Part 43 : Should I?

Start from the beginning
                                    

"Kenapa sih lo selalu bahas masalah itu?" Gio mendengus dengan kasar, sedikit kesal karena Adella selalu membahas masalah itu. "Gue kan udah minta maaf. Lagian kejadiannya juga udah lama. Itu cuma kebodohan gue di masa lalu, gak perlu lo ungkit-ungkit lagi."

"Gue selalu bahas masalah itu karena emang semua salah lo. Kalo lo dulu gak ngelakuin itu, mungkin kita gak akan putus dan gue juga gak akan move on sama Naufal."  

"Iya, gue tau kalo gue yang salah," jawab Gio dengan pasrah. "Justru gue ngajak balikan itu karena gue pengen memperbaiki apa yang jadi kesalahan gue di masa lalu, Del."

"Tapi, lo harus tau kalo perasaan seseorang itu bisa berubah seiring berjalannya waktu. Dan itu berlaku sama gue." Adella menghembuskan napasnya pelan. "Gue udah suka sama cowo lain, Gio."

"Okay, gue ngerti sekarang." Gio menatap Adella. "Gue juga gak seharusnya maksa supaya lo mau balikan sama gue."

"Maaf, Gio," ucap Adella dengan wajah sedikit memelas, bagaimanapun perasaan bersalah itu tetap ada.

"Gak apa-apa, lo gak salah."

"Tapi lo tenang aja, gue yakin cepat atau lambat, pasti akan ada cewe yang lebih baik dari gue." Adella menyunggingkan senyumnya. "Buat lo," lanjutnya.

Gio hanya mengangguk pelan sembari tersenyum simpul. "Naufal beruntung bisa dapetin lo."

Mendengar nama Naufal, pikirannya menjadi teringat akan hubungan yang sedang tidak baik di antara dirinya dengan Naufal. Seketika perasaannya menjadi sedih dan tidak karuan. Rasa bersalah lagi-lagi menghantui pikirannya.

"Del, kenapa?"

Suara milik Gio menyadarkan Adella dari lamunannya.

Adella menggeleng sambil tersenyum tipis. "Gak apa-apa kok."

"Gue tau lo bohong." Gio tertawa pelan. "Jadi kenapa?"

"Kenapa apa?"

"Kenapa lo jadi diem pas gue sebut nama Naufal?"

"Dia salah paham pas tau gue pergi sama lo." Adella menundukkan kepalanya. "Pergi yang kemarin itu," jelas gadis itu.

Gio yang merasa belum jelas dengan inti permasalahannya langsung bertanya lagi, "Dia salah pahamnya gimana?"

"Jadi kemarin itu, dia juga ngajak gue pergi. Lo juga ngajak di hari yang sama. Karena gue masih kepo sama alesan lo yang gak sempet bilang putus sama gue itu, alhasil gue lebih pilih pergi sama lo." Adella menghela napasnya sebelum melanjutkan ceritanya. "Pas lo jemput ke rumah gue, kayanya dia ada di belakang mobil lo atau gue kurang tau persisnya dimana, yang jelas dia tau kalo gue pergi sama cowo lain. Dan yang bikin dia kecewa banget karena hari itu dia udah nyiapin semuanya buat nembak gue. Tapi, gue dengan gampangnya malah batalin gitu aja."

"Kayanya kehadiran gue ini bener-bener di waktu yang salah, ya? Gue hadir cuma bikin masalah di hidup lo jadi makin banyak." Gio menundukkan kepalanya, merasa bersalah karena dirinya bagaikan penghalang bagi Adella untuk bahagia dengan laki-laki yang disukainya.

"Yaudah lah, Yo. Semua udah kejadian, gak akan bisa balik lagi juga." Adella menyunggingkan senyumnya. "Sekarang gue tinggal nunggu waktu aja, Naufal balik lagi atau pergi cari yang lain."

"Gue yakin, Naufal pasti pilih opsi pertama."

"Kenapa lo bisa seyakin itu?"

"Karena Naufal gak mungkin ngelakuin hal bodoh kaya gue," balas Gio. "Tapi kalau dia ngelakuin itu, gue yang bakal rebut posisi dia dari hati lo," lanjutnya sambil tertawa cekikikan.

"Semoga aja."

"Semoga apa? Semoga Naufal ngelakuin hal bodoh dan gue yang rebut posisi dia dari hati lo?"

Best PartWhere stories live. Discover now