Part 10 : Accidentally

29.5K 1.9K 493
                                    

Hari Minggu, hari di mana semua orang masih dapat beristirahat atau bermalas-malasan sebelum esok kembali melakukan aktifitas rutinnya. Begitupun dengan Adella, gadis itu sedang bermalas-malasan di kamar dengan earphone yang dipasang di kedua telinganya. Sementara, cemilan yang semalam baru saja dibeli dari supermarket berada di tangan kanannya.

Ketika dirinya sedang asyik menyanyikan lagu Closer milik The Chainsmokers, Bian-- papanya tiba-tiba memasuki kamar Adella. Gadis itu sudah sangat paham, Papanya pasti ingin mengajaknya keluar. Entah keluar untuk bermain golf atau sekedar makan dan jalan-jalan di Mall.

"Mau ngajak pergi, Pa?"

"Kamu udah tau banget, ya." Bian tertawa pelan melihat Adella yang sudah paham dengan kebiasannya. "Papa cuma mau ngajak kamu buat temenin Papa main golf. Tapi, kalau gak mau ya gak apa-apa, sih."

"Iya lah, Papa kan selalu gitu tiap hari Minggu," jawab Adella sambil menjulurkan lidahnya. "Mau kok Pa, kapan sih Adel nolak ajakan Papa?"

Pria berumur 40 tahun itu mengusap puncak kepala anak gadisnya. "Yaudah, kamu siap-siap ya, sayang. Bentar lagi kita berangkat, tapi Mama gak akan ikut."

"Okay, Pa." Adella mengernyit heran. "Kenapa Mama gak ikut?"

"Biasa lah, Mama kamu ada arisan."

Adella ber-oh ria panjang setelah mendengar jawaban dari Papanya. Kemudian, Bian berkata lagi, "Yaudah, Papa tunggu di bawah ya, sayang."

Gadis itu mengacungkan jempolnya seraya berkata, "Siap, bos."

Setelah Bian ke luar dari kamarnya, Adella langsung bersiap-siap mengingat waktu yang dimilikinya tak banyak. Begitu gadis itu merasa dirinya telah siap, ia ke luar dari kamarnya dan menghampiri Bian yang berada di ruang tengah.

"Pa, aku udah siap," ucap Adella membuat Bian menoleh ke arah anaknya itu.

Bian segera beranjak dari tempat duduknya. "Yaudah, yuk, pergi sekarang."

Adella mengangguk pelan, kemudian ia teringat akan Mamanya. "Mama udah berangkat, Pa?"

"Udah," balas Bian.

**

Saat ini, Adella dan Bian sudah sampai di Dago Golf Course. Dago Golf Course adalah salah satu lapangan golf tertua di Indonesia yang dibangun pada tahun 1917. Alasan Bian memilih untuk berlangganan di sini karena Dago Golf Course menawarkan 18 hole golf publik dalam landscape yang unik dari lokasi lembah di Bandung Utara.

Setelah memasuki lapangan golf, Bian langsung saja mengambil stik golf dan mulai bermain. Berhubung Adella tak bisa bermain golf, gadis itu memutuskan untuk menunggu Bian di tempat yang telah disediakan sambil memainkan ponselnya.

Ketika gadis itu sedang sibuk memainkan ponselnya, seseorang menepuk pundaknya pelan. Ia pun langsung mendongak ke arah seseorang yang telah menepuk pundaknya barusan.

"Callista?" tanya laki-laki itu dengan kedua matanya yang telah terbelalak secara sempurna.

"Naufal?"

Alih-alih menjawab, Naufal justru bertanya balik pada gadis itu. "Lo ngapain di sini?"

"Nemenin Papa," jawab Adella. "Lo sendiri?"

"Nemenin Papa juga, jangan-jangan kita jodoh?" tanya Naufal sambil tertawa cekikikan.

Adella mendelik sebal. "Males banget."

"Sekarang bilang males, lama-lama palingan jadi suka juga," ujar Naufal disertai tawanya. "Oh iya, Papa lo yang mana?"

"Terserah," jawab gadis itu singkat. "Mau ngapain?"

Best PartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang