Part 7 : Liar

28.3K 2.2K 228
                                    

Naufal mengerjapkan matanya karena tak menyangka akan bertemu gadis yang dulu pernah dekat dengannya di sini. Ya, hanya dekat karena memang Naufal belum pernah meminta Viola untuk menjadi pacarnya. Itu karena dulu Naufal telah menemukan gadis lain yang menurutnya lebih baik daripada Viola. Walaupun saat ini, timbul sedikit perasaan menyesal dalam diri Naufal begitu melihat Viola yang jauh lebih cantik.

"Viola, kan?" tanya Naufal berusaha memastikan.

Gadis itu mengangguk pelan. "Emang gue berubah banget, ya? Sampe lo aja kaya gak kenal gitu."

"Berubah banget, jadi makin cantik," goda Naufal dengan tangan yang mencolek dagu gadis itu.

"Apaan sih, biasa aja kok," sergah Viola cepat.

"Gue serius, Vio."

"Iya deh, makasih pujiannya," jawab Viola sambil tertawa pelan. "Cewe lo mana, Fal?"

Sebelum membalas perkataan Viola, laki-laki itu terkekeh. "Gue jomblo kali."

"Bercanda lo gak lucu." Gadis itu melipat kedua tangannya di dada. "Lagian gak mungkin banget Naufal Baskara jomblo."

"Ada yang tau banget tentang gue nih," cibir Naufal.

Viola mendelik sebal pada laki-laki itu. "Siapa sih yang gak tau lo? Cowo playboy yang gak tau diri."

"Cowo playboy yang gak tau diri." Naufal mengulangi ucapan Viola, lalu terkekeh. "Lo bilang gitu, tapi lo suka sama gue."

Kalimat sekaligus pernyataan yang baru saja terucap dari bibir Naufal itu membuat Viola seakan bungkam. Namun, gadis itu tak mau menjatuhkan harga dirinya di depan Naufal, jadi ia berusaha untuk menyangkal perkataan laki-laki di hadapannya ini. "Itu kan dulu dan kayanya gue lagi khilaf deh."

Setelah Viola menyelesaikan ucapannya, Naufal justru tertawa pelan. "Kalau sekarang masih suka juga gak apa-apa. Itu bukan khilaf, lo aja yang gak kuat sama pesona gue."

Mendengar ucapan Naufal yang semakin percaya diri membuat Viola semakin jengkel dan menatap sinis ke arahnya. "Males banget."

"Yakin males sama pesona gue?" Naufal menatap Viola dengan jahil. "Jangan males-males dong, sayang."

"Gue bukan pacar lo, jadi gak usah manggil sayang segala," kata Viola dengan lengan yang memukul bahu Naufal pelan.

Naufal mengusap puncak kepala gadis itu. "Yaudah kalau gitu, pacaran yuk!"

"Fal." Viola menghela napasnya sebelum mulai melanjutkan kata-katanya. "Gue gak mau ya dianggap pho sama cewe lo."

"Gue kan udah bilang kalau gue gak punya pacar, Vio," kata Naufal dengan senyum manis yang terukir di wajahnya. "Lo sendiri gimana? Punya pacar, gak?"

"Nggak, kenapa emang?"

Naufal tersenyum jahil. "Bagus dong, jadi gak ada yang marah kan kalau gue deketin lo?"

Gadis itu mengedikkan bahunya. "Menurut lo?"

Naufal mencubit pipi gadis itu pelan. "Vio gemes deh, jadi sayang."

Dari meja bartender, Ryan melihat Naufal sedang asyik mengobrol dengan seorang gadis. Gadis itu memang membelakangi Ryan, tapi ia yakin jika gadis itu sudah pasti Adella. Maka, ia memutuskan untuk menghampiri keduanya.

Begitu jarak Ryan telah dekat dengan keduanya, ia mengernyit heran karena gadis yang sedang mengobrol dengan sahabatnya itu bukan lah Adella, melainkan gadis lain.

Ryan menepuk pundak Naufal, lalu melirik ke arah gadis yang sedari tadi asyik mengobrol bersama sahabatnya. "Ini siapa, bro?"

"Gue sih maunya pacar," jawab Naufal dengan senyum jahilnya. "Kalau mau tau, kenalan dong, Yan."

Best PartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang