Part 32 : Take Care of Her

25K 2K 47
                                    

Jam dinding yang berada di ruang tamu telah menunjukkan tepat pukul 7 malam dan bertepatan dengan gadis itu yang baru saja terbangun dari tidurnya. Langit-langit ruang tamu merupakan hal pertama kali yang dilihat oleh kedua matanya. Pikiran gadis itu melayang pada kejadian tadi sore---di mana dirinya sedang mengerjakan tugas dengan ditemani oleh Naufal. Pandangannya menyapu seluruh sudut ruang tamu untuk mencari kehadiran laki-laki itu. Namun, ia tidak menemukan sosok Naufal di sini. Hal itu membuat Adella berpendapat sendiri bahwa Naufal telah pulang ke rumahnya.

Lalu, ia menyadari bahwa dirinya tertidur di saat makalah mata pelajaran Biologi itu belum sempat diselesaikan. Alhasil, ia segera beranjak dari sofa dan menghampiri laptopnya untuk menyelesaikan makalah tersebut saat ini juga. Di saat laptopnya telah kembali menyala, ia segera menekan tombol sebelah kanan pada mousenya sebanyak dua kali untuk membuka dokumen yang berjudul Makalah Biologi pada layar desktop. Gadis itu cukup terkejut saat melihat Makalah Biologinya yang telah selesai. Satu pertanyaan muncul dalam otaknya, namun segera terjawab saat gadis itu menemukan secarik kertas yang berada di pinggir laptop.

Tiba-tiba saja suara tawa keluar secara reflek dari bibirnya saat sedang membaca isi dari secarik kertas yang ditulis oleh Naufal. Setelah tulisan laki-laki itu selesai dibacanya, ia kembali meletakkan secarik kertas tersebut di meja. Kini pandangannya beralih menatap layar laptop sekedar untuk mengecek hasil kerja Naufal yang telah menyelesaikan makalahnya. Dan ia sangat bersyukur karena pekerjaan Naufal untuk ukuran seorang laki-laki terbilang sangat lah rapi hingga tidak banyak yang harus dibenarkan olehnya.

Setelah memeriksa makalah Biologinya, gadis itu mengambil ponsel berwarna rose gold yang tergeletak di meja. Lalu, ia membuka aplikasi Line dan mencari nama Naufal di sana untuk mengucapkan terima kasih pada laki-laki itu.

Adella Callista : Fal, makasih banget. Lo udah bantu gue banyak hari ini

Beberapa menit setelah pesan tersebut dikirim oleh Adella, tiba-tiba nada dering---yang biasa digunakan dirinya untuk menerima panggilan masuk berbunyi dengan menampilkan deretan nomor tak dikenal pada layar ponsel. Karena rasa penasaran pada sang penelepon, ia pun segera menggeser tombol hijau ke sebelah kanan.

"Hallo, Callista," sapa Naufal dengan suara beratnya.

Adella ber-oh ria. "Jadi ini nomor lo? Kirain gue cuma telepon dari orang gak jelas."

"Gue bukan orang gak jelas kok, cuma seorang laki-laki yang ingin menjadi ustadz," balas Naufal sambil tertawa pelan.

Adella pun ikut tertawa karena ucapan laki-laki itu barusan. "Cepet tobat kalo mau jadi ustadz."

"Pengennya gitu, tapi tadi lupa nyimpen hidayahnya di sebelah mana."

"Cari dong biar cepet ketemu."

"Gampang lah nanti tinggal gue free call aja soalnya kalo gak salah dia punya line."

Gadis itu kembali tertawa hanya karena sebuah ucapan Naufal yang tak masuk akal itu. Setelah tawanya mulai teda, ia berkata, "Omongan lo gak jelas ah, Fal. Oh iya, makasih buat semua yang udah lo lakuin hari ini. Lo udah banyak bantu gue."

"Gak jelas, tapi ketawa. Gimana, sih?" Naufal terkekeh pelan. "Iya, samasama. Gue cuma bantu sebisa gue aja kok."

"Emang gak jelas, tapi lucu sedikit jadi ketawa. Sekali lagi makasih ya, makalahnya juga rapi jadi gak banyak yang harus gue benerin," ucap Adella. "Belum lagi suratnya, gue ngakak loh baca itu. Sering-sering aja kirim gue surat kaya gitu, lumayan bisa jadi hiburan."

Mendengar penuturan gadis itu dari seberang sana, perlahan senyum Naufal mulai menghiasi wajahnya. "Bagus dong kalo gitu, perjuangan gue jadi gak sia-sia," sahutnya. "Gue juga seneng kalo surat itu bisa bikin lo jadi terhibur, padahal gue asal nulis doang. Ya lo tau lah, gue bukan tipikal cowo yang pinter berkata-kata."

Best PartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang