Part 16

2.9K 210 7
                                    

Jason melajukan mobilnya membelah jalanan ibu kota Paris. Pikirannya berkelanan ke satu nama, Diana. Dia merindukan Diana sekarang dan rasanya ingin sekali melihat wanita itu.

Jason memutarbalik mobilnya menuju apartemen Diana dengan senyuman dan rasa tidak sabar.

Hari sudah pukul 1 pagi saat Jason sampai di apartemen Diana. Sehabis dari pertemuannya dengan klien-klien perusahaan ayahnya, Jason ingin sekali merileksasikan pikirannya. Dan hal itu dilakukannya dengan mengunjungi Diana.

Jason tahu bahwa wanita itu sudah terlelap saat ini. Ia memasukkan nomor kombinasi apartemen Diana yang masih sangat diingatnya. Dan ia tersenyum puas saat pintu apartemen itu terbuka. Wanita itu mendengarkannya untuk tidak mengganti password apartemennya sehingga Jason bisa masuk kapan saja.

Suasana apartemen begitu sepi. Semua lampu tampak dimatikan hanya lampu di dapur yang masih menyala.

Jason masuk ke kamar yang tertutup rapat. Ia membukanya perlahan dan masuk. Dalam terangnya rambulan menyinari kamar itu dengan keadaan lampu yang mati, Jason dapat melihat remang-remang tubuh yang sedang terbaring disana. Diana tampak begitu tenang, bola matanya yang indah tersembunyi dibalik mata yang tertutup itu.

Jason meletakkan tas dan jasnya di atas sofa kecil di kamar itu. Ia naik perlahan ke atas kasur dan bergabung dengan Diana. Diana tampak memunggunginya, namun dengan sangat perlahan Jason menarik tubuh itu bak harta yang mudah pecah. Ia membalikkannya dan meletakkan kepala Diana di atas lengannya. Membungkus tubuh wanita itu untuk dipeluk. Membiarkan kepalanya tenggelam ke dalam kehangatan dekapan Jason. Jason mencium rambut Diana yang beraroma stroberi. Menciuminya hingga membuatnya mengantuk. Diana pun tampak semakin nyaman berada di pelukan Jason. Tidur di dada bidangnya.

"Selamat malam, Diana." Dengan begitu Jason ikut menyusul Diana ke alam mimpinya.

**
Matahari menyinari mata Diana melalui kaca jendela kamarnya, melewati setiap kisi-kisi jendela mencoba meraih celah untuk lewat.

Diana merasakan sesuatu menahan tubuhnya. Ia mencium aroma yang menenangkan. Aroma yang sangat ia kenal. Ia berkhayal sedang berada di pelukan Jason dan semakin mendekap tubuh yang ia yakini khayalan semata. Diana berpikir bahwa ini hanyalah mimpi. Namun saat Diana membuka mata, ia melihat Jason sedang menatapnya dengan senyuman jahilnya. Tatapan geli ditujukan kepada Diana.

Diana masih berkhayal bahwa ini mimpi. Matanya masih terbuka setengah. Ia mengulurkan tangannya menyentuh wajah Jason. Jason menikmati sentuhan itu. Pagi-pagi seperti ini, Diana salah jika membangunkan singa yang tidur dan kelaparan.

"Aku disini, Diana." Ucap Jason. Suaranya dalam dan serak.

"Benarkah?" Diana masih berpikir ini adalah mimpi.

"Ya, Sayang."

Diana menutup matanya lagi dengan tangan masih di wajah Jason. Dan dengan keterkejutan yang besar, Diana membuka matanya. Matanya terbelalak lebar.

Ia berdiri dari tempat tidurnya dengan satu tenaga. "Ka--Kau? Apa yang kau lakukan di kamarku?" Ucap Diana menuding dengan raut keterkejutan yang alami.

Jason membaringkan tubuhnya kembali ke kasur dan berkata, "Tidur." Singkatnya.

"Tidak! Maksudku, kenapa kau bisa ada disini? Kapan kau datang? Apa yang terjadi pada kita? Apa aku mabuk semalam?" Diana histeris dan memegangi kepalanya yang pusing.

Love In Paris (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang