Part 24 : Just A Friend

24.3K 1.7K 27
                                    

Pilihan Naufal jatuh pada salah satu cafe yang terletak di Jalan Progo. Laki-laki itu sengaja memilih tempat duduk di area outdoor agar dirinya dapat merokok dengan bebas. Setelah memesan makanan untuk dirinya dan Ryan, pandangan Naufal menyapu setiap sudut di ruangan ini untuk mencari gadis yang akan didekatinya. Hingga pandangannya berhenti pada meja yang terdiri dari empat orang gadis yang sedang mengobrol dan ia tertarik dengan salah satu dari itu.

"Gue ke meja itu dulu, Yan," ucap Naufal dengan tangan yang menunjuk ke arah meja yang berada di pojok kanan jika dilihat dari tempat duduknya saat ini.

Ryan mengangguk singkat. "Jangan lama, Fal. Gue gak ada temen ngobrol."

"Siap, gue cuma mau minta ID Linenya doang."

Begitu Naufal telah sampai di meja yang dimaksud oleh Naufal tadi. Ia segera menduduki bangku yang kosong. Gadis-gadis itu sempat heran dengan Naufal yang tiba-tiba saja duduk di tempat mereka. Namun, Naufal langsung angkat bicara sebelum mereka sempat bertanya.

"Gue ikut duduk di sini sebentar, boleh kan?" tanya Naufal dengan senyum manis yang menghiasi wajahnya.

"Boleh sih, tapi kenapa?" tanya gadis yang mengenakan baju berwarna maroon.

"Karena gue mau kenalan sama lo," jawab Naufal santai.

Gadis itu mengerutkan dahinya setelah Naufal menyelesaikan kalimatnya. "Kenapa? Kenapa lo pengen kenalan sama gue?"

"Karena gue maunya lo," ujar Naufal sambil tertawa cekikikan. Lalu, ia mengulurkan tangannya pada gadis yang mengenakan baju berwarna maroon itu. "Kenalin, nama gue Naufal."

Sebenarnya, ia sudah tak asing dengan laki-laki yang tiba-tiba saja duduk di sini. Ia pun sudah tahu jika laki-laki ini bernama Naufal tanpa harus dikenalkan terlebih dahulu. Hal itu karena nama Naufal Baskara cukup terkenal di sekolahnya. Selain itu, teman laki-lakinya juga banyak yang tergabung ke dalam satu komunitas yang sama dengan Naufal.

Setelah cukup lama berpikir, gadis itu pun memutuskan untuk membalas uluran tangan Naufal karena tak mau dianggap sombong atau jual mahal. "Gue Deandra."

"Deandra, nama yang bagus kaya orangnya," ujar Naufal. "Terus gue panggilnya apa? Terlalu panjang kalo manggil Deandra."

"Temen-temen sih manggilnya Dee."

Naufal ber-oh ria, lalu ia berkata, "Okay, gue juga manggil Dee aja. Lo sekolah dimana?"

"Gue di SMA Swasta yang di Jalan Burangrang," jawab Deandra. "Kalo lo?" Pertanyaan itu hanya lah untuk basa-basi saja karena Deandra tentu sudah tahu di mana Naufal bersekolah. Itu semua dilakukan Deandra agar laki-laki itu tidak berbangga diri akan ketenarannya.

"Lo kenal Yoga, gak? Alyoga Daniswara? Kalo gue di SMA Negeri yang di Jalan Rajamantri Kulon."

Gadis itu mengangguk pelan. "Kenal, dia temen sekelas gue."

"Oh gitu, dia juga satu komunitas sama gue," timpal Naufal. "Kalo di sekolah dia gimana?"

"Jail terus bolos jam pelajaran, ya gitu lah kaya cowo-cowo lain yang nakal aja."

Melihat pelayan yang telah mengantarkan pesanan kepada mejanya----yang hanya diduduki olehnya dan Ryan, ia berniat untuk segera meminta ID Line gadis itu dan pergi dari sini.

"Kayaknya gue gak bisa lama-lama deh karena makanan gue udah dateng. Mungkin lain kali gue boleh kan ngobrol lagi sama lo, Dee?"

"Ya, liat aja nanti."

"Gue boleh minta ID Line lo, gak?"

Deandra menatap ke arah teman-temannya seakan meminta persetujuan pada mereka untuk memberikan ID Linenya atau tidak. Lalu tak lama dari itu, ia mengangguk dan mengeluarkan suaranya. "Boleh."

Best PartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang