Part 24

2.3K 161 26
                                    

Semuanya terasa hampa saat hari-hari dimana Diana berdiri tanpa Jason. Satu minggu itu membuatnya benar-benar diambang lelah. Dia berusaha menghindari Jason, meskipun itu sangat berat dilakukan, tapi Diana benar-benar melakukannya. Selama satu minggu. Satu minggu penuh. Dan ini adalah hari kedelapannya menjalani itu kembali.

Jason pun juga seperti tidak ada keinginan untuk menemui Diana, mencarinya, atau bahkan meneleponnya. Diana semakin yakin bahwa Jason tidak mencintainya. Jason tidak benar-benar mencintainya. Cinta Jason hanya milik wanita itu, mungkin? Dan selamanya hanya untuk wanita itu seorang. Begitulah yang Diana kira-kira.

Bagi Diana cinta begitu egois. Dengan Jason sebagai peran utamanya, semua tampak sempurna. Begitu menyakitkan. Jason hanya memberikannya ilusi-ilusi indah tentang betapa bahagianya dia memiliki Diana. Betapa ia sangat mencintai Diana. Tetapi meskipun sadar bahwa itu hanyalah palsu, Diana tetap mencintai Jason. Dia tetap mencintai Jason tanpa lelah, tanpa tapi, tanpa henti. Semuanya karna cinta. Cinta itu memang buta. Begitulah.

Entah sudah berapa pil tidur yang Diana asup setiap harinya. Semuanya semata-mata karna dia ingin dirinya mampu melalui semua ini tanpa Jason. Ia ingin tertidur seharian. Bangun, lalu tidur lagi. Namun tetap saja nihil. Dia yang meminta Jason pergi, namun dia juga yang sangat merasa kehilangan, dan begitu merindukannya.

Sesaat obat itu memang bekerja, tapi lama kelamaan tubuh Diana lemas dan tidak mau menerima lagi. Berkali-kali setiap paginya Diana selalu bangun dan muntah. Karna asupannya kurang, hanya air yang keluar dari perutnya. Terkadang kepala Diana pusing hingga ia akan tertidur lagi sampai sore dan melewatkan sarapan serta makan siangnya.

Dan pagi ini, Diana kembali berlari ke arah toilet dan memuntahkan isi perutnya yang kosong. Ia memegangi perutnya yang rata dan terasa sedikit keras.

Diana merasa dirinya benar-benar tidak bersemangat. Ia berencana pergi kerumah sakit untuk meminta resep dokter. Tentunya dia butuh vitamin lagi dan beberapa obat penambah nafsu makan.

**
"Apakah Anda sedang berdiet?"

"Ti-tidak."

"Kapan terakhir Anda datang bulan, Ms. Michelle?" Dokter itu bertanya lembut dan memegang hasil pemeriksaannya.

Benar! Diana lupa kapan terakhir ia datang bulan.
Entah mengapa mendadak Diana berkeringat dingin. Jantungnya berdebar dengan cepatnya.

"S--saya tidak tahu. Mungkin sekitar enam minggu yang lalu." Jawab Diana tidak dapat menyembunyikan kepanikannya.

"Menurut hasil pemeriksaan, usia kandungan Anda tiga minggu, Ms. Michelle."

Diana menutup mulutnya tidak percaya, jantungnya mendadak terasa berhenti dan waktu seakan ikut menyertainya.

Usia kandung. Tiga minggu.

Kata-kata itu terus terngiang.

"Tu--tunggu. Apakah maksud Anda, saya sedang hamil?" Kepanikan mulai menghiasi diri Diana. Ucapannya terdengar bergetar dan seluruh tubuhnya pun begitu.

Ia baru teringat bahwa Jason memang tidak pernah memakai pengaman.

Seorang dokter perempuan berumuran sekitar 35 tahun itu tersenyum manis, dia mengangguk.

"Apakah Anda tidak tahu bahwa Anda hamil, Ms. Michelle?"

Diana menggeleng.

Love In Paris (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang