Part 21 : Drunk

24K 1.5K 8
                                    

Naufal yang memang sudah dalam keadaan setengah mabuk membuat pandangannya sedikit buram dan tak bisa melihat dengan jelas siapa gadis yang sedang berbicara dengannya ini.

"Kangen? Emang lo siapa? Temen lama gue?"

"Gue Maudy, Fal. Mantan lo yang biasa dipanggil Odi," ucap gadis itu yang berusaha menjelaskan dirinya secara detail agar Naufal bisa mengingatnya.

Mendengar ucapan Maudy barusan, Naufal justru menautkan sebelah alisnya. "Emang iya gue punya mantan yang namanya Maudy?"

Awalnya, ada perasaan senang dapat bertemu lagi dengan mantan yang membuatnya selalu gagal move on di sini. Namun, perasaan senang itu berubah menjadi sedih dalam sekejap saat menyadari bahwa laki-laki itu bahkan sudah lupa dengannya. Memang ia juga salah karena menanyakan di saat kondisi Naufal sedang dalam keadaan antara sadar dan tidak.

Maudy menundukkan kepalanya, menjadikan sepatu yang dipakainya malam ini menjadi objek yang lebih menarik untuk dipandang daripada laki-laki yang berada di hadapannya. "Gue lupa kalo mantan lo kan banyak, wajar kalo lo gak inget sama gue."

"Sorry, tapi di otak gue sekarang cuma ada nama Callista doang."

Mendengar nama seorang gadis disebut, ia langsung menoleh ke arah Naufal dengan cepat. "Callista?"

"Udah lah gak usah bahas dia," jawab laki-laki itu. "Gue ke sini buat seneng-seneng bukan bahas tentang dia lagi. Lo mau kan temenin gue?"

Maudy mengerjapkan matanya sesaat berusaha mencerna jika yang diucapkan Naufal bukan lah kesalahan dari alat pendengarannya, namun memang Naufal benar mengucapkan itu. Tanpa pikir panjang lagi, ia pun mengangguk sebagai jawaban. Itu karena dirinya rindu untuk bisa sedekat ini dengan Naufal. Lalu, laki-laki itu segera menuntunnya menuju lantai dansa.

**

Ketika teman-temannya sedang mencari keberadaan Naufal, mereka terlihat seperti sedang melakukan konfoi di jalanan berhubung setiap orang membawa mobilnya masing-masing, kecuali Dean dikarenakan mobilnya sedang berada di bengkel. Tempat pertama yang dicari oleh teman-teman Naufal yaitu rumah Aninda. Karena gadis itu lah yang paling dekat dengan Naufal di antara yang lainnya.

Berhubung hanya Aldo yang mengetahui dimana letak rumah Aninda, maka ia lah yang memimpin jalannya kali ini. Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 20 menit, mereka sampai di depan rumah gadis yang bernama Aninda itu. Namun, yang turun dari mobil hanya lah Ryan dan Aldo.

Ryan menekan bel rumah gadis itu, lalu pintu terbuka dan kebetulan Aninda sendiri lah yang membukanya. Ryan pun segera angkat bicara untuk mempersingkat waktu.

"Nin, ada Naufal, gak?"

Gadis itu menatap Ryan dan Aldo heran. "Lah? Bukannya Naufal sama kalian? Tadi siang, dia bilang kalo malem ini ada acara sama komunitasnya."

Giliran Aldo lah yang angkat bicara. "Iya, tapi tadi dia tiba-tiba pergi. Gue pikir dia ke sini, jadi gak ada ya?"

"Nggak, Do. Gue aja baru sampe rumah," sahut Aninda.

"Oh yaudah, makasih ya, Nin. Maaf kalo ganggu, kita pulang dulu ya," ucap Ryan sambil pamit pada pemilik rumah. Lalu, Aldo mengikuti apa yang dilakukan oleh Ryan.

Aninda mengangguk singkat. "Terus kalian mau cari Naufal kemana lagi?"

Mendengar pertanyaan Aninda, Aldo menoleh ke arah gadis itu. "Belum tau, kenapa?"

"Kalo gue ikut, boleh, gak?" tanya Aninda dengan hati-hati.

Ryan menautkan sebelah alisnya. "Emang lo gak dimarahin kalo keluar malem gini?"

Best PartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang