Part 26 : Something Happen

22K 1.6K 19
                                    

Setelah membaca pesan yang dikirimkan oleh Ryan melalui aplikasi Line, Naufal melajukan mobilnya menuju markas FNE. Hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit bagi Naufal untuk bisa sampai di markas FNE. Selain jarak yang sangat dekat, jalan raya yang sepi pun mendukung dirinya untuk bisa melajukan mobil dengan cepat.

Sesampainya di markas FNE, Naufal melihat teman-temannya sudah berada di situ termasuk yang berasal dari sekolah lain. Ia pun berjalan ke arah tempat duduk yang kosong atau tepatnya di sebelah Farel. Baru saja ia duduk di tempatnya, semua yang berada di situ langsung menoleh ke arah laki-laki itu seakan ingin tahu kejelasan mengenai pertengkaran tadi.

"Apaan sih?" tanya Naufal begitu sadar semua orang sedang menatap ke arahnya.

"Gimana tadi? Berhasil?" tanya Farel sekedar untuk berbasa-basi. Sebenarnya, tak perlu bertanya pun, ia sudah tahu jelas jawabannya seperti apa karena laki-laki itu melihat kejadian tersebut secara langsung walau dari jarak jauh.

"Berhasil lah, malu kalo kalah sama banci," jawab laki-laki sambil tertawa pelan.

Farel menepuk pundak laki-laki yang duduk di sampingnya itu. "Gue emang udah gak meragukan kemampuan lo sih, Fal. Harusnya tadi gue gak perlu nanya lagi."

"Setuju gue sama Farel," timpal Dean.

Ryan mengepulkan asap rokoknya ke udara, lalu ia menatap ke arah kakak kelas yang berada di sebelah Rio itu. "Lang, lo gak akan kasih tau masalah itu ke Naufal?"

Merasa namanya disebut, Naufal sontak melirik ke arah Ryan dan menghentikan aktivitasnya yang sedang menghisap vape itu. "Masalah apaan lagi?"

"Lo yang ngomong deh, Lang." Giliran Revy lah yang bersuara. "Kan lo yang dengernya."

"Kata Rio kan jangan sekarang dulu," ucap Galang---salah satu anggota komunitas FNE tingkat 12 yang berada di satu kelas yang sama dengan Farel dan Vino. Galang memang belum lama tergabung ke dalam komunitas ini, maka tak heran jika dirinya baru pertama kali kumpul di markas FNE.

"Jangan, Lang," sergah Rio. Lalu, ia menatap ke arah laki-laki yang sedang menghisap rokoknya. "Gue bilang nanti aja, Yan."

Bukan Rio ingin menyembunyikan sesuatu pada laki-laki itu, ia hanya berpikir untuk tidak memberitahunya sekarang. Hal itu karena Rio sangat yakin jika Naufal telah mengetahui masalah itu---sebuah obrolan yang didengar oleh Galang saat di taman belakang sekolah, Naufal pasti akan langsung menghajar orang itu tanpa melihat situasi mau pun kondisinya yang sedang berada di lingkungan sekolah. Dan ia tidak mau hal itu terjadi karena urusannya akan lebih rumit jika Bimbingan Konselling sudah ikut turun tangan.

"Tapi, gue mau taunya sekarang," jawab Naufal.

"Iya, kasih tau sekarang aja, gue juga kepo," celetuk Zaldi karena memiliki rasa ingin tahu akan masalah yang ada sangkut pautnya dengan Naufal itu.

Rio menatap kesal pada Ryan. "Lo sih Yan, gue bilang kan gak usah diomongin dulu."

"Emangnya masalah apaan, sih?" tanya Yoga yang tiba-tiba menimpali karena merasa penasaran dengan masalah yang dimaksud oleh teman-teman satu komunitasnya itu.

"Lo mau dia marah gara-gara taunya dari orang lain?" Nada bicara Ryan kali ini lebih tinggi dari sebelumnya.

"Bukan gue mau ngebela Ryan, Yo. Tapi, bener kata Ryan kalo Naufal tau duluan dari orang lain, dia pasti lebih marah," ujar Dean yang menyetujui saran dari sahabatnya itu.

"Tapi, kalo dia berantemnya di sekolah pasti ketauan BK dan urusannya jadi bawa-bawa orang tua." Rio tetap teguh pada pendiriannya untuk tidak memberitahu hal ini pada Naufal sekarang.

Best PartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang