Part 43 : Should I?

17.8K 1.2K 115
                                    

Mobil berwarna merah milik Gio telah sampai di salah satu tempat makan yang berada di jalan R.E. Martadinata. Setelah mematikan mesin mobilnya, Gio mengajak Adella untuk turun dari kendaraan beroda empat tersebut.

Begitu keduanya telah mendapatkan tempat duduk, salah satu pelayan langsung menghampiri ke meja mereka dengan memberikan daftar menu. Tak lama dari itu, pelayan tersebut pergi seakan memberikan waktu bagi keduanya untuk melihat dulu daftar menunya.

"Lo mau makan apa, Del?" tanya Gio.

Adella menyimpan daftar menunya, lalu ia membalas ucapan Gio, "Green tea latte aja."

"Kenapa pesen minum aja?"

"Gak apa-apa, lagi males makan aja."

"Kapan gemuknya kalo makan aja males?" Gio tertawa pelan, lalu ia kembali berkata, "Makan ya, Del? Dikit aja."

Adella mendengus pelan seraya berkata, "Yaudah makanannya samain aja kaya punya lo."

"Nah, gitu dong."

Ketika keduanya sudah tahu mengenai menu apa yang akan dipesan, Gio berinisiatif untuk memanggil salah satu pelayan yang kebetulan lewat di hadapan mereka. Pelayan tersebut pun langsung menghampiri meja mereka. Setelah menyebutkan pesanan untuk masing-masing, pelayan itu pergi dengan membawa kembali daftar menunya.

Sembari menunggu pesanan datang, Adella langsung saja bertanya mengenai maksud dan tujuan Gio yang telah mengajaknya kesini, "Jadi lo mau ngomong apa?"

Gio berdeham sebelum mengeluarkan suaranya. "Gue masih sayang sama lo, Del. Gue pengen balikan sama lo."

Adella sudah tidak terkejut lagi dengan ucapan Gio barusan, pasalnya gadis itu sudah menduga bahwa ada sesuatu yang ingin disampaikan oleh Gio hingga memaksa dirinya untuk menerima ajakan laki-laki itu. Lagipula, Adella pun sudah paham mengenai tipikal mantan yang akan kembali sekedar untuk menyesali perbuatannya di masa lalu dan mengajak balikan.

"Maaf, Gio. Tapi, gue gak bisa."

"Kenapa? Apa udah ada cowo lain yang bisa bikin lo move on dari gue?"

Adella hanya menganggukkan kepalanya.

"Siapa?" Rasa penasaran dalam diri Gio semakin menjadi-jadi kala Adella mengatakan dirinya sudah menyukai laki-laki lain.

"Naufal," jawab Adella. "Naufal Baskara."

Gio tampak sedikit terkejut setelah mendengar nama laki-laki yang berhasil mencuri hati Adella. "Lo pasti bercanda."

"Nggak, gue gak lagi bercanda."

Gio tersenyum miring. "Lo tau kan kalo dia itu playboy? Terus apa sih yang bikin lo suka sama dia?"

"Iya, gue tau. Tapi, dia sekarang udah nggak gitu." Pertanyaan kedua dari mulut Gio membuat pikirannya kembali teringat dengan semua yang telah dilakukan oleh Naufal hingga mampu membuat dirinya jatuh cinta pada laki-laki mantan playboy itu. "Dia udah banyak berjuang buat gue. Dia juga selalu bisa bikin gue seneng. Wajar bukan kalo gue suka sama dia?"

"Tapi kenapa? Kenapa di saat gue mau balikan sama lo, lo justru udah suka sama cowo lain?"

Nada bicara Gio menjadi lebih tinggi dari sebelumnya, bahkan terdengar sedikit menyentak di telinga Adella. Adella yang diperlakukan seperti itu merasa tak terima dan menjadi terpancing emosi.

"Dulu lo kemana aja? Tiba-tiba gak ada kabar dan jadian sama cewe lain. Lo bahkan gak sempet bilang putus sama gue. Terus di saat gue galau dan mengharapkan lo buat ngajak balikan, apa lo dulu ada? Apa lo ngelakuin itu? Nggak kan?" Adella menghela napasnya, berusaha meredakan amarahnya sesaat. "Sekarang giliran gue udah bisa nemu cowo lain yang bisa bikin gue jatuh cinta, lo dengan gampangnya ngajak balikan. Tapi sorry, gue gak bodoh. Gue gak mungkin lebih milih lo daripada Naufal. Karena gue tau jelas siapa yang lebih pantes untuk gue pilih."

Best PartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang