Part 38 : Unexpected

28.8K 1.8K 255
                                    

A/n : part ini nyampe 12 halaman gitu kalo di word. Maaf banget kalo kepanjangan atau apa, jadi kalo yg mager baca mending ga usah daripada nanti ngeluh2 ga jelas hehe. Happy reading guyss!!

**

Bertepatan dengan waktu yang menunjukkan pukul dua dini hari, Naufal dan ketiga temannya telah sampai di rumah minimalis berwarna putih itu. Berhubung mereka bisa dikatakan tidak dalam keadaan mabuk, maka tidak heran jika mereka masih bisa mengendarai mobilnya masing-masing. Hal itu karena minuman keras yang dikonsumsi oleh mereka tidak lah banyak dan tidak terlalu tinggi kadar alkoholnya. Mobil keempatnya pun telah terparkir di pekarangan rumah Naufal. Malam ini, mereka memang memutuskan untuk menginap di rumah Naufal. Kini mereka sedang berada di kamar anak laki-laki dari sang pemilik rumah itu.

Naufal sedang duduk di salah satu sofa yang berada di kamarnya, memikirkan kejutan seperti apa yang akan diberikan oleh laki-laki itu dalam menyatakan perasaannya kepada Adella. Ia menginginkan kejutan yang penuh dengan perjuangan bukan hanya sekedar mengeluarkan uang. Butuh waktu beberapa menit bagi Naufal untuk bisa menemukan sebuah rencana yang tepat sesuai dengan keinginannya itu.

"Gue udah punya ide," ucap Naufal sambil beranjak dari tempat duduknya. Lalu, ia menoleh ke arah teman-temannya. "Lo semua mau bantuin gue, kan?"

"Ya jelas lah," sahut Ryan.

Dean yang semula sedang memainkan ponselnya menjadi teralihkan untuk bertanya pada sahabatnya itu, "Jadi, kita harus bantu apa nih?"

"Lo bertiga ambilin tali rami sama jepit jemuran dong."

Revy mengernyitkan dahinya setelah mendengar perintah dari Naufal. "Buat apaan, Fal?"

"Gak usah banyak tanya, udah cepet ambilin aja dulu." Naufal melangkahkan kakinya menuju meja belajar.

"Okay, bos."

Ketiga temannya pun berjalan keluar dari kamar Naufal secara beriringan. Tinggal lah dirinya sendiri yang berada di dalam ruangan ini. Sembari menunggu ketiga temannya kembali, ia berencana untuk mencetak foto Adella dan dirinya yang berada di ponselnya. Tangannya mengambil sebuah kabel data yang tergeletak di atas tempat tidur, lalu ia berjalan ke arah meja belajar---di mana Macbook Pro dan printernya berada. Setelah printer tersebut menyala, ia menghubungkan benda pipih berwarna hitam itu pada Macbook Pronya dengan menggunakan kabel data.

Begitu semua foto yang kira-kira berada 20 buah itu telah berhasil dicetak dengan sempurna, ketiga temannya kembali ke dalam kamar dengan membawa tali rami dan jepit jemuran sesuai dengan permintaan Naufal. Mereka pun segera menghampiri Naufal yang terduduk di depan meja belajar dengan memegang beberapa foto hasil cetakannya.

"Woy, lo lagi ngapain? Serius amat," ucap Dean yang kini telah berada di samping Naufal bersama kedua temannya yang lain.

"Abis cetak foto."

"Buat apaan?" Kerutan di dahi Revy mulai bermunculan pertanda dirinya bingung. Bahkan, Dean dan Ryan pun melakukan hal yang sama dengan Revy.

"Ya buat besok," jawab Naufal seadanya membuat ketiga temannya tetap tidak mengerti. "Oh iya, tali rami sama jepit jemurannya ada, kan?"

Ryan menggangukkan kepalanya, lalu ia memberikan dua barang tersebut pada Naufal. "Yang kaya gitu, kan?"

"Terus mau diapain sih, Fal?" tanya Dean.

Naufal mengangkat foto yang baru saja dicetaknya ke hadapan tiga orang laki-laki tersebut. "Jadi, foto ini bakalan gue gantung di tali rami pake jepit jemuran."

Ryan terkekeh pelan. "Lo niat banget, anjing."

"Callista terlalu spesial buat gue, jadi gue mau cara nembaknya pun harus dibuat spesial dan beda dari mantan-mantan gue yang sebelumnya."

Best PartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang