Part 1 : Introduce

55.9K 3.4K 77
                                    

Adella membuka profile Naufal untuk melihat profile picturenya. Adella pikir Naufal memakai fotonya sendiri, tapi dugaannya kali ini salah. Bukan berarti Naufal memakai foto dari tumblr dan semacamnya, namun Naufal menggunakan profile picturenya yang sedang foto studio bersama komunitasnya. Dalam foto studio tersebut terlihat para anggotanya menggunakan kaos hitam dibalut dengan jaket jeans komunitasnya. Bagaimana bisa Adella menemukan Naufal dalam foto studio tersebut jika Adella saja tak tahu wajah Naufal seperti apa?

Karena tidak menemukan sosok Naufal dalam profile picture Linenya, Adella memilih untuk menutup aplikasi Line dan menyimpan kembali ponselnya ke saku seragam. Tak lama, Vira keluar dari kamar mandi. Sebelum mereka kembali ke kelas, tiba-tiba sebuah ide terlintas di otak Adella.

"Vir, lo tau Naufal?"

Vira yang sedang membenarkan rambutnya sontak menoleh ke arah Adella. "Tau lah, emangnya kenapa?"

"Maksud gue, lo suka liat orangnya?"

"Suka lah, Naufal kan dulu kelasnya pinggiran sama gue. Emang kenapa sih, Del? Lo suka sama dia?" tanya Vira sambil tertawa pelan.

Adella mendelik sebal pada Vira. "Ya kali, Vir. Lo kalau ngomong ada-ada aja."

Pantes gue gak tau mukanya, kelas gue kan jauh dari kelas dia, gumam Adella.

"Udah gak aneh kali Del kalau orang-orang suka sama Naufal, tapi lo hati-hati aja nih soalnya dia itu playboy." Vira menatapku sebentar, lalu bertanya, "Emangnya lo gak tau ya muka Naufal kaya gimana?"

"Apaan sih, Vir. Gue gak suka sama Naufal," gerutunya kesal. Lalu, Adella menggelengkan kepalanya. "Kelas gue kan dulu di bawah."

"Terserah deh terserah," jawabnya sambil cekikikan. "Oh iya bener. Ke kelas, yuk, Del."

**

Naufal sedang melamun memikirkan gadis bernama Adella Callista yang sejak tadi memenuhi pikirannya. Sebelumnya, ia memang tak pernah memikirkan seorang gadis hingga seperti ini. Tapi, bukan berarti Naufal sudah mulai menyukai Adella, mungkin baru tertarik untuk mengenalnya lebih jauh.

Yang Naufal butuhkan pertama-tama untuk mengenal gadis itu adalah ID Line. Semua berawal dari chat, benar? Ia tahu kata-kata seperti itu bukan karena dirinya suka membaca quotes dari tumblr ataupun official account di Line melainkan dari ponsel milik teman perempuannya. Terkadang, Naufal memang suka meminjam ponsel mereka, begitu ia membuka gallery-- di ponsel mereka berbagai macam quotes ada di sana. Bahkan, ia tak habis pikir untuk apa mereka menyimpan itu semua?

Naufal berniat untuk meminta ID Line Adella pada Ryan, alasannya karena Ryan dulu teman sekelas gadis itu.

Naufal menyenggol lengan teman sebangkunya-- Ryan. "Yan, gue minta ID Line Callista dong."

"Callista siapa?" tanyanya bingung.

"Itu Adel," jelas Naufal.

"Terus kenapa lo manggil dia Callista?" Ryan tampak berpikir, lalu tertawa terbahak-bahak. "Gue tau, gue tau, itu semacam panggilan sayang gitu, kan? Anjing, gue ngakak banget. Sejak kapan lo jadi lebay gini, Fal?"

Naufal menoyor kepala teman sebangkunya keras. "Suka-suka gue lah, kalau gue lebay, lo apa bangsat? Udah ah cepetan mana ID Linenya Callista."

Alih-alih menjawab, Ryan justru masih tertawa terbahak-bahak sambil memainkan ponselnya dan mengirimkan kontak Adella pada Naufal.

"Kenapa lo malah ngirim kontaknya ke gue?" tanya Naufal geram.

Best PartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang