Part 19 : Dinner

25.9K 1.8K 93
                                    

Vino sedang terdiam di kamarnya memikirkan rencana yang akan dilakukannya malam ini. Semua memang sudah berjalan sesuai dengan rencana, hanya satu yang kurang. Ia membutuhkan Farel dan anggota komunitas FNE lainnya untuk meramaikan suasana. Maka, ia pun mengambil ponsel hitam yang berada tak jauh dari dirinya dan mulai mengetikkan sesuatu di layar ponselnya.

Arvino Gardana : Rel, mau bantuin gue, gak?

Arvino Gardana : P

Arvino Gardana : P

Farel Mahardika : Sabar elah, gue baru bangun. Kalo gue bisa, pasti gue bantu lah. Emang apaan, Vin?

Arvino Gardana : Bentar, gue ceritain di telepon deh biar jelas.

Laki-laki itu pun membuka kontak di ponselnya dan mencari nama Farel di sana. Setelah kontak---nama dan nomor telepon milik temannya itu muncul di layar, ia langsung saja melakukan panggilan pada Farel dan menjelaskan semuanya di telepon secara rinci. Karena waktu yang dimilikinya tak banyak, jadi ia hanya memberitahukannya pada Farel saja. Biar nanti, Farel lah yang memberitahukan lagi pada yang lainnya.

**

Gadis itu sedang menghabiskan hari liburnya dengan menonton salah satu film favoritnya yaitu, Harry Potter. Ketika film akan memasuki klimaks, ponsel milik gadis itu berbunyi. Tangannya bergerak untuk mengambil ponsel dan menggeser layanya ke arah kanan. Tak lama, suara berat milik Vino mulai terdengar di seberang sana.

"Sore, cantik," sapa Vino.

"Sore juga, Kak Arvin," jawab Adella. "Kenapa, Kak?"

"Malem ini kamu ada acara, gak?"

"Nggak kok, Kak," jawab Adella.

Vino menghembuskan napasnya dulu sebelum mulai berbicara. "Kalo Vino ngajak dinner, mau gak?"

"Dinner dimana, Kak? Boleh aja sih."

Vino mengulum senyumnya begitu mendengar ucapan Adella yang menerima ajakannya. "Rahasia dong biar kejutan, okay deh nanti jam 7 Vino jemput. Gak perlu dandan yang berlebihan, Vino lebih suka kamu yang tampil natural. Oh iya, kalo bisa dressnya jangan yang terlalu terbuka ya, Del."

Gadis itu sempat mengerutkan dahinya sebelum memebalas ucapan Vino. "Dress? Jadi, aku harus pake dress, Kak?"

"Bisa dibilang gitu, emangnya kenapa, Del? Ada masalah atau gimana?"

"Oh nggak bukan gitu, Kak," sergah gadis itu cepat. "Aku pikir kakak cuma mau ngajak makan martabak greentea. Makanya, aku bingung kalo perginya cuma ke tempat martabak, ngapain harus pake dress."

"Oh iya ya, waktu itu Vino ngajaknya makan martabak bukan dinner." Vino tertawa dari seberang sana. "Gak apa-apa kan kalo makan martabaknya diundur jadi minggu depan?"

"Ya, gak apa-apa kali, Kak. Kalo aku sih gimana kakak aja mau kemana juga, kan kakak yang ngajak," sahut Adella. "Yaudah aku siap-siap dulu, ya."

"Iya deh, dah cantik."

"Dah, Kak Arvin," jawab Adella sebelum sambungan telepon dimatikan lebih dulu oleh Vino.

Begitu sambungan telepon terputus, Adella segera mematikan film yang tadi sedang diputar di Macbook Pronya. Setelah itu, ia beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Sudah cukup menghabiskan waktunya sekitar 15 menit di kamar mandi, kini gadis itu sedang sibuk mencari dress yang sederhana namun tetap terkesan formal.

Best PartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang