Part 19

3K 204 12
                                    

Pagi hari dimusim panas sangat indah. Semua bunga bermekaran berwarna warni, dan semakin indah karna terpaan sinar matahari. Begitulah suasana hati Jason saat ini. Menatap kesebelah tempat tidurnya tengah berbaring seorang wanita yang sangat cantik, yang begitu ia kagumi. Mata biru lautnya yang sedang tersembunyi dibalik kelopak matanya, begitu memabukkan, membuat Jason tak kuasa mengalihkan pandangannya tiap kali memandang wanita itu. Bibirnya yang merah jambu dan mungil, selalu membuat Jason gemas ingin menciumnya berkali-kali.

Diana meringkuk seperti bayi disamping Jason, dipelukannya. Jason mengusap-usap punggung Diana, dan wanita itu semakin nyenyak dibuatnya. Jason tersenyum lucu atas tingkah manis Diana ketika tidur. Wajahnya begitu damai, dan polos.

**
Diana sedang duduk di meja kelasnya, dengan malas ia memperhatikan Professor Parker menjelaskan materi kuliah yang diikutinya. Pikiran Diana berkelana ke tempat dimana semuanya sudah tersita kearah sana. Jason. Hanya satu nama itu yang menggelembung hebat di otaknya. Sejak Jason bergegas pergi dari apartemennya dua hari yang lalu, lelaki itu belum juga menampakkan batang hidungnya. Entah dimana Diana harus mencari Jason, bahkan sampai sekarang ia belum mengetahui dimana Jason tinggal dan dimana ia bekerja sembari mengisi waktu luangnya.

Saat kelas berakhir, Diana berhambur keluar. Kepalanya saat ini terasa ingin pecah karna tidak fokus dengan mata kuliahnya, malah ia memikirkan Jason yang entah berada dimana.

Tiba-tiba saja ponselnya bergetar, satu pesan masuk, dari Jason.
Diana buru-buru membuka pesan tersebut yang isinya adalah:

From: Jason

Diana, maaf aku baru bisa mengabarimu sekarang, tunggu aku di Cozy Place Cafe, aku akan menemuimu disana. See ya,

Missing You

Meskipun pesan yang diterimanya begitu singkat, namun Diana tidak dapat menyembunyikan senyum sumringahnya. Itu artinya dia akan bertemu Jason, itu artinya dia bisa meluapkan kerinduannya. Diana bergegas mengambil jalan keluar kampusnya dan menaiki bus umum menuju tempat janjian mereka.

**
Diana sampai 20 menit kemudian di tempat yang sudah Jason tentukan. Awalnya Diana sangat susah menemukan kafe ini karna dia belum pernah kesini sebelumnya. Maka dari itu, agak sedikit lama bagi Diana untuk sampai dan menemukan tempat yang dimaksud.

Diana mengambil duduk di luar ruangan, cuaca sore hari dan semilir angin yang berhembus menambah kesan nyaman kafe tersebut. Lalu ia melirik jam di pergelangan tangannya, sudah 15 menit ia menunggu Jason tetapi lelaki itu tak kunjung tiba.

Tiba-tiba saja ada yang menepuk pundak Diana. Sontak, Diana menoleh. Dia berharap bahwa itu adalah Jason, ia tidak dapat menyembunyikan senyumannya. Tetapi saat menoleh, ia mendapati lelaki di depannya ini bukanlah Jason. Namun seorang laki-laki berparas tampan dan memiliki rambut pirang yang ikal. Diana menyipitkan matanya, dia seperti mengenal orang ini. Tetapi ia sedikit lupa, siapa lelaki yang sedang menyunggingkan senyuman lebarnya yang menampakkan jajaran gigi putih miliknya itu.

"Kau masih ingat padaku?" Tanya laki-laki itu membuka percakapan, kemudian dengan santainya mengambil tempat duduk di depan Diana.

Diana hanya menaikkan satu alisnya tanda bahwa ia bingung apakah mengenal pria itu atau tidak.

"Kurasa kau lupa. Kau ingat Peter? Valerian? Prancis? Atau sesuatu seperti "cengiran kuda"?

Seketika Diana membelalakkan matanya kemudian membuka mulut "Kau? Oh maafkan aku, aku sedikit lupa denganmu." Ucap Diana antusias yang kemudian disusul dengan gelak tawa renyah wanita tersebut.

"Hm, sudah kuduga." Ucap Peter memasang wajah cemberutnya, yang menambah kesan lucu di mata Diana.

"Oh ayolah, kau seperti kuda hamil kalau begitu." Canda Diana.

Love In Paris (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang