Part 9 : Satnight

31.2K 1.9K 344
                                    

Setelah Naufal pamit dari rumah Adella, ia memutuskan untuk berkumpul dengan anggota komunitas FNE. Hal itu memang sudah seperti kebiasaan bagi Naufal, terlebih saat ini, waktu masih menunjukkan pukul 7 malam. Rasanya tak mungkin jika seorang Naufal telah berada di rumah sebelum pukul 12 malam.

Akhirnya, Naufal sudah sampai di tempat yang biasa digunakan untuk berkumpul bagi komunitas FNE. Tempat ini seperti warung biasa yang kemudian dihias oleh anggota komunitas FNE sehingga menjadi lebih layak untuk dijadikan tempat berkumpul, seperti diberikan semacam grafiti bertuliskan "Fight Never End".

Begitu Naufal turun dari mobilnya, Ryan lah yang pertama kali menyadari kehadiran laki-laki itu. "Dari mana aja lo, Fal?"

Sebelum menjawab ucapan sahabatnya itu, Naufal menempatkan dirinya untuk duduk di bangku sebelah Ryan. "Dari rumah Callista."

Ryan bertepuk tangan setelah mendengar jawaban dari sahabatnya. "Gila udah main ke rumahnya aja! Jadi, sekarang udah jadian, Fal?"

Yang ditanya belum sempat menjawab, Rio sudah menimpali lebih dulu, "Pasti lah, Yan. Dia kan paling gak bisa lama-lama pdkt."

Kini giliran Naufal yang berbicara. "Tapi, omongan lo kali ini salah, Yo. Gue belum jadian sama dia."

"Apa?!" teriak semua anggota komunitas FNE yang berada di sini.

"Lebay lo semua, jing!" seru Naufal begitu melihat reaksi dari teman-temannya.

"Bukan lebay, bangsat! Lo kan biasanya baru deket satu hari aja, besoknya udah langsung jadian," ucap Dean yang kemudian menyulut vapenya.

Sebelum mulai berbicara, Revy menyeruput coca colanya lebih dulu. "Bahkan, ini udah mau seminggu dan lo belum jadian sama dia? Ke mana Naufal yang gue kenal?"

"Lo juga tumben banget stuck di satu cewe. Biasanya koleksi cewe lo kan segudang," timpal Aldo.

"Lo semua bacot, anjing!" Sebelum melanjutkan ucapannya, Naufal mengeluarkan asap rokoknya dulu. "Bahas yang lain, gue males bahas masalah itu."

"Why, Fal? Why you look so good?" tanya Ryan yang dibalas dengan tawa dari semua anggota komunitas FNE.

Naufal tertawa terbahak-bahak. "Anjing, lo ngomong apa sih, Yan!"

Revy menoyor kepala Ryan. "Lo tau gak yang lo omongin itu apa artinya?"

"Nggak," jawab Ryan singkat.

Rio mengangkat kedua tangannya ke udara. "Gue kadang gak ngerti sama otak lo, Yan."

Ryan mengerutkan dahinya bingung. "Kenapa, sih? Bukannya keren, ya?"

"Serah Yan serah," balas Rio.

Mereka menghabiskan malamnya dengan bercanda tawa satu sama lain. Hal itulah yang menjadi alasan mengapa Naufal suka berkumpul dengan komunitas FNE, mereka selalu bisa menghibur laki-laki itu dikala pikirannya sedang kacau seperti saat ini.

**

Hari Sabtu, hari di mana sekolah libur dan seluruh siswa dapat bermalas-malasan di rumah setelah melewati 5 hari sekolah tanpa henti. Jam dinding telah menunjukkan pukul 12 siang dan laki-laki itu baru saja terbangun dari tidur nyenyaknya. Hari Sabtu kali ini akan menjadi malam minggu yang berbeda dari biasanya karena Naufal telah merencanakan sesuatu.

Laki-laki itu mengambil ponselnya dan mulai menghubungi seseorang. Seseorang yang akan diajaknya untuk bermalam mingguan. Nada sambung mulai terdengar dari seberang sana dan benar saja tak lama suara gadis itu mulai terdengar di telinga Naufal.

Best PartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang