sudah terlihat sedikit panjang, dan juga bakal jambang yang mulai sedikit tumbuh di wajahnya serta beberapa bekas luka masih belum sembuh membuatnya tidak kehilangan pesonanya sedikitpun.

Diana mengelus lembut rambut Jason, merasakan jemarinya menelusuri setiap helai rambut lelaki itu membuat Jason menggeliat dan semakin mengeratkan pelukannya. Bibirnya yang tipis dan kemerahan membuat semuanya terlihat sempurna. Untuk beberapa saat, Diana memandangi Jason dengan tatapan memuja. Lelaki ini adalah lelaki yang ia cintai, entah mengapa ia tidak bisa menghilangkan Jason dari pikirannya. Sekuat apa Jason menyakitinya, sekuat itu pula Diana semakin mencintai sosok itu.

Diana melihat mata Jason berkedut dan alisnya mengkerut. Perlahan laki-laki itu membuka matanya, untuk sesaat dia hanya terdiam kaku. Lalu sesaat kemudian, dia tersenyum lembut kearah Diana.

"Pagi." Ucap Diana masih tergagap malu.

"Selamat pagi, Cantik." Balas Jason. Diana merona dibuatnya. Lalu kemudian Jason mendekatkan wajahnya pada Diana dan mengecup sekilas bibir Diana dengan lembut membuat Diana merasa begitu dicintai. Jason menarik tubuh Diana lebih dekat dengannya, tangan kanannya melingkari perut rata dan mungil Diana sedangkan tangan kirinya sebagai bantalan kepala untuk Diana.

Jason mencium puncak kepala Diana dan menghirup aroma rambut wanita itu dalam-dalam. "Aku sangat merindukanmu." Bisiknya lirih. Sejenak, Diana berpikir bagaimana ia bisa melepaskan Jason jika Jason begitu manis?

Jari telunjuk Jason berjalan diwajah tirus Diana. Mengelusnya lembut dan untuk sesaat Diana merasa terbuai dengan sentuhan itu. Hangat, dan menggelitik.

"Apakah lenganmu lelah menahan kepalaku?" Tanya Diana menyadari bahwa semalaman lengan laki-laki itu menjadi telah menjadi bantalan kepalanya.

Dia tersenyum manis seperti anak kecil, Oh Tuhan... "Aku tidak pernah merasa lelah untukmu, Diana."

"Boleh aku bertanya?"

"Tentu, apa sayang?" Dia mengecup kening Diana lembut.

"Apa yang terjadi denganmu? Maksudku, aku sudah tahu dari Vicky namun aku ingin mendengarnya darimu. Apa kau mabuk-mabukan?" Diana tidak ingin menahan rasa ingin tahunya itu.

Jason menghela nafasnya perlahan lalu mulai membuka mulut. "Aku mencarimu ke apartemen namun kau tak berada disana. Lalu aku mencari Vicky, dan dia tak mau memberitahuku keberadaanmu. Aku membeli minuman-minuman itu karna aku lelah mencarimu kemana-mana. Aku gila ketika melihatmu di sana. Aku kehilanganmu Diana. Dan itu menyakitkanku mengetahui bahwa kau entah berada dimana saat aku mencarimu." Diana menatap Jason mencari-cari letak kebohongan atas apa yang laki-laki itu ucapkan tentang perasaannya, namun yang Diana temukan adalah kejujuran, ketulusan, rasa sedih dan putus asa. Raut wajah Jason berubah menjadi takut. Diana mengelus wajah lelaki itu perlahan untuk menenangkannya.

Love In Paris (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang