Part 13 : Another Girl

28.9K 1.7K 205
                                    

Naufal menatap layar ponselnya lekat-lekat seakan ingin memastikan bahwa notifikasi yang baru saja muncul itu benar adanya. Lalu, ia membuka profile picture Aninda untuk memastikan bahwa gadis itu memang Aninda Fradelina yang dulu sempat dekat dengan sahabatnya--Farel.

Hanya dekat karena gadis itu tidak merespon Farel sama sekali membuat sahabatnya mundur secara perlahan dan mencari gadis lain yang lebih menghargai usahanya. Setelah ia melihat profile picture milik Aninda, ternyata itu memang foto Aninda Fradelina yang dikenalnya.

Ryan mendekatkan tubuhnya pada Naufal bermaksud ingin mengetahui apa yang sedang dilihat oleh sahabatnya itu. "Aninda cantik ya, Fal?"

Begitu mendengar suara khas milik Ryan, Naufal langsung menolehkan kepalanya ke samping--di mana sahabatnya berada. "Ya iya lah, dia kan cewe."

Mendengar nama Aninda disebut, Dean pun ikut mengeluarkan suaranya. "Lo serius mau deketin Aninda, Fal?"

Yang ditanya justru mengedikkan bahunya. "Belum tau."

"Belum tau, tapi liatin foto Anindanya serius banget," celetuk Ryan.

"Gue cuma pengen mastiin aja kalau Aninda yang udah ngeadd gue tuh bener Aninda anak 11 IPS 2," jawab Naufal.

"Jadi, dia yang add lo duluan?" Kini giliran Revy yang mengeluarkan suaranya.

Naufal menganggukkan kepalanya. "Tapi gue yakin, kalau dia pasti dibajak sama temennya. Biasalah tipikal cewe."

Revy terkekeh pelan. "Iya sih, lo kalau ngomong suka bener."

"Kita gak akan balik lagi ke sekolah?" Dean melirik ke arah jam tangannya yang berada di sebelah kiri. "Udah jam 12 nih."

Mendengar apa yang baru saja diucapkan oleh Dean barusan membuat Naufal langsung beranjak dari tempat duduknya. "Balik lagi lah."

Ryan menautkan alisnya. "Kemasukan setan apa, Fal? Biasanya lo yang paling gak mau kalo balik lagi ke sekolah."

"Dia pasti mau ketemu Aninda lah, lo kaya gak tau dia aja," timpal Revy disertai tawanya.

Dean pun ikut tertawa akan ucapan yang dilontarkan oleh Revy. Setelah tawanya mulai reda, ia bertanya pada Naufal, "Callista gimana, Fal?"

"Emang kenapa? Dia kan bukan siapa-siapa gue," jawab Naufal dingin membuat ketiganya langsung terdiam seakan bungkam.

**

Begitu Naufal dan ketiga temannya telah kembali ke sekolah, mereka langsung saja masuk ke dalam kelasnya yang terletak di lantai 2. Baru saja Naufal menempati tempat duduknya, Pak Eko selaku guru pengajar dalam mata pelajaran Sosiologi sudah datang. Lalu, Pak Eko membuka buku tebal yang dibawanya. Hal itu menandakan bahwa dirinya akan mulai menjelaskan materi yang akan dipelajari hari ini.

Berhubung Naufal sedang malas untuk mendengarkan materi yang dijelasan oleh Pak Eko, ia pun memutuskan untuk memainkan ponselnya. Baru saja Naufal membuka passcode di ponselnya, muncul notifikasi dari aplikasi Line. Mata Naufal terbelalak secara sempurna begitu melihat siapa yang baru saja mengirimkannya sebuah pesan. Tak mau menyia-nyiakan kesempatan bagus seperti ini, maka Naufal pun langsung membalas pesan tersebut.

Aninda Fradelina : Sorry, Fal. Yang ngeadd lo itu temen-temen gue. Biasalah handphone gue dibajak.

Naufal Baskara : Justru gue harusnya berterima kasih sama temen-temen lo.

Aninda Fradelina : Loh? Kenapa?

Naufal Baskara : Gue jadi punya kontak lo lagi.

Aninda Fradelina : Gue gak mau ya disangka pho sama pacar lo.

Best PartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang