Part 20 : Hurt

24.3K 1.7K 24
                                    

Setelah mengucapkan selamat pada sepasang kekasih yang baru saja resmi berpacaran hari ini, Naufal menghampiri teman-temannya dan duduk di sebelah Ryan. Lalu, ia mengambil pemantik yang tergelatak di meja untuk menyalakan rokoknya. Setelah itu, ia pun menghisap rokoknya lamat-lamat dan mengepulkan asapnya ke udara. Kali ini, Naufal benar-benar menghayati rokoknya karena ia ingin mengalihkan rasa sakit hati yang sedang dirasakannya.

"Lo dari mana aja, Fal? Kok telat datangnya?" tanya Vino yang membuka sebuah pembicaraan di antara mereka.

"Biasa lah, Vin. Malam mingguan," jawabnya berusaha sesantai mungkin walau kenyataannya tidak seperti itu.

"Lo kaya gak tau Naufal aja, Vin," timpal Dean.

"Emang lo lagi deket sama siapa, Fal?"

"Banyak, Vin. Semua cewe juga dideketin kalo sama Naufal," celetuk sahabat yang duduk di sebelahnya itu---Ryan.

"So tau lo!" Naufal menoyor kepala Ryan. "Gue cuma deket sama satu cewe kok, Vin. Gue kan setia."

Begitu mendengar ucapan Naufal barusan, Randy yang sedang meminum beernya, tiba-tiba saja tersedak. Lalu, ia berkata, "Setia ih, anjing!"

"Seorang Naufal setia? Mana ada anjir," ucap Farel.

"Kemasukan setan apa lo bisa bilang kaya gitu, Fal?" tanya Revy yang kini ikut menimpali pembicaraan teman-temannya.

"Setia ya, Fal? Setiap tikungan ada lo mah, goblok!" seru Aldo.

Vino tertawa terbahak-bahak, lalu ikut menimpali pembicaraan. "Gue setuju tuh sama singkatan dari Aldo. Stok cewe lo kan banyak, Fal."

"Tapi, yang gue sayang cuma satu, Vin."

"Oh, bagus dong. Terus kenapa gak lo tembak aja cewe yang lo sayang itu? Siapa tau dia bisa ngerubah lo biar gak jadi playboy lagi."

Naufal mengedikkan bahunya. "Cewe itu gak punya perasaan yang sama kaya gue."

Entah gadis yang dimaksud Naufal itu untuknya atau bukan, tetapi Adella merasa tersindir dengan perkataan yang baru saja keluar dari mulut Naufal mengingat laki-laki itu beberapa hari yang lalu baru saja menyatakan perasaannya.

Mata Vino sedikit terbelalak. "Serius lo, Fal? Kok bisa?"

Naufal pun merutuki dirinya sendiri karena ia tak seharusnya mengucapkan hal itu di depan Adella. Ia takut gadis itu justru tersinggung akan ucapannya. Maka, ia pun segera mengalihkan pembicaraan ini. "Udah lah gak usah dibahas, Vin."

"Sabar ya, bro. Gue yakin nanti pasti ada yang lebih baik dari cewe itu," ujar Vino.

Naufal mengulum senyumnya. "Thanks, Vin."

Vino mengangguk sebagai jawaban dari ucapan Naufal. Lalu, ia menoleh ke arah gadis yang kini telah menjadi pacarnya itu dan mengusap puncak kepalanya pelan. "Makan dulu, yuk? Kan tadi belum sempet makan."

Adella mengangguk singkat. "Tapi, Kak Arvin juga makan."

"Iya lah, sayang," sahut Vino sambil mencubit pipi gadis itu pelan.

"Jadi, pengen punya pacar deh. Biar bisa ada yang dipanggil sayang," celetuk Ryan.

"Cari makanya, jangan jomblo terus," cibir Aldo.

Ryan menautkan sebelah alisnya sebelum membalas ucapan Aldo. "Lo ngomong gitu kaya lo sendiri udah punya pacar aja, setan!"

"Lah? Suka-suka gue lah mau ngomong apa juga, ini mulut-mulut gue."

Di saat yang lain tengah asyik berbicang, berbeda dengan Naufal yang justru tidak memperhatikan pembicaraan teman-temannya karena perasaan cemburu yang terlalu mendominasi dalam dirinya.

Best PartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang