[64] Hukuman

1.1K 197 7
                                    

Selamat membacaa📖📖🎉 (54)

🐡🐙🐚🐬🐌🐛🐜

Chapter 64
"Hukuman terberatku sekarang bukanlah lagi lari keliling lapangan puluhan kali bahkan ratusan kali ataupun membersihkan seluruh ruangan di sekolah ini, namun hukuman terberatku sekarang adalah berhenti mencintai kamu, melupakan kamu, atau bahkan putus dari kamu."

***

Iqbaal melempar tasnya ke tempat duduknya, yaitu samping (Namakamu). Bangku sebelahnya masih kosong, pertanyaannya; Kemana (Namakamu) nya? Biasanya ia datang lebih dulu jika Iqbaal tak menjemput dan mengajaknya ke sekolah barengan.

"Eh Kyai, (Namakamu) belom dateng yak?" Tanya Iqbaal pada Kyai teman sekelasnya, nama panggilan aslinya sebenarnya bukan Kyai, tapi Alvan. Alvan Syairufdin. Nama Kyai terbentuk karna 'sYAIrufdin', K nya berasal dari mana? Kalimantan, pulau kelahiran Kyai.

Kyai menggeleng, "Kaga ada batang idungnya dari pertama kali gue masuk, Baal." Ucap Kyai.

Iqbaal mengangguk, dan asal kalian tau; Kyai ini orangnya kerajinan, ia datang ke sekolah jam lima lebih 45, hanya untuk mengerjakan pr disekolah🐸. Kenapa tak di rumah? 1. Karna setiap di rumah, Kyai selalu lupa apa tugas yang di berikan gurunya.
2. Karna sampai di rumah, ia selalu bermain game, dan berhenti hanya untuk makan, mandi, dan tidur, menata jadwal besoknya.
3. Karna setiap di rumah (2), Kyai selalu berpikir positif alias 'PR mah gampang, besok ngerjain paling selese dalam waktu 30 menit.

Padahal nomor 3 di atas, realita berbanding terbalik dengan khayalan.

"Makasih." Setelah mengucapkan itu, ia melangkahkan kakinya menuju ke arah bangku Arga.

***

(Namakamu) kali ini berangkat dengan Arius menggunakan motor Vario merah milik (Namakamu), "Kak, lama amat sih lu. Cepetan, bentar lagi masuk guenya."

Arius menatap dirinya di kaca spion, mengaguminya sendiri. Lalu, menjalankan motor Vario merah adiknya ke sekolahan adik sepupunya.

"Ah lu lama, telatkan jadinya." Omel (Namakamu) kepada kakak sepupunya. Arius menghela nafasnya kasar,

"Maaf elah, lu mah marah-marah mulu dari tadi."

Dan, Arius menstarter(?) motor (Namakamu) lalu meninggalkan (Namakamu) sendirian di depan gerbang yang tertutup.

"Pak, bukain elah" Mohon (Namakamu) kepada Pak Bagus, satpam sekolahan.

Pak Bagus menggelengkan kepalanya, "Males ah (Nam), lagian percuma eneng masuk, bakalan di hukum guru juga." Katanya,

"Mending di hukum pak, daripada dikunci depan gerbang." Ucap (Namakamu).

"Pak, mending bukain. Kasian (Namakamu)nya." Ucap seorang lelaki yang muncul di samping Pak Bagus.

Kalian pasti tau, ini siapa dong💋

Iya, Aldi alias Rafael. Mantan (Namakamu) yang (Namakamu) lupain.

"Gabisa gitu." Ucap Pak Bagus menolak mentah-mentah.

Rafael menghela nafas kesal, "Pak, daripada dia di luar mending dia di hukum pak. Kalo diluar, keliatannya gembel telat, padahal kan dia itu gembel yang saya sayang pak." Ucap Rafael, Pak Bagus mendengus, dan membuka gembok gerbang sekolah dengan tak niat.

(Namakamu) tersenyum senang, dan menarik tangan Rafael untuk menuju kelas yang tempatnya ia lupa. "Makasih ya," Ucapnya.

Rafael tersenyum riang, menatap genggaman tangan (Namakamu) di tangannya. Namun, sesegera mungkin ia menarik (Namakamu). "Kelas kita ke arah sana, masa lu lupa?" Tanya Rafael terkekeh.

[1] Aileen Dan Aline✨IDRWhere stories live. Discover now